2

3.8K 295 0
                                    

Riuh suara siswa yang berhamburan di sepanjang koridor kelas membuat suara bising yang tidak jelas, kebanyakan dari anak anak berlomba untuk sampai lebih dulu dikantinsaat  jam makan siang, agar tidak mengantri terlalu lama.

Haechan bukan salah satu yang yang berlomba lagipula tidak perlu seperti itu mereka tidak akan kehabisan tempat duduk di kantin. Haechan adalah anak baik yang ramah juga pintar, tidak sulit baginya menyelipkan diri di meja manapun yang dia rasa muat untuk tubuhnya.

Jika kalian fikir ada semacam perundunguna karena haechan adalah siswa beasiswa kalian salah, para siswa disini sibuk memikirkan nilai mereka dari pada memikirkan cara merundung siswa lain, dan menghabiskan waktu untuk belajar daripada merundung siswa lain di toilet.

"Haechan, renjun disini" teriak sungchan dari pojok kantin. Sungchan adalah teman hachan di kelas sastra dunia,  yang duduk disampingnya.

"Kau sudah mengambil sup rumput lautnya?" tanya sungchan begitu renjun dan haechan duduk, Dia tau sup rumput laut ada dalam daftar menu hari, jadi meminta sup bagian haechan untuk dirinya, karena hechan tidak suka sup rumput laun.

Haechan memberikan sup bagiannya dengan senang hati untuk sungchan. Dan mereka makan dengan damai sambil mengobrol ringan.

"Ayahku mengajakku untuk menghadiri pesta ulang tahun pernikahan pemilik perusahaan ayah di Chicago. Aku sangat malas" ceeita sungchan, di ikuti keluhan

"Aku pikir perusaan itu punya keluargamu" kata yangyang yang duduk tepat disamping sungchan yang lansung mendapat anggukan dari haechan dan renjun di seberang meja.

"pokoknya ceritanya panjang yang jelas dulu kakekku sebelum menikah dengan nenek, dia bekerja di chicago dengan orang itu, lalu orang itu membangun perusahaan cabang disini dan mengirim kakek untuk mengurusnya. Setelah kakek meninggal ayah ditunjuk untuk mengantikan kakek. Makanya terlihat seperti turun temurun, tapi ayah masih harus melapor tentang setiap keputusan pada bosnya" terang sungchan singkat.

"Jadi nanti ayahnu akan menurunkan jabatan itu untukmu juga begitu?" tanya haechan.

"Mana dia tau, bagaimana jika dia bodoh nanti" jawab renjun. Yangyang dan haechan sontak mengangguk bersama.

"Ya aku tidak bodoh ya. Lagipula aku tidak terlalu berharap mewarisi perusahaan. Itu jelas bukan hak ku, aku tidak mau mengambil yang bukan hak ku. Kalau memang mereka menilai aku mampu, aku akan berusaha tapi jika mereka menilai aku tidak cukup mampu aku tidak apa" terang sungchan bijak.

Renjun menunjuk sungchan dengan sumpit dan berkata.
"Karena itu kau harus belajar, jangan hanya mencontek pr fisika dari haechan"

Ketiga anak itu tertawa sedangkan sungchan cemberut. Dia selalu menjadi orang yang digoda setiap kali mereka bersama.

"Oh ya kemarin kau mengatakan paman seo menemui seseorang di gangnam , bagaimana?" tanya renjun. Pasalnya kemarin saat haechan bekerja paruh waktu di kafe ibu renjun anak itu bercerita jika sang ayah akan menemui seseorang di gangnam.

"Ah jadi aku tidak salah lihat kemarin" kata yangyang dengan pengucapan kata yang agak kaku. Maklum dia orang china dengan longat yang kental.

"Kau bertemu ayahku, dimana?" tanya haechan antusias.

"Aku hanya melihat sekilas, makanya kupikir aku salah orang. Kemarin aku mengantar sepupuku yang menginap di Jeil Hotel dan melihat paman seo menunggu lift, Aku tidak sempat memastikan karena paman seo sudah naik lift duluan" terang yangyang.

"Apa yang ayah lakukan di hotel semewah itu ya?" Gumam haechan.

"Mungkin ke restautant, hotel kan tidak hanya menyediakan kamar, mungkin dia bertemu dengan temanya di sana" Sungchan menanggapi dengan dewasa.

"Dengar... Maaf sebelumya chan" Kata renjun sebelum melanjutkan perkatannya  " Kita semua tau keadaan ekonomi keluarga haechan. Makan di restaurant bukan pilihan yang tepat jika hanya untuk bertemu dengan teman" Jeda renjun melirik kearah teman temannya dan melanjutkan dengan berkata " Setahu ku paman seo adalah orang yang sangat hati hati dalam menggunakan uang jadi kemungkian paman seo mengajak temannya bertemu di hotel semewah itu saja sudah tidak masuk akal"

"Mungiin temanya ýang traktir" potong sungchan cepat.

"Tapi.... " kata yang yang mengantung. "Aku jelas jelas melihat tujuan  lift yang paman seo naiki itu lantai teratas. Restaurant ada di lantai 6. Dan lantai paling atas itu Penthouse"  keempat anak anak itu terdiam saling melirik satu sama lain.

"Kalian tidak berfikiran sama dengan ku kan?" gumam haechan Dan mereka semua masih saling berpandangan Sebelum renjun yang pertama bersuara.

"Jam berapa paman pulang kemarin?"Tanya renjun kepada haechan.

"Jam 8 katanya. Saat aku pulang kerja ayah sudah ada dirumah?" jawab haechan.

"bagaimana tampilanya apa dia terlihat marah, kelelahan, atau bagaimana?" Tanya renjun lagi.

" Ayah terlihat seperti biasa, tapi dia beberapa kali melihatku dengan aneh seperti ingin mengatakan sesuatu. Dan pergi tidur begitu kami selesai makan malam dan....." haechan menjeda perkataanya sebentar ragu jika ini teasuk tingkah aneh ayahnya atau tidak. Membuat ketika sahabatnya menatapnya penasaran yangyang bahkan memberi gestrur lanjutkan dengan tanganya.

"Tadi pagi ayah mengatakan hal yang sebenarnya selalu dia katakan, tapi tiba tiba pagi ini terasa anah" lanjutnya.

"Apa?" tanya renjun cepat.

"Ayah bilang dia ingin aku percaya padanya dan selalu bersamanya apapun yang terjadi dia akan melindungiku" ketiga temanya menghela nafas lelah. Paman seo selalu mengatakan itu pada haechan hampir setiap hari. Jadi tidak heran dia mengatakan itu juga pagi ini.

"Apa mungkin ayahmu memiliki kekasih? Mungkin om om kaya raya yang sudah tua seumuran kakek renjun?" kata sungchan asal.

"Paman seo juga om om tau" Marah renjun karena kakeknya yang suci dibawa bawa.

"Eeee masa paman seo tidak bisa mendapatkan yang lebih muda. Dia masih muda, tampan dan tubuhnya bagus dia bahkan jauh lebih muda dari ayahku. Dia itu masih muda hanya saja dia kecepatan punya anak" sanggah yangyang.

Dan obrolan tentang ayah haechan terlupakan begitu saja. Walupun ada banyak pertanyaan di kepala haechan, dia akan menyimpanya baik baik dikepala. Mungkin akan ada waktu dia mengeluarkanya nanti.

HAECHAN LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang