17

154 7 2
                                    

Tawa azaan menggema di seluruh ruangan. Ia terpingkal-pingkal hingga matanya mengeluarkan air. Padahal tidak ada yang terlalu menggelitik disini, bahkan Irwan, Gilang, dan wanita berambut pendek itu hanya diam seraya menatap sinis ke azaan. Efek lagi bahagia, jadi ketawa Mulu.

"Sorry sorry" ucap azaan seraya mengusap ujung matanya.

"Kok secepat ini Gil? Bahkan Lo ga pernah kenalin nih cewek ke kita" lanjut azaan.

"Dia zeana. Ceritanya cukup panjang Zan. Dan kaya nya, ga mungkin gue ceritain di depan zeana. Intinya disini gue mau kasih tau ke kalian, kalo bulan depan, gue dan zea bakalan menikah" jawab gilang dengan ekspresi seriusnya.

Azaan sedikit bingung. Bukankah ini berita yang sangat menggembirakan? Tapi mengapa seperti ini? Ia lirik Irwan, pria itu juga diam dengan wajahnya yang serius. Kemudian juga zeana, wanita mungil itu hanya menunduk dan menggenggam tangan nya erat. Di dalam diamnya, azaan sedang menerka-nerka. Sebenarnya ada apa ini.

"Oh iya, gue azaan" ucap azaan seraya mengulurkan tangannya. Ia sengaja melakukan itu untuk mencairkan suasana yang agak beku ini.

Zeana pun menerima uluran tangan azaan dengan gugup, lalu tersenyum tipis. " Saya zeana" ucapnya lirih.

Dan ternyata, yang azaan lakukan itu tidak berpengaruh banyak. Karena setelah perkenalan tadi, keadaan kembali hening. Yakali azaan harus karaoke disini biar agak rame?

"Ini udah malem Gil. Mending Lo anter dulu zea pulang" Irwan yang sedari tadi menutup mulut akhirnya buka suara. Gilang hanya mengangguk lalu berdiri kemudian diikuti zea yang berada disebelahnya.

"Saya pamit pak azaan, pak Irwan. Terimakasih" ucap zea dengan suara nya yang lirih itu. Detik berikutnya, sepasang sejoli yang akan menikah itu pergi meninggalkan cafe milik Irwan.

"Jangan tanya apa apa ke gue" ucap Irwan seraya merebahkan tubuhnya di sofa. Ia tau, ada banyak pertanyaan di kepala azaan.

"Ini tuh seharusnya kita happy wan. Temen Lo mau menikah.  Kenapa begini sih" sahut azaan.

"Lo tunggu aja Gilang balik. Juga rumah tu cewek ga terlalu jauh dari sini" jawab Irwan.

Sebenarnya azaan ingin menyampaikan kabar gembira nya juga. Tapi sepertinya keadaan sedang tidak mendukung. Jadi, pria tampan itu mengurungkan niatnya. Ia lihat Irwan tertidur, karena bosan akhirnya azaan turun ke lantai satu dan mengambil beberapa camilan.

"Pak azaan!! Apa kabar nih, lama kaga ketemu" sapa salah satu karyawan Irwan yang memang sangat akrab dengan azaan.

"Iya nih, kerjaan lagi numpuk banget. Ini aja bisa kesini karena ada rapat penting sama bos kamu" jawab azaan dan di akhiri dengan kekehan.

"Iya, tadi saya juga liat pak Gilang kesini bawa perempuan. Udah punya gandengan sekarang dia" agler menimpali.

"Iya tuh. Ngebut juga si Gilang. Oh iya btw, saya mau hot matcha nya dong. Sama pisang goreng biasa"

"Oke siapp pak" sahut agler lalu menyiapkan pesanan azaan tadi.

Azaan pun duduk. Cafe Irwan ini cukup ramai, bahkan seluruh meja hampir terisi semua. Ia keluarkan ponselnya dari dalam saku, lalu

Ajan; hai

Ia kirimkan sebuah pesan pertama untuk kekasihnya. Seraya tersenyum dan menatap terus menerus laman chat nya. Menunggu balasan apakah yang akan kekasihnya itu jawab. Semenit, dua menit, hingga akhirnya.

"Maaf pak azaan, pesanannya sudah siap" ucapan agler membuat azaan tersadar. Buru buru ia masukan ponselnya kedalam saku, lalu mengambil nampan berisi pisang goreng madu dan segelas matcha panas.

MAID AND THE COLD BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang