14. halo Issyana!

503 63 4
                                    

©Hello Jean


Di atas ranjang sederhana Jaffin mendekap tubuh putranya yang masih terlelap. Sesekali menciumi pipinya dengan gemas sebab terlihat chubby. Pagi berkabut yang masih terasa dingin, Jaffin ikut masuk bergulung di bawah selimut.

Suhu tubuh anak itu masih tinggi semalam, membuat semua orang di rumah khawatir sebab Jean yang tidak bisa tertidur. Anak itu baru bisa tertidur tenang ketika hari mulai fajar, membuat semua orang tergaja dan tidak ada yang bisa tidur nyenyak.

"Kamu udah mandi belum Mas?"

Tanpa melepas dekapannya Jaffin beralih pada Reana yang baru saja memasuki kamar. Wanitanya itu sudah terlihat rapi memakai dress panjang berlengan pendek. Wajah yang hanya dipoles make up tipis terlihat sangat cantik di matanya. Mereka sudah tiga tahun menikah, tetapi Jaffin masih sangat mengangumi sosok istrinya.

"Belum, kenapa?"

"Buruan mandi, udah ditungguin ayah."

"Mau kemana emangnya?"

Melihat istrinya berjalan mendekat membuat Jaffin semakin mempererat dekapannya pada Jean. Sedetik kemudian selimut yang menutupi tubuhnya tersingkap karena ulah Reana.

"Ke rumah Hesha, pada mau nyembelih kambing."

"Pagi-pagi gini? Masih dingin bub." keluh Jaffin.

Wanita itu mendengus, "udah jam delapan Mas. Buru ah dari pada kena omel ayah."

"Mas harus banget ikut? Kesananya sama kamu aja sih."

"Harus, Mas. Besok kalau kamu punya anak nggak ada yang mau bantuin sembelih kambing kalau kamu ga ikut." jelas Reana.

Kekeluargaan mereka sudah sangat mendarah dengan gotong royong, maka semua orang setidaknya harus menampakkan wajah sebagai bentuk menghargai. Jika tidak terlihat batang hidungnya maka sudah pasti akan menjadi bahan omongan. Dan Reana tidak mau suaminya itu dibicarakan oleh keluarga besarnya.

"Lah, sekarang mah ada jasa bub. Nggak usah repot, udah pasti dianter dalam bentuk gulai kambing."

"Cepetan!" Reana menepuk paha suaminya sedikit keras. Sudah muak dengan berbagai alibi suaminya.

Suaminya ini tidak ada bedanya dengan Jean yang terus menjawab jika diberi tahu. Sungguh menyebalkan. Sudah banyak tanya, banyak alasan pula.

"Iyaaa-iyaaa Bundaaaa." kalah Jaffin yang menjawab dengan nada seperti Jean ketika terpaksa menurut dengan Reana.

Jaffin bangkit dengan rasa malas. Bukannya ia enggan datang ke rumah Hesha, hanya saja dia masih malas untuk menyentuh air yang pasti terasa dingin. Kamar mandi di kamar lama istrinya ini tidak ada water heater, jadi mau tidak mau dia harus mandi dengan air dingin.

"Panasnya udah turun, kasihan baget semalem nggak bisa tidur." cetus Reana yang menyentuh dahi putranya.

"Dia kalau sakit emang gitu kan, maunya digendong baru bisa tidur. Di turunin bangun lagi, jadi kitanya yang nggak bisa istirahat." keluh Jaffin.

Sebab semalaman penuh dia yang menjadi tahanan putranya. Jaffin harus terus menggendong Jean agar bisa tertidur. Karena setiap tubuh Jean diletakkan di ranjang, dia akan terbangun dan mencari-cari Jaffin meminta untuk tetap digendong. Lelaki itu baru bisa terlelap ketika putranya benar-benar tertidur nyenyak.

"Ya mau gimana, baru dikasih sakit kok. Udah sana kamu mandi, malah ngajak ngobrol." desak Reana yang kembali meminta suaminya itu agar bergegas.

"Yeuu kamu duluan, Mas kan cuma jawab." balasnya yang kemudian segera bergegas. Sebelum bibir istrinya itu kembali mendesaknya untuk mandi.

hello Jean ft. Na Jaemin [on hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang