06

146 9 0
                                    

" kita gak jadi ke wahana" ucap azaan pada adik adiknya yang sudah sangat siap untuk pergi. Apalagi Malik. Bocah tampan itu sudah sangat siap dengan jaket Levis nya.

"Yaaahhh. Kenapa bangg" rengek Malik.

"Abang ada meeting. Ranya jaga Malik yang bener. Abang pulang agak malam" jawab azaan seraya melenggang pergi.

"Ga apa apa. Besok besok kan masih bisa pergi okay?" Ucap Ranya menenangkan adik nya. Kemudian Malik pun mengangguk.

***
Setelah pamit pada kedua adiknya, azaan langsung saja memacu mobilnya dengan kecepatan sedang membelah kota Jakarta. Pria berumur tiga puluh tahun itu sangat tampan dengan kemeja warna merah maroon dan celana bahan berwarna hitam. Sebenarnya jika azaaan mau, mungkin ia sudah menikah sekitar tiga atau empat tahun yang lalu. Gaya nya yang masih seperti anak muda, wajah tampan, umur matang. Hampir semua wanita mau menjadi pendamping hidup nya. Entah wanita yang bagaimana yang azaan inginkan.

Tak butuh waktu lama untuk azaan sampai di salah satu restoran dua puluh empat jam, tempat yang sudah di boking klien nya khusus untuk melakukan rapat kerja dengan azaan. Kemudian azaan pun melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam restoran yang cukup mewah itu. Dan ternyata, klien nya sudah duduk manis di meja pojok ruangan.

"Selamat datang pak azaan" sapa kliennya. Sedangkan azaan hanya membalas nya dengan senyuman dan anggukan kecil. Kemudian pria itu duduk di hadapan klien nya.

"Pak azaan ingin makan? Atau minum?" Tanya sang klien.

"Nanti jika saya butuh, saya bisa pesan sendiri. Mari, langsung saja mulai meeting nya" jawab azaan.

Buset jutek amat.

"Baiklah. Jadi malam ini saya akan membahas tentang hal hal yang menggangu jalan nya proyek. Saya percaya, pasti perusahaan pak azaan sudah sering melakukan kerja sama dengan perusahaan lain. Dan saya yakin, perusahaan pak azaan menang telak di bandingkan perusahaan lain dalam hal kerja sama. Tapi, selalu dan selalu ada saja hal hal yang menggangu dan menghambat jalan nya proyek. Baik itu masalah teknis, maupun non teknis. Kami perusahaan yang tidak terlalu besar, Sangat amat bangga karena telah di ajak bekerja sama dengan perusahaan bapak"

"Jadi sangat wajar jika kami sangat takut proyek ini gagal hanya karena kami sendiri tidak paham tentang gangguan dan hambatan dalam proyek. Bisa bapak rincikan secara khusus, seperti apa?"

Azaan mengangguk pelan mendengar pertanyaan klien nya. Azaan beruntung karena memilih perusahaan ini untuk di ajak bekerja sama. Ya walau perusahaan ini tidak terlalu besar, tapi para atasan dan staf nya semua cerdas. Itu akan memudahkan azaan agar proyek nya berjalan lancar.

"Saya akan bahas dulu tentang keterlambatan alat proyek dan material proyek serta masalah disposal area. Karena memang hal itu yang sering menghambat jalan nya proyek. Tapi masalah ini menurut saya tidak terlalu mengganggu. Karena  selama ini perusahaan kita sudah mengatasi nya dengan baik. Contohnya, pihak kita sudah bekerja sama dan menjalin hubungan baik dengan supplier yang siap mengirim bahan dan alat tepat waktu sesuai kesepakatan kedua belah pihak"

"Dan untuk masalah disposal area, dengan menjual hasil pembuangan kepihak yang membutuhkan, misal nya untuk urugan pembangunan perumahan, menggunakan tanah hasil galian  sebagai urugan, melakukan daur ulang dan penghancuran sampah atau mencari tempat pembuangan sampah akhir. Hanya saja mungkin eksekusi di beberapa proyek terakhir kurang sigap untuk masalah disposal area ini nanti kita perbaiki dan tingkatan. Ada lagi?" Jawab azaan.

"Hmm.. bicara tentang disposal area, kalau boleh menyarankan bagaimana jika kita mulai menambah materi yang ramah lingkungan pak?" Ucap klien azaan.

Baru saja ingin menjawab, dari arah belakang terdengar suara pecahan kaca. Kemudian di susul oleh bentakan keras seorang pria. Azaan dan klien nya saling pandang, dan akhirnya memutuskan untuk melihat apa yang terjadi di belakang sana.

MAID AND THE COLD BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang