15.Hukuman bagi seorang pembangkang

2 0 0
                                    

"𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪𝘮𝘶 𝘩𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢 𝘵𝘢𝘬𝘶𝘵 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪 𝘴𝘦𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘶 𝘯𝘺𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯
𝘱𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢𝘢𝘯 𝘪𝘯𝘪"
~𝙆𝙚𝙚𝙣𝙖𝙣 𝙍𝙞𝙤𝙜𝙝𝙖𝙣𝙞~


     Javeria pikir setelah orang tuanya mengetahui kondisinya semalam ia akan di beri sedikit rasa belas kasihan dari orang tuanya tersebut. Namun, sayang seribu sayang ia justru mendapatkan cambukan dari besi gesper di beberapa bagian tubuh nya, hingga membuat luka yang bahkan belum kering itu bertambah basah dan lebar.

Selain itu ayahnya membuat jadwal les nya menjadi lebih padat. Dari jam 15:25-22:30, dari hari Senin-kamis dan sabtu. Sedangkan di hari jumat dari jam 14:45-22:27.

Ia bahkan juga mendapatkan hukuman untuk tidak makan maupun minum selama satu minggu kedepan.

Bagian sebagian orang mereka pasti lebih memiliki membolos dan tetap makan maupun minum menggunakan uang yang mereka miliki namun, tidak dengan Javeria yang selalu bertanggungjawab atas apa yang di amanat kan kepadanya.

"Mau makan gak? Gw beli mie ayam nih"

Menggeleng pelan lalu menjawab tawaran Ridho "buat kamu aja, saya gak laper" dengan suara serak yang nyaris tak terdengar ia pun tersenyum.

Sudah lima hari ini ia tidak makan maupun minum membuat tenggorokan nya benar benar kering dan perutnya terasa sangat perih.

"Dari lima hari belakangan ini lo selalu nolak makanan ataupun minuman dari kita-kita. Lo bayar puasa? " tanya Zayn setelah selesai mengerjakan tugas matematika.

"Gak. Dia gak bayar puasa. Dah dua minggu yang lalu dia bayar puasa" seru keenan yang baru memasuki kelas sahabat kecilnya.

"Adek kenapa hm? Di hukum lagi ya? " seraya mengelus pelas surai Javeria.

Menggeleng pelan "enggak kok"

"Jave, lo kalok punya masalah cerita ke kita-kita. Jangan cuman jadi pendengar dan pemberi suport buat kita semua. Lo juga butuh suport dan tempat curhat. Kita masih jadi rumah lo kan? " sahut zayn yang sendari tadi sibuk nyemil keripik pisang.

"Iya"

"Eh kalian tau gak sih? Masa gw di putusin pacar gw gara gara gak salah ngerjain tugas b Inggris yang di tulis guru di papan tulis? Mana katanya kalok gw mau balikan mesti nikah pakek adat Kristen lagi. Kan gw gak mampu cuyyy.... " curhat Irfana yang baru datang dengan wajah masamnya.

"Mak bapak lo kaya Fan. Ngapain pusing-pusing? Tinggal nyogok selesai " seru Alber yang di angguki teman teman nya yang lain.

"Nah, itu masalah nya bro. Boyok gw gak mau bantuin, katanya usaha sendiri biar keliatan maco nya" ia pun melengkungkan kan bibir bawahnya.

"Bukannya lo sama mira baru pacaran satu jam yang lalu? Kok dah di putusin aja? " sahut ridho bingung.

"Ya mana gw tau do, intinya setelah gw duduk di bangku gw, dia bilang kalok dia minta putus" jelasnya.

"Gak papa Na. Anggap sebagai ujian. Di bawa santai dan tenang, jangan terlalu di pikirin. Banyak-banyak doa ke gereja, Tuhan kamu gak tidur karena selalu dengerin curhatan hambanya. Tapi jangan doa doang, harus di barangi usaha"

"Coba deh kamu nyari kerja sampingan. Kalok gak salah sih, di deket perempatan deket rumah kamu ada caffe yang lagi Hits banget dan di sana butuh karyawan juga. Selain itu kamu juga masih bisa dapet duit dari hasil balapan. Fighting brother" lanjut Javeria dengan senyum yang masih setia di perlihatkan.

"Makasih degem kuu..."

Hampir saja Irfana dapat meraih pipi Javeria untuk ia cubit namun, ia kalah cepat dengan dengan gerakan tangan Keenan yang menepis tangannya.

"Apasih Nan? Sensi amat. pms lo? "

"Jangan sentuh adek gw atau lo mati" sinis nya.

"Katanya sih abang adek tapi kok gw liat kayak pacaran ya? Ekhem.. Aduh...keselek dolarnya tuan muda zong Chenle nih. kayanya gw ngeliat ada yang kejebak FamilyZone nih,ekhem..." sindir Ridho yang membuat Keenan mematung sembari menatap Javeria yang bahkan sudah tidur dengan posisi kepala yang di benamkan di antara lipatan tangannya.

Serpihan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang