Seolah takdir tengah mempermainkan Ara
Tujuhbelas Tahun hidupnya dan hampir sepuluh tahun dia habiskan di rumah sakit.
Semangat nya untuk sembuh sangat besar apalagi didampingi keluarga dan seorang sahabat, tapi Tuhan berkehendak lain.
Dan seolah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Cinta seperti ubur-ubur... Terlihat indah di mata, namun setelah kau sentuh, kau akan merasakan sakit yang teramat sangat oleh karena sengatannya. " . . . . .
Hujan turun dengan lebatnya membasahi tanaman dan makhluk ciptaannya yang lain.
Banyak yang menyukai hujan, tapi tidak sedikit pula yang membencinya.
Salah satunya Ara dia tidak menyukai hujan karena bila ada hujan maka akan ada petir, dan guntur walaupun tidak selalu.
Ara takut akan petir karena saat petir datang dia hanya bisa meringkuk sakit di rumah sakit.
Bayangan ketika dia harus menahan sakit selama lebih kurang sepuluh tahun di rumah sakit adalah kenangan paling menyakitkan dalam hidupnya ditambah berpisah nya dia dan sahabat sekaligus orang yang mengisi relung hatinya.
Flashback on :
"Hei... Melamun nin apa sih? Sampe-sampe aku datang aja gak sadar" seorang pemuda yang memakai kaca mata dan rambut sedikit acak-acak kan menatapnya khawatir.
"Aku cuman mikir, apa aku bisa melawan penyakit ini?" menatap ke arah jendela dengan sendu karena teringat penyakit nya yang sudah lama di lawannya
"Aku yakin kamu bakalan sembuh. Kamu kuat Ra dan juga kamu udah janji gak bakalan ninggalin aku kan?" menatap lembut gadis cantik yang nampak pucat di hadapannya ini.
Sudah dari kecil mereka menjadi sahabat dan sekarang mereka sama-sama mempunyai rasa satu sama lain, tapiAra takut Zio hanya menganggap nya sebagai sahabat tidak lebih jadinya dia memendam perasaan itu asalkan Zio tetap berada di dekatnya walaupun mereka hanya bisa menjadi sahabat selamanya.
Begitu pun dengan Alfarizio Athanoval biasa di panggil Noval tapi tidak dengan Ara yang memanggilnya dengan Zio dan hanya Ara yang diizinkan nya untuk memanggilnya berbeda karena itu seperti nama kesayangan dari gadis tercinta nya.
Zio sudah lama memendam perasaan pada Ara tepatnya ketika umurnya menginjak delapan tahun, gila memang tapi itulah Zio.
Zio rela hanya menjadi sahabat saja untuk Ara, Zio rela menghabiskan waktunya hanya untuk menemani Ara jalan-jalan, Zio rela merawat Ara yang tengah sakit parah, bahkan Zio rela melakukan hal-hal bodoh asal itu bisa membuat Ara nya bahagia.
Apapun akan Zio lakukan asal Ara bahagia walaupun dia harus memendam perasaannya karena takut Ara akan menjauhinya dan membencinya.
"Yaudah dari pada mikirin yang gak-gak lebih baik kamu makan dulu, aku udah masakin nugget kesukaan kamu. Kamu harus banyak makan biar cepet sembuh" Zio menyiapkan makanan untuk Ara dengan teliti karena Zio ingin yang terbaik untuk sahabat sekaligus gadisnya.