Pejuh Sang Binaraga [Bridge to Climax]

2.8K 29 6
                                    

Sinopsis

Bukan hanya Revan saja yang melakukan eksplorasi. Gerald pun melakukan hal yang sama. Kali ini, Gerald ditawari menjadi binaragawan di sebuah kontes binaraga. Setelah berbicara dengan Revan, ia mendapatkan izin dan dukungan.

Untuk mempersiapkan diri, Gerald dan Revan berolahraga bersama. bukannya berolahraga pada umumnya, keduanya malah melakukan olahraga spesial. Olahraga spesial ini tidak hanya membuahkan peluh, akan tetapi juga pejuh. Tepatnya, pejuh sang binaraga.

Peran Revan tidak hanya mendukung Abang Gerald tersayangnya saja. Di sisi lain, Revan mulai bersiap-siap untuk hadiah terbaiknya untuk ulang tahun Gerald.

Bagaimana kontesbinaraga yang diikuti oleh Gerald? Dan hadiah apakah yang dipersiapkan olehRevan?

---

Gemoy

|| Author's POV

Sebelum tidur, Revan menggosok gigi dan melakukan serangkaian rutinitasnya. Setelah selesai, ia segera keluar dari kamar mandi. Kini, saatnya Gerald yang membersihkan diri sebelum tidur. Kucuran air terdengar nyaring disertai nyanyian kecil.

Beranjak menuju ranjang, Revan terhenti di depan cermin dan fokus melihat pantulan tubuhnya. Ia pegang perutnya yang terlihat sudah mulai mengembang. Ia usapkan tangannya pada perut tambunnya.

"Kenapa gue makin gendut, ya?" ucap Revan pada dirinya sendiri.

Di tengah monolognya, pintu kamar mandi terbuka. Gerald telah menyelesaikan mandinya dan hanya melilitkan handuk kecil untuk menutupi selangkangannya. Dirinya dibuat heran pada Revan yang mengusap-usap perutnya sendiri.

Gerald kemudian memosisikan diri di belakang Revan. Tak sampai sana, ia langsung memeluknya dari belakang. Ia dekap Revan dengan lembut.

"Perutnya sakit?" tanya Gerald dengan sangat perhatian.

"Bukan, Bang," jawab Revan.

"Apa ada anak kita di sana?" tanya Gerald dengan guyonnya.

"Buset. Bukan! Gue gendutan, Bang..." bantah Revan.

"Terus... Kalau gendutan kenapa?" tanya Gerald.

"Gue pengen hidup sehat. Kalau bisa punya badan bagus kayak lo, Bang," balasnya.

Revan kemudian berbalik menghadap Gerald. Kedua tangannya menyentuh tangan Gerald yang kokoh. Jarinya kemudian bertamasya ke dada bidangnya. Dan bibirnya mengecup lembut dada sang Abang.

Secara refleks, Gerald kemudian berpose double biceps dan mengencangkan otot-ototnya. Lanjut, tangan Revan bergerak menuju otot sayap Gerald yang berbarik-barik. Tangannya menyentuh lembut, sarat akan kekaguman dan pemujaan.

"Gue iri sama tubuh lo," ujar Revan.

"Bukan masalah. Gemoy dan imut. Abang suka," balas Gerald masih dengan pose double biceps.

"Abaaang..." timpal Revan seraya memeluk tubuh kekar Gerald.

***

|| Revan's POV

Beberapa bulan terakhir ini gue selalu keranjingan waktu lihat makanan manis dan pedas. Dan karena itu, gue jadi sering pesan makanan-makanan tersebut. Gue kangen sama tubuh ideal gue.

"Abang, semisal hari Sabtu besok gue ngegym di tempat lo gimana? Apa boleh?" tanya gue ke Abang Gerald yang baru saja merebahkan badan di ranjang.

"Boleh. Mau ditemenin apa mau sendiri?" balas Abang.

Gakuat Sama Abang Yang Muscle [Tersedia di Karyakarsa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang