12. pelukan hangat milik bunda

452 65 4
                                    

©Hello Jean

Beberapa hari ini cuaca sedikit tidak bersahabat. Panasnya sungguh menyengat. Namun, ketika sore menjelang awan mendung datang dan turun hujan. Cuaca seperti ini justru membuat tubuh cepat kelelahan, seperti Jean yang juga terkena dampaknya akhir-akhir ini. Hari ini anak itu merengek lemas semenjak naik ke atas mobil, setelah membelah panas yang luar biasa meyengat di luar sana.

"Bunda, kepalaku pusing." keluhnya pada sang ibu. Lalu bersusah payah untuk berpindah ke depan, ingin duduk di atas pangkuan ibunya.

"Eh! Jangan ke depan, kasihan Bunda kalau harus pangku kamu. Biar Bunda yang pindah ke belakang."

Lelaki yang lebih dewasa menghalau putranya yang tetap memaksa ingin berpindah. Bukannya tidak boleh, tapi Jaffin tidak mungkin membiarkan istrinya pegal-pegal selama perjalanan. Anak itu akhirnya menurut setelah melihat Reana sigap keluar dan berpindah ke sebelahnya.

Dengan cepat Jean menyergap tubuh Reana, memeluknya seraya mengadu jika tubuhnya lemas dan kepalanya terasa pening.

"Loh, loh kok panas?"

Wanita itu terkejut dengan perubahan suhu tubuh putranya. Tangannya terasa panas begitu menyentuh tubuh Jean yang memeluknya. Padahal tadi pagi putranya baik-baik saja, tidak mengeluh sama sekali.

"Air putihnya hari ini habis nggak? Takutnya Adek dehidrasi."

Jean mengangguk pelan. Botol minumnya sudah kosong, hari ini dia juga minum susu kotak yang diberikan oleh Disa. Jadi tubuhnya tidak kekurangan cairan yang menyebabkan dehidrasi.

"Demam kali, Bun?" Dari tempatnya Jaffin menerka.

"Kayaknya sih iya, tenggorokanmu sakit nggak dek?"

Anak itu menggeleng lemah, wajahnya memerah menandakan kali ini dia benar-benar tidak enak badan. Tangan kecilnya memeluk perut Reana lebih erat dan menumpukan kepalanya di paha wanita itu.

"Nanti sampai rumah yangti langsung minum obat ya, Bunda kompres terus dibawa tidur." ujarnya sembari mengusap lembut kepala putranya.

"Kok ke rumah yangti?"

"Iya, mau jenguk adik bayinya om Esha."

"Om Esha punya adik bayi?"

"Punya, baru lahir. Besok ada acara aqiqah jadi kita ke sana. Adek mau lihat adik bayinya nggak?"

"Mau. Adik bayinya cewek apa cowok, Bunda?" tanya yang lebih kecil dengan suara cenderung pelan.

"Cewek." jawab Reana menatap mata putranya yang berbinar.

"Rambutnya panjang? Udah bisa dikuncir dua?"

Di depan Jaffin hampir saja melempar tawa. Mana ada anak perempuan yang baru lahir langsung berambut panjang? Tapi tak heran jika pertanyaan itu keluar dari mulut putranya.

"Belum dong, kan masih bayi jadi rambutnya masih pendek."

Jean mengangguk-angguk, matanya yang hampir terpejam kembali terbuka sebab obrolan terdengar menarik perhatiannya. Dia sudah tidak peduli pada pening yang menyerang kepalanya. Sekarang bayangan menggemaskan adik bayi milik om Hesha yang memenuhi pikirannya.

hello Jean ft. Na Jaemin [on hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang