35. Lelapnya yang tak di inginkan

8 0 0
                                    

"𝘛𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘴𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘬𝘶 𝘨𝘦𝘯𝘨𝘨𝘢𝘮, 𝘯𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘴𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘮𝘦𝘴𝘵𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘯𝘨𝘨𝘶𝘵 𝘱𝘢𝘬𝘴𝘢 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘴𝘪𝘴𝘪𝘬𝘶"
~𝙉𝙖𝙮𝙖𝙠𝙖 𝙘𝙪𝙣𝙝𝙚𝙞 𝙚𝙯𝙧𝙖~

      

      Sudah tiga hari lamanya mata itu tertutup erat dengan suara dari Mesin EGK yang menunjukkan bahwa denyut itu masih sangat lemah.

Para inti Wolfe yang keukeuh tak ingin bersekolah nyatanya di paksa oleh sang kepala sekolah untuk membantu menyiapkan hari kelulusan yang tinggal menghitung hari.

"Cantiknya Naya... Masih mengantuk ya? Jangan berlama-lama di alam mimpi, itu tidak baik" Nayaka masih setia berada di samping remaja perempuan tersebut.

Perlahan, namun pasti mata yang terpejam erat itu membuka matanya. Arshen yang menyadarinya pun memencet tombol di samping banker putri nya.

Dokter pun datang dan meminta kepada mereka semua untuk keluar dari ruangan tersebut. Selang beberapa menit dokter tersebut keluar "puji Tuhan, kini pasien telah keluar dari masa kritis nya walaupun kami segenap keluarga dokter di rumah sakit ini masih berharap ada seseorang yang rela mendonorkan organ tubuhnya untuk Nona muda kesayangan kita semua" dengan senyuman yang mengembang dokter tersebut pamit undur diri.

Setelah Javeria di pindahkan ke ruang VVIP Mereka berbondong-bondong masuk ke ruangan itu melihat sosok kecil itu menatap linglung ruangannya.

Selang 𝘝𝘦𝘯𝘵𝘪𝘭𝘢𝘵𝘰𝘳 yang sempat masuk ke rongga tubuh Javeria telah di lepas di gantikan dengan 𝘕𝘢𝘴𝘤𝘢𝘭 𝘤𝘢𝘯𝘯𝘶𝘭𝘢 walaupun kabel-kabel yang menempel masih tetap terpasang untuk memantau organ vital Javeria.

"Cantiknya bunda"

"Putri mama yang kuat"

"Malaikat nya papa udah bangun hm? "

"Slamat datang kembali matahariku"

Ucapan-ucapan selamat datang dari orang-orang yang ia cintai membuat Javeria menangis. Arshen yang melihat nya pun memeluk tubuh putrinya dengan hati-hati "jangan menangis nanti kamu kesakitan"

"𝘏𝘪𝘬𝘴... Jave enggak mimpi kan? 𝘏𝘪𝘬𝘴 jave sayang mama 𝘩𝘪𝘬𝘴, jave juga sayang papa, bunda sama Naya 𝘩𝘪𝘬𝘴. Jika ini mimpi, tolong 𝘩𝘪𝘬𝘴 jangan bangunkan jave, jave ingin di peluk seperti ini 𝘩𝘶𝘢𝘢𝘢, jave capek"

"Syutt.... Ini nyata sayang, ini bunda, papa, mama, om Vante, kakak Aleeya dan Nayaka oh iya sama Emyr juga " sang bunda pun mengelus rambut putri kecilnya.

Tak lama segerombolan remaja laki-laki membuka kasar pintu ruangan tersebut dan langsung mengerubungi Ranjang persakitan sahabat mereka.

"𝘏𝘶𝘢𝘢𝘢 akhirnya lo bangun 𝘩𝘪𝘬𝘴 gw kira lo beneran ninggalin 𝘩𝘪𝘬𝘴 gw 𝘩𝘶𝘢𝘢𝘢" Steven menangis memeluk lengan Ryu yang terlihat jijik padanya.

"Hai adik kecil, mimpi kamu indah banget ya? Sampai boboknya lama" Keenan mengacak rambut Javeria yang terlihat sangat manis pasca menangis.

"Welcome to dunia tipu-tipu ibu negara!!! " seru anggota inti Dark Wolfe yang lain.

"Hihi jave sayang kalian jadi jave ijin sama malaikat buat bangun dulu" cengirnya membuat para manusia yang ada di sana terpekik gemas.

"Arrrggghhh ya Allah manis banget!!!" Ridho menggigit bantal sofa yang kebetulan ada di samping nya.

Serpihan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang