15. Kabar Gembira Yang Tak Menggembirakan

82 12 0
                                    


Laptop dikeluarkan dari tas jinjing hitam yang sebelumnya tersimpan di atas lemari nakas, lantas diletakkan di permukaan kasur tepat di samping kaki Mona yang masih kaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Laptop dikeluarkan dari tas jinjing hitam yang sebelumnya tersimpan di atas lemari nakas, lantas diletakkan di permukaan kasur tepat di samping kaki Mona yang masih kaku.

Jemari pria berkulit kuning langsat itu menari di keyboard, entah sedang melakukan apa, sebab sejujurnya Mona begitu buta dengan perangkat keras tersebut.

"Kamu penasaran, ‘kan, bagaimana kecelakaan itu terjadi sampai membuat tubuh kamu berakhir tak berdaya seperti ini?” tebak Edward.

Mona mengangguk, ia bahkan begitu tersiksa kala tiap kali berpindah posisi harus menahan nyeri yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata bagaimana rasanya.

Layar tipis benda elektronik itu diarahkan tepat menghadap Mona. Tubuh Edward yang sebelumnya merunduk, lantas menjauhkan diri, lalu menarik kursi untuk diduduki.

"Rekaman ini berisi detik-detik sebelum tubuh kamu terpental sepanjang dua meter dari posisi awal," jelas Edward.

Sikap siaga pengacara itu tetapkan, khawatir dengan kondisi Mona setelah melihat isi rekaman. Berbeda dengan si remaja yang tampak fokus memperhatikan.

Terlihat jalan raya yang lenggang, lalu-lalang kendaraan roda dua bisa dihitung jari atau mobil yang nyaris tidak ada lewatnya. Hingga, tak lama kemudian, sebuah mobil truk tak bermuatan tertangkap kamera pengawas bergerak dari arah kanan. Namun, sang supir seperti baru bisa mengendarai mobil karena geraknya yang berbelok-belok tak sesuai aturan.

Hingga, dari dalam sekolah, keluarlah gadis berpakaian santai berupa celana jeans dan kaus putih polos berbalut jaket bomber kebesaran yang berlari kencang.

Sungguh begitu nahas nasibnya. Mobil yang terus tak terkendali, dan remaja perempuan yang hanya fokus berlari sampai tidak perduli dengan sekitar, alhasil sebuah tragedi tak disangka-sangka terjadi.

Mona membekap mulutnya menggunakan kedua telapak tangan saat menyaksikan tubuh remaja perempuan yang rupanya ia sendiri terhantam kepala truk sampai terpental jauh.

Ternyata ini yang Mona lupakan.

Terlihat Mona tak berdaya di rekaman itu, namun kepalanya masih sesekali terangkat seakan tengah meminta sebuah pertolongan. Lalu, tak lama sang supir keluar dengan tangannya yang memegangi kepala tampak kebingungan dengan situasi hasil kelalaiannya.

Namun, tiba-tiba kamera berganti angle. Tempat kejadian perkara tidak lagi tersorot.

Dalam rasa penasaran, Mona dibuat panik. Si empu menatap ke arah Edward, sedangkan pengacara itu tampak biasa saja.

"Pak, kameranya ada yang geser," adu Mona.

Edward menggeleng. "Nggak, Mona. Kameranya aja dipasang di lantai dua, siapa yang mau geser kamera setinggi itu?"

"Terus kenapa ini geser, Pak? Aku penasaran, supir itu kabur atau tolongin aku," cicitnya.

"Angle-nya berubah karena kamera ini bergerak secara otomatis setiap sepuluh menit. Dan untuk supir, kamu tenang aja, supirnya bertanggung jawab penuh. Ambulance yang membawa kamu ke rumah sakit, itu dia yang menelepon,” jelas Edward.

In The RefrigeratorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang