7. Ternyata Dimas peduli.

67 9 1
                                    

"Eko...!!

Teriak Dimas sambil menangkap tubuh Eko yang limbung karena pingsan.

"Ini kang Hanif, ini Kang Hanif." Kang Hanif buru buru masuk saat melihat Dimas dan Eko berteriak ketakutan.

"Nagapain sih Kang, bikin kaget tau gak.!

Kata Dimas kesal gara gara Kang Hanif Eko jadi pingsan Dimaspun jadi lemes.

"Iya maaf ini Dek Eko kenapa.? Tanya Kang Hanif segera menghampiri Dimas yang memangku kepala Eko.

"Pingsan gara gara Kang Hanif." Jawab Dimas masih kesal.

"Sini Kang Hanif bantu bawa dek Eko ke Sova."

Kang Hanif membawa Eko ala bridal style ke Sova untuk di baringkan agar lebih nyaman Dimas segera membawa bantal dan selimut dari kamar Yoona karena kamarnya berada di lantai bawah.

"Eko... Sadar dong ko.." Dimas menyangga kepala Eko dengan bantal.

"Kang Hanif ambilin minyak angin di pos."

"Buruan Kang."

Kang Hanif bergegas ke pos untuk ambilkan minyak angin yang di milikinya.

"Ini A minyak angin nya." Kang Hanif segera menyerahkan minyak angin itu pada Dimas.

Cepat cepat Dimas menempelkan minyak angin itu di hidung mancung Eko.

"Eko sadar ko, jangan lama lama pingsannya eko..."

"Dia napas gak sih Kang."? Tanya Dimas pada Kang Hanif yang berdiri di belakang Dimas.

"Coba cek hidungnya." Kata Kang Hanif.

Dimas dengan ragu meraba lubang hidung Eko, dia bernapas lega saat merasakan deruan napas yang sangat teratur.

"Alhamdulillah bernapas Kang."

"Ekoo bangun ko." Dimas menepuk pipi tirus Eko.

"Eunghhh"

Dimas dan Kang Hanif bernapas lega saat Eko akhirnya sadar.

"Momy...hiks momy...hiks.."

Dimas langsung memeluk Eko.

"Gak apa apa, gak apa apa, ada Aa Dimas, tenang ya dek."

Dimas menenangkan Eko yang menangis memanggil momynya.

Eko udah mulai tenang setelah Dimas memberinya susu strobery matanya masih sembab dan pucat.

"Gimana Kang udah di telepon PLN nya.? Tanya Dimas pada Kang Hanif yang sudah selesai menelepon.

"Udah bentar lagi katanya, di ujung konplek gardu nya kebakar lagi di benerin."

"Ohhh yaudah makasih ya Kang." Kata Dimas ia memakaikan selimut pada Eko yang masih diam.

"Dek, gak apa apa.? Tanya Kang Hanif pada Eko.

"Gak papa apanya!! jantung gue hampir copot tau gak...!!!!

Dimas lega kalau Eko udah ngamuk tandanya udah aman.

"Maaf dek, Kang Hanif gak sengaja." Kata Kang Hanif merasa bersalah.

Akhirnya lampunya nyala hujan pun mereda tidak sederas tadi.

"Udah nyala Kang Hanif kembali ke pos ya."

Dimas mengangguk dan Kang Hanif pun segera pergi.

"Gimana masih pusing gak.? Tanya Dimas yang masih memijit pundak Eko.

Eko menggeleng dan melepaskan tangan Dimas gak tau kenapa ia risih sama kepedulian Dimas.

"Mau tiduran di kamar apa disini aja.? Tanya Dimas.

Dimas & Eko.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang