><
Anggia mengekori dokter Diana sampai ke ruangan beliau. Begitu sampai, Anggia pun dipersilahkan duduk oleh dokter Diana.
"Ba-bagaimana ke-adaan aurel, Bu?" Tanya Anggia gugup.
"Begini Anggia, sebelum ibu menjelaskan tentang kondisi Aurel. Apa ibu boleh bertanya sesuatu padamu?" Tanya dokter Diana serius.
"Silahkan bu, apa yang ingin ibu tanyakan?" Jawab Anggia dengan menundukkan kepalanya. karena ia sudah bisa menebak ke arah mana hal yang akan ditanyakan oleh dokter Diana.
Dokter Diana menghembuskan napas berat sebelum bertanya kepada Anggia, ada rasa kecewa dan juga iba di hatinya, kala melihat kondisi 2 gadis yang malang itu, tapi ia tidak bisa banyak membantu.
"Kamu pasti sudah tau kalau Aurel baru saja mengalami kekerasan seksual," bukanya bertanya, dokter Diana malah memberikan tebakan yang hanya di jawab oleh anggukan kepala Anggia.
"Jujur saja gia, hal itu sangat memperburuk keadaan Aurel sekarang. Kondisi ginjalnya sudah sangat memburuk dan harus segera mendapatkan pendonor. Jika tidak, ibu tidak bisa jamin Aurel akan selamat," jelas dokter Diana, Anggia yang mendengarnya seketika mengangkat wajahnya menatap mata dokter Diana, berusaha mencari kebohongan dari mata itu. Hatinya begitu pedih saat mata yang sudah mulai keriput itu begitu bersih dan sayu, tanda Ucapannya barusan adalah sebuah kejujuran.
"Apa maksud, Ibu? A-apa itu artinya Aurel harus segera dioperasi?" Tanya Anggia.
"Begini gia , melihat kondisi Aurel sekarang. Jika dalam waktu 3 hari belum juga dioperasi, mungkin Aurel tidak bisa lagi bertahan. Maafkan ibu Anggia, Kalau masalah ini, Ibu benar-benar tidak bisa lagi membantumu, tapi ibu akan usahakan agar kamu dapat pengurangan biaya," jawab dokter Diana sedih.
Mendengar hal itu Anggia tidak bisa lagi menahan kesedihannya, tapi tak lama kemudian Anggia menatap dokter Diana mantap.
"Bu, ambil ginjal Anggia bu. Tolong berikan ginjal Anggia untuk Aurel. Aurel harus selamat apa pun yang terjadi. Anggia tidak mau kehilangan Aurel. Masalah biaya nanti Anggia cari, ibu tenang saja. Anggia pasti akan mendapatkan uangnya secepat mungkin." Ucap Anggia mantap dengan menggenggam erat tangan dokter Diana.
"Anggia mohon, buk. selamatkan Aurel," ucap Anggia dengan air mata terus mengalir dari kedua pelupuk matanya.
"Baiklah, Tapi ibu akan periksa dulu ginjalmu. Semoga saja ginjalmu cocok untuk Aurel," jawab dokter Diana lirih melihat kondisi Anggia dan Aurel, dua gadis anak dari almarhum sahabatnya, yang sudah ia angap seperti anaknya sendiri. Tapi apalah daya ia tidak bisa berbuat banyak dengan kondisinya yang berstatus seorang janda dengan 3 orang anak.
Setelah diperiksa, Anggia begitu bahagia karena ginjalnya cocok untuk Aurel. Dan dokter Diana segera menjadwalkan operasi Aurel untuk 3 hari kedepan.
Tinggal selangkah lagi, Aurel akan segera sembuh dari penyakitnya. Yang Aurel derita selama kurang lebih 6 tahun ini. Sekarang Anggia hanya tinggal mencari uang sebesar 300 juta untuk biaya operasi itu sendiri.
Seharian itu anggia mendatangi setiap Bos ditempatnya pernah bekerja paruh waktu. Tapi, tidak ada satupun yang mau meminjamkannya uang sebesar itu.
Lagi pula, siapa juga yang mau meminjamkan uang kepada seorang gadis, yang hanya bekerja sebagai seorang office girl. Tapi Anggia tidak putus asa, setelah dari situ, Anggia mendatangi rumah sahabat dekat almarhum Ibu Aurel yang sama-sama berprofesi sebagai model.
Tidak terlalu jauh, hanya dengan waktu 15 menit berjalan kaki, melawan teriknya sinar matahari, menghirup berbagai polusi, membelah jalan raya yang padat, dengan langkah cepat namun gentir.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BOSS IS MY HUSBAND
RomanceANGGIA NARA adalah seorang gadis yang rela melakukan apa pun demi adiknya yang begitu dia sayangi. Suatu hari, demi menyelamatkan nyawa sang adik.Anggia pun terpaksa meminjam uang kepada renternir. karna tidak sanggup membayar cicilan dan bunganya y...