Seolah takdir tengah mempermainkan Ara
Tujuhbelas Tahun hidupnya dan hampir sepuluh tahun dia habiskan di rumah sakit.
Semangat nya untuk sembuh sangat besar apalagi didampingi keluarga dan seorang sahabat, tapi Tuhan berkehendak lain.
Dan seolah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"The true love suddenly broken, not only but like the old Man who has lost the stick. (Cinta sejati yang tiba-tiba putus laksana orangtua kehilangan tongkat.) "
Aku upload ni dua sekaligus, makasih buat yang udah vote sama komen serta baca cerita aku dalam diam. Jangan lupa kasih vote lagi ya😘 . . . . .
"Kak ada yang cari lo noh di depan" ara mengalihkan pandangannya pada adiknya yang tengah berdiri di ambang pintu.
"Siapa? " rara hanya menaikan bahunya acuh lalu pergi menuju kamarnya.
"Ck, dia yang ngasih tau kok malah gak tau sih" kesal ara sambil berjalan ke arah lift dan turun ke lantai satu.
"Siapa?,perasaan gue gak janjian sama siapa-siapa deh" ucap ara saat melihat punggung tegap seseorang yang jika di lihat adalah seorang lelaki.
"Lo cari gue? " tanya ara pada lelaki itu yang masih menghadap pada figura foto keluarga nya.
"Jefran? " bingung ara saat salah satu sahabat kakaknya itu mencarinya, karena seingatnya mereka tak sedekat itu untuk bertemu secara pribadi.
"Hm ya itu gue, maaf ya ra gue gak ngasih tau atau buat janji kalo mau ketemu sama lo, gue gak ganggu kan? " tanya jefran dengan senyum manisnya
"Gak kok, gue juga lagi santai. Btw tumben cari gue, ada perlu apa? " tanya ara sambil mempersilahkan jefran duduk dan meminta bibi membawakan minuman serta cemilan untuk mereka berdua.
"Mau ketemu aja, emang gak boleh? " tanya jefran dengan menatap dalam manik mata ara
"Yah boleh sih" jawab kikuk ara sambil menggaruk hidung mancung nya pelan.
"Oh yah gue denger dari abang gue lo buka butik ya? " tanya ara memulai percakapan pada jefran agar tidak terlalu kaku karena mereka tidak dekat.
"Iya iseng aja sebenarnya kalo lagi gak ada pasien" jawab jefran sambil meminum jus jeruk nya
"Hebat ya udah jadi dokter ditambah jadi pemilik butik terkenal" puji ara pada lelaki di depannya karena kehebatan nya.
"Hehe, lo muji gue padahal lo lebih hebat lagi. Gue denger-denger lo gak pernah tersingkir dari model papan atas, itu berarti lo emang gak ada gantinya ra" puji balik jefran, memang jefran akui bahwa ara sangat cantik dan juga berkharisma apalagi gaya anggun dan elegan nya yang tidak di buat-buat.
"Bukan gak ada, tapi belum. Lagian kalo mereka usaha pasti ada yang melampaui gue kok" jawab ara dengan senyum nya yang membuat jefran tertegun sejenak sebelum menepis pikiran nya.