"cantik sekali masyaallah. Ayo duduk nak" ucap mamah Hana seraya menjabat tangan wanita mungil berambut pendek yang datang ke rumahnya bersama dua pria gagah. Dengan sedikit senyum kikuk, zeana mendaratkan bokongnya disebelah mama Hana.
"Kalian udah lama gak kesini, eh sekalinya kesini udah bawa calon mantu aja buat mama. Oh iya, ini calonnya Gilang atau Irwan nih?" Mama Hana bertanya lagi. Mereka bertiga hanya diam seraya tersenyum yang sedikit di paksakan.
"Calon Gilang ma" jawab Gilang.
"Alhamdulillah ya Allah seneng banget mama. Gilang sudah mau menikah, azaan juga. Tinggal Irwan nih" lanjut mama Hana.
"Azaan juga??" Tanya Irwan dan Gilang bersamaan.
Belum sempat menjawab, namun azaan sudah berdiri gagah di hadapan mereka seraya melipat tangan nya di dada. Dagu nya sedikit terangkat, dan terlihat agak congkak.
"Bagus Lo begitu?" Sindir Irwan.
"Kamu kok gak bilang bilang ke mama sih Zan kalo Gilang mau menikah"
Mereka semua terdiam dan saling pandang. Kemudian azaan pun berjalan kearah sofa lalu duduk di antara Gilang dan Irwan. Mama Hana sedikit bingung, mengapa respon mereka seperti ini, padahal ini adalah hal yang membahagiakan. Dan saat semua tetap diam, Mona muncul dari dalam dengan membawa nampan berisi kopi dan teh di tangannya. Ia letakkan di atas meja, dan hendak beranjak pergi. Namun,
"Zeline, kamu disini aja" ucapan azaan membuat Mona mengurungkan niatnya untuk pergi. Ia pun ikut duduk dengan perasaan tidak nyaman.
"Jadi gini ma, ada yang mau azaan, Gilang, dan Irwan bicarakan" azaan membuka obrolan. Semua mata pun langsung tertuju kepada Gilang, menunggu laki laki tampan itu ikut buka suara.
"Gilang mau menikah ma, minggu depan" ucap Gilang.
Mama Hana memandang satu persatu manusia yang berada diruang tamu itu. Raut wajah gelisah serta takut, seolah-olah sedang berada diruang interogasi membuat mama Hana bingung. Merasa ada yang tidak beres, mama Hana menggenggam tangan zeana lembut, membuat sang empu menoleh.
"Ada apa sayang?" Tanya mama Hana.
Zeana menunduk lalu menjawab dengan suara lirih. "Zeana hamil Tante"
Irwan,Gilang, dan azaan makin menunduk. Sebenernya mama Hana itu tidak terlalu galak, ibu azaan itu hanya suka mengomel namun tak pernah membuat ketiga bujangan itu merasa takut. Malah justru merasa diperhatikan. Terlebih lagi keluarga Irwan dan Gilang tidak berada di kota yang sama, jadi mama Hana sudah mereka anggap seperti mama mereka sendiri. Namun, sejak mereka bertiga mulai bersahabat, mama Hana selalu berpesan untuk tidak melakukan hal hal yang dilarang agama, dan merenggut harga diri wanita. Mereka benar-benar takut kali ini mama Hana kecewa dan marah besar. Namun,
"Alhamdulillah" suara manis nan hangat itu masuk dengan sempurna ke telinga tiga bujangan itu. Sontak, mereka semua mendangak dan memandang heran kearah mama Hana.
"Anak itu rezeki. Mau bagaimana pun cara mendapatkannya, kehadiran mereka harus tetap di syukuri. Bayi mungil itu tidak berdosa, tapi orang tuanya lah yang salah" lanjut mama Hana. Gilang pun berhambur kepelukan mama Hana lalu menangis tersedu-sedu disana.
"Maafin Gilang ya ma. Gilang gak nurut sama mama"
"Ga apa apa. Kamu mau bertanggungjawab aja itu udah lebih dari cukup" jawab Mama Hana seraya mengelus puncak kepala Gilang.
"Ini juga peringatan buat kamu ya azaan. Jangan berani berani sentuh anak gadis mama!" Kali ini intonasinya sedikit ditekan. Tatapannya mengintimidasi putra kesayangannya itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/213017834-288-k396161.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MAID AND THE COLD BOSS
RomanceAzaan deka ramanda. Direktur utama di perusahaan terbesar kedua di Jakarta. Bujangan terhot gelarnya. Paling anti banget sama cewe cewe alay yang kalo pake bedak setebal kamus bahasa Inggris. Soal ngomong pedes? Azaan juara nya. "Makanan kesukaan...