A/N:
Aku balik lagi untuk ajak kalian menemukan pembunuh sebenernya. Bantu Ari mengungkapkan dalang di balik tragedi mayat dalam freezer.
Dan ... jangan lupa tinggalkan vote dan komen.
Gelas berisi air putih disuguhkan, seorang pria dengan kepala yang hampir seluruh rambutnya tertutup warna putih menetapkan bokongnya di sebuah sofa.
"Diminum, Pak," titah pria itu yang tidak lain adalah seorang kepala sekolah SMA Negeri 013 atau lebih tepatnya tempat menimba ilmu Kai dan Mona.
Ari mengangguk sopan seraya meraih gelas untuk sekadar menghargai pemberian.
"Lalu, kalau boleh saya tahu, bagaimana perkembangan kasus Kaina, Pak?" tanya kepsek tersebut.
Punggung tangan digunakan untuk mengusap air di sudut bibir, detektif itu lantas membenarkan letak duduknya. "Masih belum ada perkembangan yang signifikan, Pak. Walaupun Mona sudah siuman, kami masih kesulitan untuk berkomunikasi dengan dia."
Kepala sekolah menghela napas cukup panjang. "Saya tidak mengira akan ada kasus seperti ini di sekolah yang hampir setiap tahunnya mendapat predikat baik. Saya merasa gagal sebagai pemimpin."
Ari ikut menghela napas. Jika kepala sekolah saja merasa gagal, bagaimana dengan dirinya yang diberikan tugas untuk mengungkapkan fakta di balik pembunuhan, namun sampai sekarang belum juga menemukan titik terang. Meski memang Mona sudah ditetapkan sebagai tersangka utama, entah mengapa Ari belum mempercayainya seratus persen.
Ada banyak hal yang ganjil menurutnya, terutama perihal bagaimana Mona memindahkan tubuh Kai untuk dimasukkan ke freezer, sedangkan bobot tubuh keduanya selisih dua belas kilogram dengan Kai yang lebih besar; 57 kg.
"Pak Ari."
Suara kepsek berhasil menyadarkan Ari dari lamunannya. Si empu kembali fokus ke tujuan utama mengapa bisa ia berada di sini.
"Pak, boleh saya menemui wali kelas Kai dan Mona? Kalau saya tidak lupa, mereka satu kelas, 'kan?" tanyanya.
"Iya, betul. Bahkan, mereka selalu berada di kelas yang sama sejak kelas sepuluh. Dan untuk wali kelas ...." Kepala sekolah menjeda ucapannya untuk melihat kertas berisi jadwal mengajar para guru. "Yaaah, sayang sekali, Pak Deni tidak ada jam hari ini," lanjutnya.
"Pak Deni?" beo Ari. "Dia ambil mata pelajaran apa, Pak, kalau boleh saya tahu?"
"Biologi. Besok jadwal beliau mengajar di kelasnya."
Ari terangguk-angguk. "Boleh saya ke kelasnya, Pak?"
"Oh, tentu saja boleh. Tapi saya tidak bisa mengantar Bapak karena ada jadwal pertemuan dengan para komite sekolah."
Tok. Tok. Tok.
Pintu yang tak tertutup sempurna itu diketuk. Dua orang di dalam ruangan cukup luas itu sontak menoleh ke sumber suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
In The Refrigerator
Mystery / ThrillerMona terbangun dari koma dalam kondisi tangan diborgol tanpa tahu apa yang telah dirinya perbuat. Dituduh menjadi pembunuh teman akrabnya, Mona tidak bisa berkutik saat bukti-bukti kuat menjurus kepadanya. Lantas, bagaimana nasib Mona setelah itu? H...