15

172 8 0
                                    

Azaan terduduk dengan kedua tangan menumpu pada dagu nya. Di wajah nya terdapat semburat merah, dihiasi senyum tipis, serta pupil matanya agak melebar. Entah apa yang ada di pikirannya, tapi semoga saja bukan hal jorok yang ia pikirkan. Kini azaan sedang berada di ruangannya. Di pojok meja nya, beberapa kertas agak menggunung. Jika dilihat lihat, sepertinya azaan akan sibuk hari ini. Tapi apa yang bos besar itu lakukan? Asik dengan fantasi khayalnya sendiri. Namun hal itu tak berlangsung lama, karena suara ketukan pintu membuat azaan tersadar. Tak lama, Amara a.k.a rival nya Mona pun masuk. Kali ini ada yang berbeda dari Amara. Rambutnya lurus, kancing baju atasnya makin terbuka, dan rok span nya makin naik keatas. Kenapa tidak telanjang saja?

"Selamat pagi pak azaan yang paling ganteng se-Ramanda group. Sebelum mara kasih info soal kerjaan, Mara mau kasih tau kalau hari ini di pantry sedia susu segar" Amara mulai bersuara.

Astaghfirullahaladzim.

Wajah azaan yang tadinya sangat sumringah, langsung berubah seratus delapan puluh derajat. "Apa itu urusan saya?" Jawab nya dingin.

"Kalau bapak mau, saya bisa ambilkan" sahut Amara seraya terus mendekati azaan.

"Hari ini, saya harus pulang sore. Siapkan semua jadwal saya, tunda yang tidak terlalu penting" ucap azaan.

"Untuk hari ini bapak sangat super sibuk. Pagi ini, harus ketemu klien dari Bandung untuk bahas projek baru bapak. Setelah itu, bapak ada pertemuan di SAT company untuk meeting soal kerjasama bapak. Dan ya, CEO perusahaan Bali akan kesini jika jadi. Untuk makan siangnya, bapak bisa makan siang bareng saya"

"Ssstttt. Untuk hari ini, saya hanya mau bertemu dengan klien yang dari Bandung. Selebihnya, kamu atur sendiri. Saya sibuk" jawab azaan dan bersiap untuk pergi.

"Tapi pak. Ini tuh penting semua, gak ada yang bisa di tunda. Yang ada malah bapak kehilangan kesempatan buat kerjasama bareng mereka pak"

"Biar aja. Kan mereka yang rugi. Buruan atur pertemuan nya sama yang di Bandung. Saya tunggu, lima belas menit sudah harus selesai" ucap azaan lalu berjalan kearah pintu. Tapi sebelum keluar, azaan membalikkan badannya.

"Besok lagi, kalau pakaian kamu masih seperti itu, saya pindahin kamu ke kantor cabang NTT" lanjut azaan kemudian pergi.

Untungnya, urusan bersama Amara selesai dengan waktu yang cukup singkat. Langkah kaki azaan masih terus menelusuri seisi kantor. Entah apa yang ia cari hingga rela meninggalkan pekerjaannya yang begitu penting.

"Selamat pagi pak" hampir seluruh karyawan menyapanya, sampai sampai azaan lelah menjawab. Langkahnya terhenti ketika melewati pantry. Ia melongok kedalam, dan ternyata para OB OG masih berkumpul disana, tak terkecuali calon istrinya. Tak lama, para OB dan OG berhamburan mengambil peralatan kerja mereka. Buru buru azaan bersembunyi di tembok dekat pantry. Ia lihat, satu persatu keluar. Di mulai dari pak man, dan disusul yang lainnya. Tapi kenapa Mona belum keluar? Azaan berjalan mendekat. Masih dengan mode celingak-celinguk, ia mengintip Mona yang masih terduduk di pantry. Sepertinya Dewi Fortuna sedang berada di pihak azaan, karena Mona sedang sendirian di pantry. Buru buru azaan masuk dan menghampiri Mona.

"Ehmmm" azaan berdehem, dan membuat Mona menoleh.

"Ihh bapak ngapain sih kesini??" Ujar Mona kesal seraya mengawasi sekeliling. Takut takut ada yang melihat mereka.

"Saya denger, di pantry sedia susu segar. Boleh saya coba?" Azaan bicara dengan suaranya yang pelan.

Tumben.

"Wah pagi pagi udah geser aja nih otaknya. Udah sana pergi ah, nanti ada yang lihat. Saya juga yang kena" jawab Mona seraya mengambil peralatan untuk mengelap kaca.

MAID AND THE COLD BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang