34.Kehadiran nya yang terlambat

1 0 0
                                    

"𝘒𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘶 𝘱𝘦𝘳𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘥𝘪 𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳. 𝘛𝘢𝘱𝘪, 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘪𝘯𝘥𝘢𝘩 𝘪𝘵𝘶𝘭𝘢𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘬𝘶 𝘺𝘢𝘬𝘪𝘯 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶𝘪 𝘮𝘢𝘴𝘢-𝘮𝘢𝘴𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘴𝘶𝘭𝘪𝘵 𝘬𝘶"
~𝙍𝙞𝙙𝙝𝙤 𝙚𝙡𝙛𝙖𝙧𝙤 𝙖𝙩𝙡𝙖𝙣~



Kini segerombolan manusia itu telah sampai di tanah kelahiran mereka, remaja laki-laki itu menghirup udara malam yang begitu menyegarkan.

"Ternyata tanah kelahiran ku sangat indah! Tapi aku tak pernah menyesal karena, telah terlahir tunanetra dulu karena, berkatnya aku dapat membagi cerita pada matahari kecilku" senyuman terbit menghiasi wajah tampannya dengan binar mata yang menyempurnakan ketampanannya.

"Hahaha kamu itu ada-ada aja, jangan ngoceh terus ya nanti? Kasian calon istri kamu suruh denger cerita kamu. Bisa-bisa dia pusing sama kamu" tawa wanita yang merupakan ibundanya pun membuat remaja itu menekuk bibirnya.

"Bunda jangan begitu, nanti Naya ilfil trus malah kabur ke London lagi"

"Dasar anak jaman sekarang, ya sudah ayo kerumah Arshen. Telah lama aku tak melihat sahabat batu ku itu" seru Vante bersemangat.

"Sayang jangan berlari, ingat umur kamu sudah tidak muda lagi!" seru seorang wanita yang menggendong balita berusia 3 Tahun.

Ya, mereka adalah 𝙑𝙖𝙣𝙩𝙚 𝙢𝙤𝙣𝙩𝙚𝙛𝙖𝙡𝙘𝙤 𝙉𝙖𝙩𝙝𝙖𝙣𝙖𝙚𝙡 𝙖𝙩𝙝𝙖𝙧𝙞𝙯𝙯, 𝙉𝙖𝙮𝙖𝙠𝙖 𝙘𝙝𝙪𝙣𝙝𝙚𝙞 𝙚𝙯𝙧𝙖, 𝙕𝙖𝙞𝙡𝙖 𝙙𝙚𝙧𝙮𝙖 𝙛𝙖𝙞𝙧𝙪𝙯, 𝘼𝙡𝙚𝙚𝙮𝙖 𝙯𝙖𝙞𝙣𝙖 𝙛𝙖𝙮 serta bayi laki-laki tersebut bernama 𝙀𝙢𝙮𝙧 𝙧𝙮𝙪 𝙙𝙖𝙣𝙩𝙚.

Saat mereka menuju parkiran ada seorang nenek paruh baya yang memanggil pemuda tersebut "keputusan mu salah nak... Kamu akan kehilangan pengelihatan pertamamu karena keputusan mu sendiri"

"Maaf nek, tapi saya telah kehilangan penglihatan pertama saya dan kini penglihatan itu telah di ganti dengan milik orang lain"

Nenek tersebut tersenyum lalu kembali berucap "dia yang berharga bagimu, yang kau jaga bagaikan berlian nyatanya telah di hancurkan bagaikan kaca yang dihempaskan ke dinding" nenek tersebut pun melangkah kan kakinya menjauh dari mereka berlima menyisakan kebingungan.

Melajukan pelan mobil tersebut kearah rumah mewah bertingkat dua, dalam perjalanan canda tawa terus terlontar menggoda remaja laki-laki yang tengah di mabuk kasmara.

"Dimana tuan besar? " tanya Vante kala memasuki rumah yang berantakan dengan beberapa Maid yang tengah membereskan nya.

"Maaf tuan, tapi saya tidak tahu tapi saya mendengar kabar bahwa Nona muda kembali masuk ke rumah sakit" kepala Maid itupun melanjutkan aktifitas nya mengontrol para bawahannya.

"Keparat satu itu" geramnya.

Vante langsung melangkahkan kakinya penuh amarah ke luar dari rumah tersebut di ikuti manusia lain yang masih kebingungan, tak mengerti dengan situasi yang terjadi.

Sesampainya di rumah sakit Yohanes Hospital mereka berjalan ke arah resepsionis di pimpin oleh Vante.

"Nona muda dari keluarga Yohanes dan Victory di rawat di ICU yang berada lantai atas tuan"

Sesuai dengan arahan resepsionis tersebut mereka melangkahkan kakinya tergesa-gesa kala perasaan yang tadinya ceria berubah kegelisahan tak berujung.

Sesampainya di sana mereka melihat Victory tengah menggenggam tangan seorang remaja perempuan yang keadaan nya jauh dari kata baik-baik saja.

Zaila menutup mulutnya tak percaya dan langsung jatuh tak sadarkan diri kala melihat kondisi putrinya yang mengerikan.

Nayaka langsung menggendong ibunya ke arah kursi panjang yang terdapat segerombolan remaja laki-laki.

"Om Vante masih inget rumah ternyata" sindir Keenan melihat orang sok sibuk di depannya itu.

"Javeria kenapa? " Vante tak menghiraukan perkataan Keenan.

"Tanya aja sama bajingan gak tau malu itu" Ryu dan Steven menimpal.

Arshen datang dalam keadaan yang lebih kacau dengan tangan yang terus meneteskan darah dan bau alkohol yang menyengat. Ia terus menggumamkan kata 𝘉𝘰𝘥𝘰𝘩 dan tertawa memukuli kepalanya.

"Astaga Arshen! " Vante langsung memanggil dokter pribadi Arshen untuk mengobati luka sahabat nya dan menyuntikkan obat penenang.

"Lepasin. Lepasin gw!!! Hahaha gw bunuh anak gw van! Gw jahat hahaha jahat!!! " racunya.

Ia kembali tenang saat cairan dari obat penenang tersebut masuk kedalam tubuhnya, para suster memindahkan tubuh Arshen ke ruang VVIP yang bersebelahan dengan ICU tersebut.

"Jelaskan kepada saya apa yang kalian semua lakukan kepada sahabat saya ketika saya pergi!!!" sentakan dari Nayaka membuat semua orang mengalihkan pandangannya ke arah pemuda asing itu.

"Memang lo siapa? Buat apa kita ngasih tau ke elo yang sebenernya? " jengah Irfana.

"saya 𝙉𝙖𝙮𝙖𝙠𝙖 𝙘𝙝𝙪𝙣𝙝𝙚𝙞 𝙚𝙯𝙧𝙖, Sahabatnya Javeria. Hujan nya Javeria dan saya adalah Rumah ternyaman Yang di Miliki matahari saya!!! " Nayaka berdiri dari duduknya menatap marah tiap orang yang ada di sana.

"Hahaha jadi lo? Lo yang selalu di bangga banggakan Javeria sampai dia nolak banyak laki-laki? Lo yang ninggalin Javeria dalam keterpurukan dan ketakutan yang teramat dalam? Hahaha ngaco lo kalok berharap gw ngasih tau ke elo" seru Ryu sembari tertawa sumbang.

"Cepat beritahu saya!!! " ia mencengkram kuat kaos yang di kenakan Ryu.

"Wow, wow, wow santai bro... Santai"

Nayaka melepaskan kasar cengkraman nya"oke gw bakal serius. Javeria selama ini di siksa sama kedua orang tuanya bahkan seluruh anggota keluarga nya, dia juga selau di bully dan di kucilkan oleh orang-orang di sekitarnya, dan malam ini...Javeria milih nyerah " seru Alber yang sendari tadi hanya menutup rapat bibirnya.

"Ada apa ini? " tanya Victory yang baru keluar dari ruang ICU tersebut.

"Kamu! KAMU MENGATAKAN KEPADAKU BAHWA KALIAN SEMUA TELAH BERJANJI UNTUK TIDAK MELUKAI SAHABATKU JIKA AKU PERGI JAUH DARI KALIAN!!! LANTAS MENGAPA KALIAN JUSTRU MEMBERIKAN LUKA YANG TIADA HABISNYA!!! AKU PERNAH MENGATAKAN BAHWA, JIKA KALIAN MEMBENCI SAHABAT KU MAKA YANG HARUS KALIAN SISKA HANYA AKU SEORANG!!!BUKAN JAVERIA!!!" teriakan Nayaka menggelegar memekakkan gendang telinga.

"Maaf... Saya mengaku salah, tapi saya tidak bisa berbuat apa-apa karena, kenangan-kenangan buruk kembali menghantui ketika saya melihat wajah anak itu hik𝘴.... Tolong maafkan saya..." Victory menunduk menahan malu dihadapan seorang remaja di hadapannya.

"Saya tidak sudi memaafkan orang yang telah merenggut nyawa matahari saya! Jangan harap saya akan memaafkan mu bahkan ketika kamu sujud nantinya!!! " Nayaka langsung melangkah kaki jenjangnya memasuki ruang ICU dan mengelus pelan Pipi tirus sahabat nya.

"Jave... Ini Naya, Naya nya Jave telah kembali. Tolong buka matamu, hujan mu ini merindukan tawa mataharinya" tetes demi tetes airmata membasahi wajahnya kala hatinya terasa sesak melihat kondisi sahabat kecilnya.

Serpihan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang