12. Melihat masalalu.

45 8 2
                                    

Riri bilang pada Eko untuk tidak pergi kemana mana tapi Eko tidak mendengarnya ia tetap pergi keluar tampa sepengetahuan Riri.

Entah kemana Eko harus pergi tidak ada Taxi yang lewat mau pakai Taxi online Eko tidak mengerti caranya dan dengan sangat terpaksa ia telepon saudaranya Dimas.

"Kamu lagi dimana.? Tanya Eko apatis.

"Di klinik lagi nungguin Reka"

Jawab Dimas terdengar tidak bersahabat.

"Gue gak ngerti cara pesan Taxi online."

Kata Eko jujur.

"Entar gue pesenin."

Dimas terdengar masih kesal, Eko menghela napas panjang.

"Gue gak suka sama Reka." Kata Eko to thet point.

"Lu boleh gak suka, tapi gak perlu lempar ponselnya kan.!?

"Dia itu buat kamu bodoh."

Terdengar helaan napas Dimas di sebrang.

"Dari dulu juga aku bodoh, aku gak sepinter kamu, walau kamu gak kuliah tapi kamu pinter cari duit kamu juga yang selalu di banggain sama kakek, jadi kamu jangan nuduh orang atas penyebab kebodohan aku."

"Kamu bukan cuman bodoh! logika kamu juga ketutup, gue tau lu cinta sama Reka tapi gak kaya gini, dia cuman mamfaatin kamu, sampai kapan kamu akan terus jadi tong sampahnya, sampai kapan kau terus menanti kepastiannya, jangan munafik Dim ! lu orang yang paling mengharapkan sesuatu dari Reka, hubungan yang lebih dari seorang sahabat."

"Itu urusan aku,kamu udah terlalu dalem ikut campurnya."

Tuttttttttt...........

Teleponnya dimatiin.

"Sialan ni si Dimas."

Geram Eko ia mendogak kearah langit ternyata hujan ia pun langsung berlari kearah toko yang sudah tutup untuk berteduh.

Hujannya makin deras petir menyambar nyambar udah gitu gelap lagi suasananya makin horor, Eko memeluk tubuhnya sendiri rasanya sangat dingin tiba tiba ada rasa sakit menusuk di daerah dada ia pun terbatuk cukup keras.

*****

Dimas melihat kearah jendela di ruang tunggu,Reka sedang di tangani dokter di ruang tindakan, tiba tiba ia teringat Eko.

"Apa dia baik baik saja." Gumam Dimas jadi hawatir.

Namun Dimas tidak ingin memikirikannya toh ia sudah memesankan Taxi online untuknya dia yakin Eko pasti baik baik saja.

"Dim gimana Reka.?

Tanya Agus yang datang bersama dengan Raka dan Rangga.

"Lagi di tangannin dokter." Kata Dimas.

Tiga sahabat Dimas itu duduk disamping Dimas.

Tak lama kemudian Reka keluar dari ruang tindakan hidungnya agak bengkak dan memerah.

"Liat ni Raka idung gue udah kaya rudholf "

canda Reka,membuat Raka  Agus dan Rangga tersenyum.

"Syukurdeh kalau gak apa apa." Agus bangkit ia menepuk bahu Reka pelan.

"Oh ya adik mu masih di caffe." Kata Agus pada Dimas.

"Biarin aja.." ujar Dimas seolah tak peduli.

"Eh kasian tau Dimas, adik mu kayanya dia baru deh kedaerah itu."

Dimas & Eko.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang