14

162 9 0
                                    

Ruang makan itu kini lengang. Tak ada suara, tak ada yang bergerak, bahkan hembusan nafas pun tak terdengar. Lain halnya dengan suasana hati Mona. Kini sanubari nya itu tengah merasakan gejolak yang amat dahsyat. Petir petir bersautan, ditambah dengan api api, angin kencang, serta wedus gembel yang bermunculan. Bagaimana bisa? Bagaimana bisa pak azaan berbicara seperti itu???? Apa dia sudah gila???

"Ada apa zeline?" Tanya azaan.

Menurut mu zeline kenapa pak?????

"Zeline.... Are you okay?" Tanya azaan lagi. Namun Mona tetap diam mematung. Menatap azaan dengan terheran heran, serta berusaha menenangkan hatinya.

Abisan lebay amat nih jantung, begitu doang aja deg-degan.

"Kaya nya saya butuh istirahat deh pak" jawab Mona, dan hampir saja tubuh mungil itu terhuyung ke depan. Dan dengan sigap, azaan menangkapnya. Lagi dan lagi. Kenapa hari ini banyak sekali adegan FTV sih?

"Kamu sakit zeline?" Tanya azaan. Dengan cepat, Mona menjauhkan tubuhnya dari tubuh azaan. Bukannya apa apa. Takutnya jika seperti ini terus, si pembantu itu bakalan baper.

"Pak cukup ya? Hari ini bapak bener bener kelewat batas. Bapak pikir saya seneng pak?" Ucap Mona dengan penuh ketegasan.

"Bukannya emang kamu seneng ya?" Jawab azaan lalu menyengir.

Mona kebingungan. Dahinya sedikit mengeluarkan keringat, dan mata cantiknya terus aja melihat sekeliling tanpa berani menatap azaan. Gerak geriknya seperti orang yang baru saja tertangkap basah bukan?

"Kamu kerasukan zel?"

"Pak tolong mulutnya dijaga ya. Bapak kenapa sih hari ini? Tolong jangan semena mena ya pak sama saya" sentak Mona.

Ada apa dengan Mona? Kenapa dia sensitif sekali? Bukannya memang begitu mulut pak azaan?

"Mungkin efek kepanasan tadi kali ya. Duduk dulu coba" gumam azaan seraya memegang bahu Mona dan mengajak wanita cerewet itu untuk duduk. Namun dengan cepat, Mona mengibaskan tangan azaan dari bahunya.

"Jangan seenaknya ya pak! Main pegang pegang saya! Dasar mesum!" Sentak Mona.

Azaan melotot tak percaya. Berani sekali si babu bicara seperti itu. Sebenarnya azaan kesal, tapi berhubung azaan sayang sama Mona, akhirnya azaan hanya memberikan satu buah geplakan di jidat Mona.

"Aww!! Bapak!!"

"Kamu dari tadi ngoceh Mulu deh. Mau saya cium lagi biar diem?" Ujar azaan.

Anjir si bapak!

"Harus saya laporin ke mama Hana ini mah" gumam Mona seraya menguarkan ponselnya dari saku dasternya.

"Laporin aja. Saya juga bisa lapor balik" jawab azaan sombong. Ia pun ikut mengeluarkan ponselnya.

"Bapak duluan yang pegang pegang saya, yang bilang saya kerasukan lah, ini lah itu lah. Bapak yang mancing mancing!"

"Kamu duluan yang cium bibir saya"

Seketika Mona diam. Mau ngelak juga gak bisa ini mah!

"Apa? Mau lapor apa?? Silahkan.. apa perlu saya telpon mama?" Kata azaan seraya mengotak atik ponselnya.

Secepat kilat Mona merampas benda pipih itu dari tangan azaan. Ia tatap sinis atasannya itu. Namun bukannya merasa terintimidasi, azaan malah memasang wajah mengejeknya seraya tersenyum tanda bahwa ia menang untuk kesekian kalinya.

"Saya mau pulang pak" ucap Mona.

"Idih.... Baperan kamu. Baru juga di ancem dikit"

"Ini udah siang pak. Saya harus kasih anak saya susu dulu"

MAID AND THE COLD BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang