18

322 7 0
                                    

Di pagi yang indah ini, Mona zeline masih setia bergelut dengan selimutnya. Daster yang sedikit sobek, memeluk erat tubuh mulus nan putih itu. Sebenarnya ia masih ingin tidur sedikit lebih lama lagi, karena hari ini adalah hari Minggu. Dan kantornya, di liburkan pada hari ini. Namun angan angan itu sirna kala ponsel Mona berdering di samping telinganya. Buru buru ia lihat, siapakah pengganggu Minggu indah nya itu. Wajah kesalnya tiba tiba berubah setelah membaca nama yang tertera di ponselnya. Ternyata, kekasihnya lah yang menghubungi nya, dan membuat ia bersemangat. Ya maklum, masih anget.

"Halo, iya pak?" Ucap Mona dengan suara khas bangun tidurnya.

"Kenapa kamu belum berangkat kerja sih?" Raut wajah Mona kembali lagi ke setelan awal. Ternyata ini mode bos, bukan mode ayang.

"Ini kan hari Minggu pak. Kantor libur"

"Terus, mentang mentang kantor libur,, kamu lupa sama saya? Saya sarapan apa ini???"

Mona menghela nafas panjang. Memangnya di jaman ini ga ada ya yang jualan sarapan di Deket rumah dia??? Pasti banyak dong. Ada tukang nasi uduk, nasi goreng, nasi kucing. Dasar bos sialan. Batin Mona.

"Iya pak. Saya berangkat sekarang"

"Buruan. Saya udah dari tadi berdiri nungguin kamu" jawab azaan.

"Ya ngapain nungguin sambil berdiri sih pak. Orang udah tua juga, masalah begituan masih gak ngerti" sahut Mona ketus.

"Gimana mau duduk kalo gak kamu suruh masuk"

Mona terdiam sejenak seraya mencerna kata kata azaan. Maksudnya apaan nih???

"Bingung ya??" Suara azaan kembali menyadarkan lamunan Mona. Otaknya kembali berfikir. Sebenarnya apa maksud dari ucapan azaan magrib itu. Beberapa detik kemudian, Mona sedikit tersentak lalu membuka korden jendela kamar nya.

"Surprise"

Yappp. Ternyata azaan sedang berdiri di depan rumah Mona bersama mobil kebanggaannya. Buru buru,Mona matikan panggilan teleponnya dan bergegas lari keluar. Namun, baru saja sampai di ruang tamu, pikiran buruk muncul di otaknya. Akhirnya ia kembali lagi ke kamar, mengganti pakaian nya tanpa mandi, cuci muka, apalagi gosok gigi. Rambutnya ia ikat asal, dan masih sedikit kusut. Menyemprotkan satu botol parfum agar menetralisir bau iler nya yang belum di basuh itu, kemudian mengambil tasnya dan langsung berlari menghampiri sang kekasih sekaligus bos nya itu.

"Kenapa lari lari sih?" Tanya azaan kala Mona datang dengan nafas yang terengah-engah.

"Bapak tau rumah saya dari mana???" Bukannya menjawab, Mona justru balik bertanya.

"Kamu lupa? Saya ini orang ke 2 yang paling berpengaruh di kota ini. Dan untuk mencari rumah kamu, itu cuma kaya kedipin mata" sahut azaan.

Mona memutar bola matanya, tanda kesal. Tanpa menjawab, ia langsung masuk kedalam mobil milik azaan dan meninggalkan pria tampan itu di luar. Ini tuh jadinya pacaran atau tetep babu dan bos sih???

Azaan pun menyusul Mona dan duduk di kursi kemudi. Menoleh sebentar kearah kekasihnya yang hanya diam dan memandang lurus kedepan. Sebenarnya di dalam hati, azaan terus terkikik gemas. Lihatlah, sungguh cantiknya Mona dengan dress selutut berwarna krim, rambutnya sedikit acak acakan, dan beberapa belek yang masih menempel diujung mata Mona.

"Nunggu apalagi sih pak?" Tanya Mona sewot.

"Marah marah Mulu dah. Morning kiss nya mana?" Azaan yang tadi sangat amat menjengkelkan, kini berubah 180°. Mendengar kalimat itu, Mona langsung menoleh dan memberikan azaan satu buah tatapan tajam.

"Gak usah Ngadi Ngadi ya pak. Buruan jalan" buset, udah kaya ngomong sama sopir.

Namun bukannya melajukan mobilnya, azaan justru mendekati Mona. Semakin dekat, terus mendekat, sampai sangat dekat. Mana gue belum gosok gigi. Batin Mona.

MAID AND THE COLD BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang