Selamat

214 4 0
                                    

"Tidak! tolooongg...toloongggg..."

Teriakan Anggia memecah keheningan malam, Saat seorang pria berwajah menyeramkan, berhasil merobek salah satu lengan bajunya.

Menampakkan bahu mulusnya, yang mampu membuat hasrat pria itu kian memuncak. Anggia terus meronta, saat pria itu berhasil mengunci tubuhnya di tembok dinding tepi jalan. Pinggir jalan yang begitu sempit, sepi, dan minim cahaya.

Begitu ada kesempatan, dengan sekuat tenaga Anggia berhasil menendang bagian terlarang pria menyeramkan itu.

"Akhh!"

Suara teriakan serta rintihan kesakitan dari pria itu. Pria itu langsung berlutut, dengan kedua tangan membekap bagian terlarangnya.

Tak menyia-nyiakan kesempatan. Dengan mengambil langkah cepat. Anggia langsung lari dan terus berlari. Dan berhasil menjauh dari pria yang hampir memperkosanya
itu.

Saat ia sudah berada di jalan raya, Anggia berhenti sejenak untuk menghirup oksigen. Membungkukkan tubuhnya yang bergetar, dengan kedua tangan di lututnya, agar tubuhnya tetap seimbang.

Sambil mengatur napasnya yang tersengal, ia melirikkan matanya kebelakang, guna mengecek, apakah pria itu masih mengejarnya atau tidak? Namun, hari ini adalah harinya yang tidak beruntung, dari harinya yang memang tidak pernah beruntung.

Matanya membulat sempurna, napasnya tercekat, ketika ia melihat pria itu masih mengerjarnya. Dengan salah satu tanganya tak lepas dari selengkanganya.

Anggia panik, tubuhnya semakin gemetar, dan wajahnya juga semakin pucat. Anggia langsung berlari menyebrang jalan raya, saat matanya menangkap sebuah mobil mewah yang berhenti di seberang sana.

"Brak!"

Suara yang ditimbulkan Anggia , ketika ia berhasil menghenyakkan bokongnya, mengambil posisi duduk disamping kursi kemudi, yang beruntung tak dikunci oleh sang pemilik. Dan Anggia tak sengaja menutup pintunya dengan sekuat tenaga, sehingga menimbulkan suara yang keras.

Suara itu menghentikan kegiatan seorang lelaki tampan yang saat itu tengah menerima telpon penting dari atasanya. la mendekati mobilnya untuk melihat siapa orang yang berani memasuki mobilnya tanpa izin.

Lelaki jenius itu begitu peka terhadap kondisi, kala mata indahnya, menangkap seorang pria yang berlari kearah mobilnya. Tanpa pikir panjang pendek, ia langsung tancap gas.

Saat dirasa sudah cukup jauh. Mobil mewah itu melaju dengan kecepatan sedang.

Anggia hanya diam, saat mobil itu berhenti didepan sebuah mini market yang terlihat ramai. Dan pastinya aman dari pada tempat sebelumya yang memang begitu sepi.

"Keluar!" Usir lelaki itu tanpa melihat ke arah Anggia, yang kini tampak sibuk melihat keluar jendela, karena tempat berhenti itu tampak tidak asing baginya. Setelah memastikan, ternyata benar, mini market di sampingnya ini adalah tempat kontrakanya, yang berada tepat di belakang mini market itu. Karena saking asiknya, Anggia tidak mendengarkan ucapan lelaki yang kini tampak kesal, karena ia tak kunjung keluar.

"Dari mana dia tau kalau aku tinggal di daerah ini. Apa mungkin ia seorang peramal, bisa jadi juga, wajahnya yang misterius cukup mendukung." Batin Anggia dengan begitu keheranan.

Karena kesal dengan Anggia yang belum juga keluar dari mobilnya. Bagas , ya, itulah nama lelaki nan misterius itu. Ia adalah seorang sekretaris presdir Aska.

la ditugaskan untuk mengawasi kinerja wakil presdir Askana yang tak lain dan tak bukan, adalah adik kandung dari presdir Aska sendiri.

Adit yang tak suka, jika seorang wanita berlama-lama di dekatnya, langsung memberikan tatapan tajamya ke arah Anggia yang juga tengah menatapnya.

Mata tajamya disuguhkan oleh pemandangan bahu mulus Anggia yang terekspos. Dengan sigap Adit melepaskan jasnya dan melemparkanya ke wajah Anggia.

Dan ketahuilah, hal ini adalah pertama kalinya sekretaris Aska melakukan kebaikan kepada orang asing. Apalagi Anggia adalah seorang wanita. Sungguh, ini benar-benar kejadian yang sangat langkah.

Sekretaris Aska yang terkenal dengan kekejamannya, ia dikenal tidak pernah bersikap baik kepada siapa pun kecuali kepada sang Ibu dan juga keluarga Mou, tentunya. Ia dikenal hanya akan mengabdikan hidupnya untuk keluarga Mou yang mau merawatnya dan Ibunya.

"Pakai itu, dan segera keluar dari mobilku!" Ucap sekretaris Aska dengan begitu tegasnya, matanya yang tajam tak sengaja menatap mata sipit dan sayu milik Anggia, dan itu membuat ia semakin Iba dan tak tega.

Tanpa pikir panjang maupun pendek, Anggia langsung membalutkan jas itu ketubuhnya.

"Terima kasih banyak atas bantuan tu...."

"Apa kau tidak mengerti bahasa indonesiaku?! Kubilang cepat keluar!" bentak sekretaris Aska memotong ucapan Annin yang belum selesai.

"Ba-baik, tu-tuan," Jawab Anggia dengan terbata-bata.

Saat dirasa wanita itu telah keluar dari mobilnya. Adit langsung tancap gas. Meninggalkan Anggia yang menurutnya telah aman.

Ya, Sekretaris Aska memang tidak berniat mengantarkan Anggia sampai kerumahnya. la hanya membantu menyelamatkan Anggia dari orang orang yang ingin mencelakainya.

Visual

ASKA DIRGANTARA

ASKANA DIRGANTARA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


ASKANA DIRGANTARA

ASKANA DIRGANTARA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


ADIT PRANATA

ADIT PRANATA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MY BOSS IS MY HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang