18

208 48 5
                                    

©Hello Jean

Setengah jam Reana berada ditengah-tengah ibu-ibu sosialita akhirnya bisa bernapas lega ketika Yuna menyadari ketidaknyamanannya. Pasalnya acara arisan yang Yuna bicarakan lebih tepat dengan pernyataan Jaffin, benar jika arisan hanyalah alibi karena pada kenyataannya mereka hanya menggosip dan mencoba memamerkan barang yang mereka miliki.

Melihat bagaimana perkumpulan mertuanya Reana jelas menyadari begitu banyak perbedaan di antara mereka. Di lingkungannya, ibu-ibu biasanya bertukar informasi ketika sore hari saat menemani cucu atau anaknya bermain di luar rumah atau pagi hari ketika mereka berkumpul di tukang sayur. Tidak ada alibi pergi arisan dengan hidangan mahal serta memakai barang-barang mewah keluaran brand ternama yang hanya ada beberapa.

"Pilih aja yang kamu suka, kuras harta suamimu itu."

Reana mengangguk kecil ketika mertuanya mendapati dirinya curi-curi pandang ke arah display counter. Niatnya datang ke sini hanya untuk menemani Yuna yang katanya ingin membeli sebuah kalung edisi terbatas, namun namanya juga perempuan perhiasan adalah sesuatu yang terlihat cantik dan akan selalu ada hasrat ingin memiliki.

"Kamu dikasih card kan sama Jaffin?" tanya Yuna sembari melirik putranya yang membuntut di belakang.

"Iya."

"Nah, kalau kamu gak dibeliin sama Jaffin, berangkat sendiri beli apa yang kamu mau pakai kartu itu, jangan sia-siain kesempatan yang kamu punya."

"Istriku nggak seboros Bunda, Bunda tau nggak setiap istriku ini mau sesuatu pasti izin dulu ke suaminya? Nggak kayak Bunda yang main gesek kartu gitu aja." Jaffin menimpali.

"Heh, Bunda begini juga udah di acc sama papamu."

Reana menepuk suaminya pelan agar lelaki itu tidak lagi menjawab perkataan mertuanya, walaupun Reana tahu itu hanya bercanda.

"Aku mau cari kado buat mba Issa, Bunda ada rekomendasi nggak mending beliin kalung atau gelang buat perempuan yang habis melahirkan?"

Yuna yang wajahnya terlihat kesal perlahan melunak begitu menantunya bertanya, "kok belum kasih kado? Bukannya habis dari sana, ya?"

"Kemarin baru kasih buat babynya, buat ibunya belum. Padahal harusnya aku kasih ke ibunya dulu kan ya, Bun?"

"Nggak harus duluan ibunya atau babynya yang penting kamu tulus aja waktu ngasih. Ayo lihat-lihat dulu nanti baru ambil yang paling cocok."

Sebenarnya Reana tidak tahu soal selera Issabel, perempuan yang berstatus sebagai iparnya itu sungguh pekerja keras, sedikit tomboy tapi akhir-akhir ini terlihat begitu feminim semenjak hamil. Kemarin Reana tidak memberi banyak hadiah, dia hanya memberi satu buah stroller, lima pasang baju dan beberapa perlengkapan bayi. Memberi hadiah untuk Issabel baru terlintas ketika menyadari tidak ada satupun hadiah di rumah Hesha yang ditujukan untuk perempuan itu, semua orang memberi untuk Issyana.

"Ibu mau coba lihat yang ini? Gelang ini edisi terbatas di toko kami, setiap tiga bulan sekali kami mengeluarkan hanya satu jenis dan satu barang untuk tema ibu dan anak, gelang couple ini kebetulan baru keluar kemarin dan belum ada pemiliknya." Jelas pramuniaga itu dengan ramah.

Lelaki yang masih terlihat sangat muda itu mengeluarkan sepasang gelang dengan ukuran yang berbeda. Batu mulianya keling-keling begitu indah, warnanya merah jambu dengan sedikit warna biru muda membuat hati Reana berdesir ingin memilikinya. Matanya tidak mengerjap, terus menatap pada benda yang hanya bisa dia miliki salah satunya, sebab pada siapa dia akan memberi pasangannya?

hello Jean ft. Na Jaemin [on hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang