24.Hampa

2 0 0
                                    

"𝘗𝘢𝘥𝘢 𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪 𝘥𝘪 𝘵𝘪𝘵𝘪𝘬 𝘥𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘪𝘯 𝘫𝘢𝘶𝘩 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘱𝘦𝘯𝘵𝘪𝘯𝘨 𝘥𝘢𝘳𝘪𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘢𝘳𝘪 𝘬𝘦𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢𝘢𝘯 𝘬𝘶 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪"
~𝙅𝙖𝙫𝙚𝙧𝙞𝙖 𝙪𝙯𝙢𝙖 𝙫𝙞𝙘𝙩𝙤𝙧𝙮~

Detik berganti jam, jam berganti hari, dan hari berganti minggu. Sudah 3 minggu lamanya Javeria melihat para sahabatnya meratukan Zelda di hadapannya, dan ia hanya bisa diam tersenyum.

Hari ini pada tanggal 20 NOVEMBER 2020, tepat pada umurnya yang 17 TH seperti tahun-tahun yang telah lalu, tak ada satupun orang yang mengingat hari kelahirannya. Tenang saja, ia tahu diri akan posisinya dan sadar bahwa manusia sepertinya tak pantas mendapatkan kebahagiaan.

Karena, setiap kebahagiaan yang datang akan di rebut paksa oleh semesta seakan-akan dunia iri dengan suara tawanya.

"Happy birthday kakaaakkk" seru sangat adik yang membawa sebuah cupcake berukuran kecil dengan satu lilin di atasnya.

Javeria yang terkejut dengan kehadiran adiknya ke kamar, pun memeluk erat sangat adik. Dengan tubuh bergetar menahan rasa sakit, ia lantas berucap "trimakasih, trimakasih telah hadir. Maaf, maaf aku tidak sesempurna kakak orang lain, dan maaf belum bisa menjagamu dengan baik" tetes demi tetes airmata pun meluruh seakan-akan luka yang di tanggung nya begitu besar.

"Kakak jangan nangis, kakak tambah cantik kalau nangis, Yohan gak suka kakak terlalu cantik nanti di ambil orang lain" ocehnya.

"Hahaha baiklah-baiklah kakak hanya akan tertawa dan menangis di hadapan mu" ia pun mencubit pelan hidung sangat adik.

"Udah iss... Ini tiup lilinnya, kasian meleleh di senyumin kakak"

Terkekeh pelan, ia pun meniup lilin tersebut '𝘛𝘰𝘭𝘰𝘯𝘨 𝘬𝘶𝘢𝘵𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘮𝘣𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘳𝘶𝘱𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘯𝘥𝘰𝘴𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘺𝘢 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩... " batinnya.

Ia menggandeng sangat adik menuju ruang makan, lalu pergi menuju garasi tanpa sarapan terlebih dahulu. Karena, ia tahu itu sia-sia kala seluruh orang tak mau berada satu meja dengannya.

Melajukan pelan Motor ZX tersebut dan berhenti di depan minimarket yang kebetulan ia lewati.

Mengambil beberapa snack dan menuman, ia lantas pergi ke meja kasir tuk membayar belanjaannya.

Kini ia berada di atap sekolah, duduk lesehan di atas lantai yang kotor sembari meminum kopi kaleng yang ia beli dan memakan snack pedas hingga habis tak bersisa.

Ia menghabiskan minuman dan snack yang ia beli tadi sampai habis. Rasa pedas yang bercampur dengan rasa pusing dan perut yang terasa perih tak mampu membuat pikiran Javeria tenang.

Ia meremas kuat kaleng minuman nya hingga tak berbentuk dan tak sadar tangannya ikut terluka. Darah segar membasahi lantai, dengan pandangan kosong dan amarah yang bergejolak ia semakin meremas kuat kaleng tersebut hingga urat-urat tangannya tampak menonjol dan membuat darah yang keluar semakin banyak.

Setelah merasa puas ia melepaskan kaleng yang menancap di telapak tangannya lantas melukiskan pada lengannya 𝘐 𝘩𝘢𝘵𝘦 𝘮𝘦 tak lupa dengan tanda !!! Pada Nadinya.

Ia berjalan ke kelas hingga tak sengaja melihat 𝙢𝙖𝙣𝙩𝙖𝙣 𝙩𝙚𝙢𝙖𝙣-𝙩𝙚𝙢𝙖𝙣𝙣𝙮𝙖 yang tertawa lepas bersama Zelda, hingga ia pun juga melihat Keenan yang mengelus surai Zelda.

Mengepalkan erat tangannya, ia pun berjalan dengan cepat ke WC. Sesampainya di sana ia membersihkan darahnya dengan kasar hingga tak membuat darah itu tak berhenti mengalir.

"Arrrggghhh!!! Gw benci kalian kalian!!! Lo semua gak punya hati! Dan Gw lebih benci diri gw sendiri !!! " meluruh ke lantas ia pun memeluk kakinya dan memukuli kepalanya tanpa henti.

"Bodoh, bodoh, bodoh, kau bodoh, benar-benar bodoh! Kau penyakitan! Menyusahkan! Kau benalu yang tak tahu malu Javeria!!! " ia terus memarahi dirinya bagaikan orang gila.

"Javeria!!! Javeria!!! " teriakan Ryu menggelegar ke seluruh penjuru sekolah kala ia tak dapat menemukan keberadaan anak tersebut.

Ia berlari ke arah WC perempuan tanpa memperdulikan pandangan orang lain terhadap dirinya. Yang ada di pikirannya hanya lah Javeria dan Javeria, ia sangat takut anak itu menyakiti dirinya seperti yang sudah-sudah.

Ketika ia masuk ke dalam WC tersebut ia melihat Keadaan Javeria yang sangat kacau penuh darah. Ia mendekat dengan perlahan, tiap langkah nya begitu menyesakkan hati kala ucapan-ucapan anak itu terdengar olehnya.

Memeluk anak itu dari belakang lantas berucap "gak papa, Ryu disini buat kamu. Nangis aja, gak ada yang marah. Kamu berhak menepai, tapi tolong jangan berhenti berjuang"

"Gw gak berguna Ryu... Mereka benci gw 𝘩𝘪𝘬𝘴... Tapi Gw gak salah... 𝘏𝘪𝘬𝘴" lirihnya.

"Iya, Ryu tahu. Sudah jangan menangis lagi, lihat bibir mu berdarah sangking keringnya" ia menghapus airmata Javeria menggunakan telunjuk nya dan menuntun anak itu menuju UKS.

Serpihan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang