26. Dimas si sosial buterfly

60 6 1
                                    

Yoona masih menunggu oprasi Dimas yang belum selesai kedua matanya menatap kosong kedepan.

Hingga tiba tiba kedua orang tua Agung datang.

Yoona terdiam kaku bagaimana mereka bisa tau rumah sakit ini.batin Yoona.

Ayah Agung menatap Yoona yang duduk sambil mengusap kepala Eko.

"Untung saja anak mu tidak mati bisa bisanya dia naik gunung sendirian mau jadi jagoan dia huh..! Kata Ayah Agung keras.

"Kau tidak becus mengurus anak anak mu.." kini ibu Agung ikut berkomentar.

"Untuk apa bapak sama ibu datang huh..! Bukankah kalian tidak mau menganggap anak anak ku sebagai cucu kalian."

"Kami kesini hanya ingin melihat kondisi putra mu saja sebagai tanda bahwa kita tidak lepas tangan, saya sudah membayar semua tagihan rumah sakit, jadi bilangin pada anak mu itu terutama Dimas dia masih sering menemui Agung jadi saya harap Dimas tidak muncul lagi menemui ayahnya."

Yoona membuang mukanya, hatinya sakit mendengar ucapan ayah mertuanya.

"Ia saya akan sampaikan pada Dimas untuk tidak menemui ayahnya lagi."

"Satu lagi, jangan pernah berharap untuk mendapatkan bagian warisan! karena itu tidak akan pernah terjadi."

Yoona makin meradang siapa juga yang mau warisan.

"Kami tidak pernah berharap jadi bapak jangan hawatir."

Ayah Agung tersenyum miring.

"Dasar wanita jalang.! Umpat ayah Agung lagi sebelum pergi meninggalkan Yoona.

Eko tidak tidur ia mendengar semua pembicaraan Yoona dan kakeknya hatinya kian sakit ia mengepalkan tangan kuat kuat apalagi saat mendengar Yoona menangis terisak.

Nenek dan tante Tifan datang mereka juga mendengar semua perkataan mantan besannya itu, dan terjadilah kecekcokan dua belah pihak.

Eko hanya bisa pura pura tidur karena kalau ia bangun maka semua tidak akan baik baik saja.


****

Dimas sudah di oprasi kakinya di gips Eko masuk pada ruang rawat Dimas sambil membawa beberapa cemilan, dia melihat Dimas sudah tampak segar saat ini dia sedang menelepon.

Saat baru sadar dari anatesis Dimas langsung menanyakan "dimana ponsel ku." Buat Eko geram, di kira dia orang pertama yang di cari Dimas mengingat pengorbanan dia pada kakaknya.

"Iya nanti deh pokoknya kalau gue udah sampai bandung gue ceritain semuanya."

"Yuuu makasih ya dadah."

Dimas memutuskan teleponnya ia melihat Eko yang sedang kesulitan membuka segel air mineral.

"Sini sini biar gue yang buka." Gregetan Dimas jadinya.

"Kamu kan lagi sakit biar aku aja." Kata Eko masih tetap herusaha.

"Aku nya makin sakit liatnya." Dimas gak tahan lagi ia pun merebut botol mineral itu yang sama sekali gak kebuka dasar Eko.

"Nihh..." Dimas menyerahkan botol minum itu pada Eko.

"Itu buat lu Dim, bukan buat gue."

"Astagfirullah adek gue sweet banget makasih ya ganteng."

"Euiii..." Eko jijik kalau dipanggil ganteng sama Dimas.

"Dim gimana sekarang kapok ke Arjuno udah benci ke Arjuno...? Tanya Eko.

"Gak gue gak kapok gue gak benci sama Arjuno." Jawab Dimas tegas penuh keyakinan.

"Arjunokan udah bikin kamu kaya gini." Eko menunjuk pada kaki Dimas yang Di gips.

Dimas & Eko.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang