20.

149 39 3
                                    

©Hello Jean

"Bunda... aku capek...."

Keluhan dari bibir Jean adalah hal pertama yang Reana dengar ketika putranya masuk ke dalam mobil. Wajahnya lesu tidak bersemangat, tidak seperti hari-hari biasanya yang disambut dengan ceria.

"Kok Papa ikut? Nggak kerja?" tanya anak itu kebingungan ketika melihat sang papa duduk tepat di sebelah bunda.

"Papa badannya lagi nggak enak jadinya pulang. Adek capek kenapa? Hari ini kegiatannya banyak ya."

"Hu.um"

"Ngapain aja tadi di sekolah?"

"Hari ini kelas olah raganya berkuda, terus tadi pagi bekalnya Adek kebawa sama Papa."

"Kok bisa lupa lagi, kan Bunda udah berkali-kali ingetin biar nggak kelupaan. Bekalnya ditaruh di dalem tas aja, jangan di luar."

"Iyaaaa, maaf. Aku kan tadi mau pamer sama Sasa sama Ael, Bundaaa."

"Nah itu, akibat niatnya jelek jadinya kelupaan."

Satu tangan wanita itu terangkat untuk merangkul putranya gemas, selalu ada saja hal-hal berbeda yang dilakukan putranya setiap hari.

"Papa sakit kenapa?" Jean berpaling ke arah Jaffin ketika menyadari lelaki itu tidak menyahut sama sekali.

"Papa kelelahan karena terlalu banyak kerja."

Kepala lelaki itu bersandar dengan mata terpejam, seperti sedang menahan sesuatu yang memberat di kepalanya. Di daerah leher lelaki itu menetes keringat bercucuran, sepertinya kemeja yang berada dibalik jas itu telah basah. Jaffin bahkan tidak bergerak ketika tangannya ditarik oleh Jean.

Menyadari keadaan suaminya yang semakin memburuk wanita itu menempelkan punggung tangannya ke leher suaminya. Bagian itu paling jelas basahnya, dan terasa panas ketika tersentuh. Reana menyadari jika suaminya terserang demam, bukan hanya kelelahan.

"Jasnya dilepas aja ya, Mas. Badanmu udah basah." Reana menarik diri dari pelukan kecil putranya, beralih pada Jaffin yang sudah tidak ada tenaga.

Lelaki itu hanya berdeham, tidak melakukan perlawanan ketika istrinya melepaskan Jas yang dia kenakan. Bibirnya pucat pasi, matanya yang terpejam sayu dengan napas sedikit memburu. Selama pernikahan, Jaffin jarang sekali terserang demam tetapi akhir-akhir ini lelaki itu terlalu banyak bekerja hingga larut malam. Terlalu banyak begadang, minum kopi dan sesekali merokok benar-benar menghancurkan pola hidup.

Reana meminta sopirnya-pak Budi untuk melaju lebih cepat. Perasaan khawatir mulai melanda ketika bibir tipis suaminya mengeluarkan keluhan tidak nyaman. Jaffin merasa badannya seperti terseok-seok, kepalanya pening tak tertahan dan pada saat-saat seperti ini dia mulai membenci suara berisik dari laju kendaraan.

"Adek tasnya dibawa sendiri ya?" Pinta Reana ketika mobil sudah berhenti tepat pada halaman rumah.

"Iya Bunda..."

Reana tersenyum tipis melihat putranya yang menurut, Jean meraih tas ranselnya, menenteng dan berjalan mengikuti langkah.

"Badanmu panas, aku bikinin sup sama air jahe dulu ya. Nanti minum obat habis makan."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

hello Jean ft. Na Jaemin [on hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang