36. Berbeda.

57 8 1
                                    

Aku kira aku bisa membuat mu mencair, ternyata aku yang membeku.

Dimas...


Setelah sadar dari koma Eko jadi orang yang sangat berbeda, dia terlihat begitu dingin seolah ada gunung Es yang berada di depannya.

Dimas paling merinding jika Eko udah model kaya gini,gak berani buat basa basi.

Hari ini Eko sedang melakukan fisio terapy, setelah sadar semua tubuh Eko jadi kaku untuk memperbaiki sistem syarafnya Eko menjalani terapi.

Hari ini momy meminta Dimas untuk menemani Eko, pengen nolak tapi gimana, kalau bukan dia siapa lagi, nenek sama tante Tiffan udah pulang ke Surabaya.

Dimas ngajak Riri buat nemenin.

"Kamu ini aneh Dim, masa sama adik sendiri canggung sih." Heran Riri, tapi saat berada di ruang rawat Eko atmosfer nya sangat berbeda, Riri merasa ada disebuah ladang es yang dingin.

Pantas Dimas minta di temani kalau sendirian mereka pasti sudah membeku.

"Eee Ko, Ners nya belum dateng.?

Eko hanya diam tidak menjawab pertanyaan Dimas.

"Katanya hari ini kamu mau terapi?  gak jadi.? Tanya Dimas lagi sambil garuk kepala.

"Udah makan.? Tanya Dimas lain lagi ia melihat mangkuk buburnya Eko sudah habis.

"Ohh udah makan ya." Jawab Dimas pada dirinya sendiri karena Eko sama sekali tidak bicara.

Diam.

Hening.

Beku.

Dimas meraih lengan Riri untuk minta bantuan.

Dimas aja tak berkutik apalagi Riri yang bukan siapa siapa.

Eko menghela napas panjang dadanya masih terasa menusuk.

Ia menengok kearah Dimas membuat Dimas dan Riri tegang.

"Momy mana.? Tanya Eko, Dimas jadi kesal udah lama dia berada disana yang di tanyain malah momy.

"Ada urusan sebentar Ko."jawab Dimas.

Eko kembali berbaring ia menarik selimutnya.

Tak lama kemudian perawat laki laki datang.

"Mas Eko udah siap.? Tanya perawat itu sopan.

Eko membuka selimutnya.

"Dari tadi juga saya sudah siap ners, kemana aja sih ? lama banget !  anda telat lima detik ya, saya laporin anda ke direktur rumah sakit.! Ancam Eko.

Dimas melongo tak percaya apa apaan si Eko, telat lima detik doang mau di laporin.

"Maaf ya mas Eko, sekarang ayo kita terapi dulu nanti aja laporinnya."

Dimas makin tak percaya bagaimana bisa perawat itu sangat sabar menghadapi Eko, kalau dia yang di gituin udah di tabok itu si Eko.

Dimas dan Riri menemani, Eko berjalan sambil berpegangan pada penyangga, di belakang Eko ada perawat  yang menjaga.

"Ayo mas, sedikit lagi.." kata terapis itu memberi semangat.

Eko malah berhenti berjalan.

"Capek Ners, dadanya sakit." Keluh Eko.

"Ok kita istirahat dulu."

Perawat laki laki itu membantu Eko untuk istirahat sejenak, Eko duduk di bangku.

Dimas segera menghampri memberinya minum.

Tampa bicara Eko langsung menerimanya.

Baru minum sedikit Eko udah batuk batuk, dadanya kembali sakit dan ini lebih menusuk dari yang tadi.

Dimas & Eko.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang