01.Matahari ku

37 1 0
                                    

"𝘔𝘢𝘴𝘢 𝘥𝘦𝘱𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘪𝘯𝘥𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘸𝘢𝘭 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘮𝘢𝘴𝘢 𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘨𝘪𝘵𝘶 𝘬𝘦𝘭𝘢𝘮"

~𝙅𝙖𝙫𝙚𝙧𝙞𝙖 𝙪𝙯𝙢𝙖 𝙫𝙞𝙘𝙩𝙤𝙧𝙮~

      Di tengah hutan yang amat sangat terawat, ada dua sahabat yang sama-sama berbaring di atas rerumputan hijau sembari menatap gumpalan putih di langit.

Di sana terdapat pohon-pohon rindang dengan berbagai macam buah, sungai, bunga-bunga liar, kupu-kupu, dan serangga-serangga kecil nan cantik.

"Na? "

"Ada apa? " tanya anak laki-laki yang di panggil namanya.

"Waktu kita besar nanti jangan pernah tinggalin Jave sendirian ya? Jave takut kalok sendirian..." lirih gadis kecil itu.

"Tanpa kamu pinta pun, Naya sudah berjanji pada diri Naya sendiri, jika Naya akan selalu ada dan menjaga sahabat kecil Naya apapun konsekuensinya, dan Jave bisa pegang kata-kata Naya tadi" senyum tulus pun terbiat dari wajah anak laki-laki itu.

Mereka sama-sama diam dalam waktu yang cukup lama hingga akhirnya anak kecil bernama Javeria itu mengajak sahabat masa kecilnya yang bernama Nayaka untuk bermain air di sungai yang berada di dekat mereka.

Mereka bergandengan tangan hingga masuk ke pinggiran sungai dan mulai mencipratkan air ke wajah satu sama lain.

"Hahaha lihat itu,rambut Naya sampai menutupi mata hahaha"

Nayaka tersenyum simpul dan menyisir rambut ke belakang. Ia merasa sangat senang karena bisa mendengar tawa sahabat nya.

"𝘏𝘢𝘤𝘴𝘩𝘪𝘪... Naya? Udahan yuk nanti Naya sakit. Jave gak suka Naya sakit, biar Jave saja, Naya jangan" Ia langsung menuntun Naya kembali ke tempat mereka semua dan mendudukkan Naya di sana sementara ia berusaha mengambil buah mangga yang kebetulan pohon nya tumbuh di belakang mereka.

"Jave? Kamu sedang apa? " Tanya Naya menoleh ke belakang.

"Mengambil buah untuk Naya nya Jave"

Ia kembali berusaha meraih tangkai terpendek dari pohon tersebut, namun gagal. Tak kehabisan ide, dia pun memanjat ke atas pohon mangga dan melemparkan beberapa buah mangga sebelum indra pendengar nya menangkap suara desisan ular.

Benar saja, saat ia menoleh terdapat ular daun yang dalam mode waspada. Jave tetap terlihat tenang dan tersenyum lalu berkata "Hai ular cantik! Maaf ya? Tadi Jave mengambil buah milikmu tanpa meminta izin. Tapi Jave janji Jave tidak akan mengulangi nya dan tidak akan melukaimu. Tolong pergi ya? Jika sahabat ku sampai tahu aku berbicara pada ular, dia akan memarahiku".

Ajaib, sungguh ajaib. Ular yang tadinya berdesis langsung pergi dari sana. Tak membuang kesempatan, Jave langsung turun dan membantu Naya yang kesulitan mencari letak buah-buahan yang bahkan ada di dekatnya.

" ini buah nya" ucapnya lalu menyerahkan sisa buah-buahan yang berhasil ia kumpulkan.

"Terimakasih. tapi, mengapa kamu sangat lama Jave saat berada di atas pohon? Apa ada sesuatu di sana yang mengganggu indra pengelihatan mu? Atau, Apa kamu terluka karena ranting pohon? "

"Hehehe maaf ya? Tadi Jave lagi asik lihat pemandangan di atas, sampai Jave lupa ada pangeran di bawah sini"

Mata anak laki-laki itu melebar, bibir nya terbuka dan wajahnya memerah karena, baru kali ini ia mendapat pujian seperti itu. Namun, tak bertahan lama karena ekspresi nya berubah menjadi sebuah senyuman sendu.

"Apa seindah itu sehingga kamu lupa akan keberadaan ku?"

"Eh...Tidak tidak! Maaf... " Ucap Jave merasa bersalah.

Tersenyum lembut lalu mengusap surai panjang nan basah milik sahabatnya yang lebih pendek darinya.

"Tidak apa. Lagi pula Naya masih bisa melihat dunia melalui Jave karena, Jave adalah permata terindah di dunia ini yang tidak sengaja Tuhan titipkan pada anak tunanetra seperti Naya"

Jave langsung memeluk Naya dan langsung menangis.

"Naya jangan bilang begitu... Jave gak suka Naya bilang seperti itu 𝘩𝘪𝘬𝘴... "

"Maaf... "Nayaka membalas pelukan sahabatnya.

Serpihan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang