kesempatan sedikit

70 4 0
                                    

Setelah selesai membalut lukanya. Anggia dikejutkan dengan ketukan
pintu yang begitu kerasnya. Tanpa melihatpun Anggia sudah tau kelakuan siapa itu.

Anggia keluar dari kamar dengan tergesa-gesa, saat membuka pintu, anggia sudah tidak terkejut lagi dengan beberapa orang pria besar tinggi dengan wajah menyeramkan dihadapanya.

"Mana angsuranmu, nona manis. Kau harus membayar sekarang juga beserta buangnya, sebesar 5 juta untuk hari ini. Jika tidak, maka tidak akan ada toleransi lagi," tutur pria itu santai.

Anggia melongo mendengar ucapan pria seram itu. 500 ribu perhari saja Anggia tidak mampu membayar penuh. Apalagi 5 juta perhari.

"Kenapa bisa sebesar itu tuan, "tanya Anggia panik.

"Itu perintah dari bos kami. Kau juga Jangan berlagak bodoh, kau sudah tau bunganya sebesar apa, bukan? Kau hanya membayar setengah setiap harinya dan karena hal itu, hutangmu sekarang sudah beranak menjadi 2 kali lipat. Jadi sekarang kau jangan banyak bertanya dan segera berikan uangnya. Dan jika kau tak punya uang sebesar 5 juta untuk hari ini. Kami akan kembali lagi 3 minggu kedepan dan kau harus melunasi semua hutangmu beserta buanganya sebesar 600 juta saat itu juga, jika kau tetap tidak mampu membayarnya,maka tanggunglah sendiri akibatnya!" Ancam pria itu tersenyum sinis.

"Tapi tuan, saya benar-benar belum punya uang sebesar itu. Saya mohon beri saya waktu lagi tuan, saya mohon." Ucap Anggia memohon. Bagaimana bisa ia punya uang sebesar itu, dia saja telah dipecat dan gajinya sebagai OG juga sudah ia berikan kepada renternir itu minggu lalu.

"Maka bersiaplah untuk 3 minggu kedepan, nona manis," ucap pria itu mengelus pipi Anggia dan langsung ditepis oleh Anggia.

"Hahahaha... "tawa mereka kompak lalu pergi nenjauhi Anggia.

Anggia memejamkan matanya, dan tanpa seizinnya, buliran bening lolos dari kedua sudut matanya. Anggia akan pasrah akan kemalangan yang akan terjadi setelah ini.

3 minggu kemudian

Tok... tok... tok

Suara ketukan pintu yang semakin lama semakin keras.

Suara itu menghentikan Anggia dan Aurel yang tengah menikmati sarapan mereka pagi itu.

"Siapa itu kak, "tanya Aurel.

"Kakak juga tidak tau, kamu lanjut aja sarapan. Biar kakak yang buka pintunya," Ucap Anggia lalu berjalan tergesa-gesa menuju pintu, dan dengan gerakan gesit membukanya.

Tampaklah sekelompok pria-pria dengan senyuman sinis menyambut Anggia.

"Apa uangnya sudah siap, nona manis. Atau tidak usah bayar, tapi ikut bersama kita saja, "sambungnya lagi.

"Sa-saya be-lum punya uangnya, tu-tuan," jawab Anggia terbata-bata. "Sa-saya mohon, be-beri saya waktu lagi, tuan," sambung Anggia gugup.

"Baiklah, karena kami lagi berbaik hati. Kami akan beri waktu sampai besok. Bagaimana, nona manis," jawab pria itu.

"Satu minggu, saya mohon beri saya waktu satu minggu lagi, tuan. Saya janji saya akan membayarnya tuan," pinta Anggia

"Siapa yang datang, kak?" Tanya Aurel sambil berjalan kearah Anggia, Aurel begitu terkejut melihat sekelompok pria menyeramkan yang kini menatapnya penuh nafsu.

"Wah-wah? ternyata tidak hanya ada seorang nona manis. Tapi juga ada seorang nona cantik dan seksi," ucap salah satu dari mereka dengan tanganya membentuk huruf S line diudara.

"Kami akan beri waktu sampai nanti malam, jika nanti malam uangnya belum juga ada. Bukan cuma kamu nona yang akan kami bawa. Tapi juga dengan nona seksi itu," tunjuk pria itu menatap Aurel penuh nafsu.

"Tidak, tuan. Saya mohon jangan ganggu adik saya!" Bantah Anggia menyembunyikan Aurel dibalik tubuhnya.

MY BOSS IS MY HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang