Seolah takdir tengah mempermainkan Ara
Tujuhbelas Tahun hidupnya dan hampir sepuluh tahun dia habiskan di rumah sakit.
Semangat nya untuk sembuh sangat besar apalagi didampingi keluarga dan seorang sahabat, tapi Tuhan berkehendak lain.
Dan seolah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Geram pada malam tak hilangkan kelam, murka pada siang tak sirnakan bayang." . . . . .
"Kenapa gak kumpul bareng di sana aja sih cantik? " tanya Saga saat sudah duduk di samping Ara.
"Gak ah, gue gak suka ribut" jawab Ara pada cowok yang menurut nya ngeselin ini.
"Lo sendiri ngapain di sini? " tanya Ara karena melihat Saga yang malah mengambil cemilannya.
"Nemenin lo lah, apa lagi emangnya. Masa cewek cantik kayak loh di anggurin doang" ucap Saga dengan nada jahil.
"Ck, gue gak butuh ya lo temenin, lagian gue juga nyaman sendiri" kesal Ara pada Saga
"Yaudah sih cantik, biarin aja gue nemenin loh, jarang-jarang lo abang saga mau nemenin cewek kecuali si cantik sih. " gombalnya
"Ck rese loh" karena kesal Ara hanya membiarkan saga berbuat semaunya.
Saga yang melihat Ara kesal pun tersenyum tipis, ah membuat si cantiknya kesal akan menjadi hobinya saat ini.
Sedangkan Al yang melihat nya harus menahan api cemburu melihat Saga yang sudah start duluan.
'Ck lagi-lagi kalah star' Karel menatap tajam pada punggung Saga sedangkan saga yang merasakan aura intimidasi ke arahnya hanya bisa terkekeh karena dia tau saingannya dalam mendapatkan cinta si cantik tengah kesal.
"Napa gila lo? " tanya sarkas Ara saat melihat Saga tertawa sendiri.
"Iya Saga gila karena mikirin si cantik hihi" cekikikan dengan ucapan nya sendiri bahkan saga dengan tak sopannya langsung menumpukan kepalanya ke bahu si cantik.
"Ck kumat penyakitnya" ucap kesal Ara karena lagi-lagi Saga langsung tidur di bahu atau paha nya tanpa meminta izin.
Brukk
Ara terkejut karena bunyi suara jatuh dan lebih terkejut lagi saat melihat Saga yang sudah tengkurap di bawah sofa dengan tak elitnya dan si pelaku yang mendorong hanya abai dan memilih duduk di samping gadisnya.
Sedangkan teman-teman yang lain sudah ngakak melihat salah satu sahabat nya yang ternistakan.
"BHAHAHAHAHA Ngakak anjirr, lo ngapain tengkurap di situ ga, kayak gak ada tempat tidur aja" tawa gara menggelegar saat melihat saga jatuh dengan tak elitnya.
"Ck, lo kalo mau bersaing yang sehat dong, jangan dorong-dorong orang" marah dan kesal bercampur satu saat melihat si pelaku yang mendorongnya bukan lain adalah AL.
"Gakpapa kan? " tanya Ara walaupun dia mau tertawa, tapi dia juga kasihan melihat teman abangnya itu jatuh.
"Shh sakit banget lutut gue cantik" ucap nya pura-pura sakit padahal dia tidak merasakan sakit sama sekali, tapi karena si cantiknya kawatir kenapa tidak kita manfaatkan saja kan.