HAECHAN LIFE

41

Dengungan pelan mesin pesawat terdengar samar di keheningan ruang yang cukup luas, suara hils yang beradu dengan lantai pesawat menjadi terdengar nyaring di telinga ,tetiap pramugari berkeliling untuk mengecik berbagai hal. Bagi  Seorang pria dengan setelan suit tiga lapis suara itu cukup menganggu apa lagi saat dia menekuni semua pekerjaan yang sudah menumpuk, Mark menekuni beberapa laporan dari layar datar di tanganya, memastikan jika apa yang ia dapatkan cukup rinci, mark jelas tidak suka mendapat informasi sepotong demi sepotong.

" Kita akan mendarat dalam 15 menit" Yuta melapor pada sang atasan, membuat mark mematikan layar tab ditanganya dan mencampakkan benda tersebut  tanpa perduli jika benda pipih itu mungkin membentur lantai.

Jari jari ramping mark  memijit keningnya pelan sambil memejamkan mata. Sementara Yuta hanya melihat sang atasan dengan tenang mood mark pasti àda di ambang batas.

" Apa orang orang itu sudah di bereskan" gumam mark, yuta tidak perlu menjadi orang jenius untuk mengerti apa yang di maksud oleh mark, bersama dengan mark sejak anak itu berusia 15 jelas membuat dia mengerti dengan apa yang harus dia lakukan.

" Mr. Tsukasa mengatakan jika dia sudah menagani ini, tapi media jelas sudah mencium kasus ini, jadi mereka bertindak hati hati dan tidak menarik perhatian untuk saat ini" Mark makin mengernyit mendengar laporan yuta, tidak menarik perhatian? kata mereka. Persetan mark sudah bersabar 4 bulan belakangan, tapi orang itu berusaha memecah konsentrasinya dengan membuat banyak masalah kecil yang mau tidak mau harus dia tangani.

" Minta Tsukasa menemuiku nanti malam" perintah mark pendek yuta mengangguk.

Pesawat yang mark tumpangi mendarat dengan cepat, dan mark dengan cepat sudah ada di dalam mobil yang dikendarai oleh seorang supir dengan yuta yang duduk di samping si pengemudi.

" Berhenti disini!!" Mark memberi perintah dengan nada lelah, ketika mobil tengah melaju di samping danau Kawaguchiko yang membentang, sang sopir kebingungan tapi tetap menghentikan mobil dengan pelan. Tetapi tepat ketika mobil berhenti sesuatu terasa menjerat lehernya dari belakang, pria dibalik kemudi itu berusaha memberontak tapi nafasnya justru makin sulit masuk keparu parunya.

Mark menarik ikat pinggangnya yang  terbuat dari kulit asli  di leher sopir itu lebih keras untuk terkhir kalinya dan sopir itu terkulai lemah tak bernyawa. Menarik ikat pingangnya sambil keluar dari mobil, diikuti yuta dibelakangnya. Beberapa orang pria berjas hitam dari mobil lain ikut turun, dan tidak bisa tidak merasa ngeri melihat bercak darah di ikat pingang yang mak pegang sebelum pemuda itu mencampakkan ikat pingangnya sendiri ditanah.

Yuta memberi perintah pada para pria itu untuk memberskan mayat didalam mobil secepat yang mereka bisa, karena mereka harus kembali melanjutkan perjalanan. Sementara yuta menyerahkan saputangan sutra kepada mark, yang diterima mark dengan tenang. Air wajah mark bahkan tidak berubah saat membunuh sopir tadi.

Yuta mengambil ponsel pria yang sudah mati tadi dan memasukannya kedalam saku celanya. Mark dan yuta kembali melanjutkan perjalanan dengan supir yang berbeda, mereka mungkin sedikit terlambat untuk pesta kali ini, tapi sepertinya mark tidak keberatan.

Sebuah bangunan bergaya modern Villa tiga lantai yang menghadap lansung kearah gunung Fuji yang indah adalah hal pertama yang mark lihat saat dia turun dari dalan mobil.

Dua orang staf keaman lansung mengahampirinya di depan gerbang villa, mengjadang kedatanganya.

" Katakan pada Putri Mahkota kalian jika Mark Lee ingin bertemu" Kata mark pendek. Dua orang itu saling menatap satu sama lain, dan salah satu dari mereka benoleh dan berbicara dari earpiece miliknya. Mark masih berdiri dengan tenang hingga beberapa saat kemudian dua orang tadi membuka gerbang dan membiarkanya masuk, ia dan yuta melangkah kedalam bangunan 3 lantai tersebut, melirik sekilas dan menemukan beberapa orang staf keamanan yang berjaga. Mark yakin ada sniper disuatu tenpat mengawasi villa ini.