Seolah takdir tengah mempermainkan Ara
Tujuhbelas Tahun hidupnya dan hampir sepuluh tahun dia habiskan di rumah sakit.
Semangat nya untuk sembuh sangat besar apalagi didampingi keluarga dan seorang sahabat, tapi Tuhan berkehendak lain.
Dan seolah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kesulitan itu ibarat seorang bayi. Hanya bisa berkembang dengan cara merawatnya. " . . . . .
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gaun yang akan di pakai ara pada acara reunian nanti
"Kak nanti kita perginya bareng aja yah" ajak rara pada kakaknya
"Iya-iya" jawab ara
........
Malam ini di sebuah gedung mewah sudah banyak berkeliaran orang-orang sukses, baik dengan pasangan maupun sendiri.
"Tasya gimana hubungan lo sama Al? Gue kepo nih soalnya dari tamat sekolah gue gak tau apa-apa lagi tentang kalian? " tanya seorang gadis cantik dengan rambut sebahu nya sebut saja Jenny.
Mereka saat ini berkumpul di sebuah meja yang besar.
"Pastinya udah nikah kan, tapi masih di privasi" balas seorang lelaki di sana yang memakai kaca mata nya seperti sugar daddy sebut saja Sean.
"Aku.... " ucapan Tasya urung terucap saat pintu ruangan yang di isi oleh para alumni itu terbuka dan terlihat lah di sana keempat saudara yang berpasang-pasangan.
Banyak yang terpesona dengan ketampanan serta kecantikan mereka, tapi banyak juga yang bingung dengan gadis cantik yang tengah di gandeng oleh seorang Athalariq Mavendra atau biasa di panggil maven.
Mereka berempat melangkah perlahan menuju meja yang sangat besar itu dan duduk di kursi yang masih tersedia di mana itu di depan Al, Tasya dan di samping kanan ada Karel sedangkan di samping kiri ada Saga.
Semua pemain berkumpul di sini bahkan protagonis, Ara tidak ambil pusing dengan itu lagian alur novel sudah lama selesai dan mereka sudah ada kehidupan masing-masing.
"Eh siapa yang lo bawah Ven? cewek lo? " tanya sean pada gadis cantik yang sudah duduk manis dan elegant di kursinya.