Licik

66 4 0
                                    


Begitu sampai disebuah kamar, Anggia langsung dilemparkan dengan kasar keatas ranjang. Membuat Anggia mengernyit sakit, lalu dengan gerakan cepat Anggia menurunkan dresnya yang tersingkap.

Dibelakang pengawal itu berdiri pria buncit tadi, dengan menyengir ingin segera melahap Anggia.

"Om, saya mohon lepaskan saya, om!" Mohon Anggia ketakutan saat pria buncit itu mendekatinya.

"Jangan...! Saya mohon lepaskan saya om, tolooong...tolooong..." Teriak Anggia semakin menjadi saat pria buncit itu menarik salah satu kakinya dengan kasar.

Memang sempat terpikirkan oleh Anggia untuk menjual dirinya demi Aurel. Tapi, tidak dengan pria yang kini semakin kasar meraih dresnya, yang mungkin saja ingin segera ia sobek.

Belum lagi dengan kepergian tante Kiran, yang tega menjual dan meninggalkannya seorang diri di tempat terkutuk itu.

Sudah dipastikan uang hasil penjualan, tidak akan sampai ketangan Anggia. Anggia Benar-benar kecewa, tante Kiran yang dulunya begitu baik, ternyata hanya kulit laurnya saja. tapi, didalam hatinya menyimpan begitu banyak kebencian dan keirian.

Tidak putus asa, Anggia terus meronta dan tidak berhenti berteriak minta tolong.

Braaaakk...(suara pintu yang didobrak paksa seseorang).

Pria buncit itu tersungkur kesamping, saat ditendang oleh orang yang sama, yang tadinya mendobrak pintu kamar itu. ia tak sadarkan diri ketika kepalanya membentur sudut meja.

Seutas senyum, Anggia torehkan di bibirnya. Saat ia melihat seorang pria dengan garis-garis wajah yang tega. Seorang pria yang lagi-lagi menyelamatkanya dalam kondisi yang sama, tapi ditempat yang berbeda.

Pria yang menjadi malaikat penolong Anggia saat ini, tak lain dan tak bukan adalah Adit. Adit tak sengaja melihat Anggia diseret paksa oleh 2 orang pengawal, entah kenapa ia dibuat tak tenang dan merasa bersalah saat membiarkan Anggia dalam masalah, Untuk itulah ia terpaksa menolong Anggia untuk yang kedua kalinya.

Anggia benar-benar menjadi perempuan pertama yang membuat Adit ingin selalu melindunginya. Ada perasaan aneh saat ia melihat Anggia tersiksa. Sebuah perasaan yang pastinya bukan cinta. tapi perasaan yang sama seperti perasaan saat ia ingin melindungi ibunya dan juga keluarga Mou.

"Tuan," ucap Anggiaseraya turun dari ranjang.

Sekretaris Chao langsung pergi, tanpa menghiraukan Anggia yang terus berteriak memanggilnya, dengan berlarian mengejarnya sampai keparkiran.

Anggia segera masuk kedalam mobil, dan untuk kedua kalinya sekretaris Chao melepaskan jasnya, dan melemparkannya kepada Anggia.

"Terima kasih banyak, tuan." Setelah mengucapkan terima kasih, dengan cepat Anggia keluar dari mobil adit sekarang Anggia sudah paham dengan karakter adit yang bukan hanya tak suka banyak bicara, tapi juga tidak suka mendengar orang yang banyak bicara.

2 hari kemudian. Tapi, Anggia belum juga mendapatkan uang untuk biaya operasi Aurel. Padahal esok pagi ia harus segera membayar tagihanya.

Sekarang Anggia hanya punya satu pilihan lagi yaitu, meminjam uang kepada renternir.

Anggia pun tetpaksa mengambil pilihan tersebut. Walaupun ia tau, dirinya tak akan sangup membayar cicilan yang pastinya tidaklah sedikit. Belum lagi bunganya yang sangat besar. Tapi, Anggia tidak ingin memikirkan hal itu, yang paling penting sekarang adalah keselamatan nyawa Aurel.

Masalah cicilan, Anggia yakin akan ada jalan keluarnya nanti. sebenarnya Anggia ingin meminjam uang kepada bank, tapi apalah daya, ia tidak punya harta untuk ia jadikan jaminan.

 sebenarnya Anggia ingin meminjam uang kepada bank, tapi apalah daya, ia tidak punya harta untuk ia jadikan jaminan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MY BOSS IS MY HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang