Perjanjian

43 4 0
                                    

"Tentu saja tuan. Untuk hidup di dunia yang kejam ini. orang-orang serendah saya akan melakukan apapun demi mendapatkan uang," jawab Anggia meringis menahan sakit di pergelangan tanganya yang kini tengah dicengkram kuat oleh presdir Aska.

"Sudah berapa banyak pria yang kau tiduri?" Tanya predir Aska memandang rendah Anggia.

"Tuan tidak perlu tau, Bukankah anda pria selanjutnya yang akan saya tiduri," jawab Anggia tidak sadar, Anggia sendiri juga kaget. Bagaimana bisa kalimat itu bisa lolos begitu saja dari bibirnya.

"Baiklah, sekarang lanjutkan tugasmu," titah presdir Aska melepaskan cengkramannya dengan kasar.

Dengan segala kepercayaan diri dan setriliun ketakutan, Anggia mulai mendekatkan wajahnya ke wajah presdir Aska. Pandangannya terpusat pada bibir sensual milik presdir Aska yang kini resmi menjadi tuannya. Anggia semakin mendekat dan berhasil menyatukan bibir tipisnya di bibir presdir Aska. Demi apapun, jantungnya berdetak tak karuan, suhu tubuhnya berubah menjadi panas memerahkan kedua pipi mulusnya.

Anggia yang memang tak punya pengalaman dalam hal berciuman, hanya diam saja merasai kenyal dan hangatnya bibir seksi presdir Aska yang menempel di bibirnya.

Ini pertama kalinya bibir suci anggia menyentuh bibir orang lain. Bibir yang biasanya hanya pernah menyentuh kening dan pipi adik kesayanganya. Namun kini, bibir suci itu telah menyentuh bibir orang lain dan lebih parahnya lagi, orang itu merupakan lawan jenisnya.

Dan hal itu, mampu menyadarkan presdir Aska, begitu sadar presdir shilin langsung mendorong kuat tubuh mungil Anggia hingga jatuh kelantai.

"Aaaakkkhh" teriak Anggia saat bokongnya bertabrakan dengan lantai.

Anggia terheran saat melihat presdir Aska keluar begitu saja dan menghilang dari pandanganya.

Dengan menahan sakit dibagian pinggangnya, anggia mencoba berdiri namun usahanya gagal, karena pinggangnya Benar-benar terasa sangat nyeri saat itu. Benturan yang cukup keras tadi telah meninggalkan rasa sakit tepat dibagian bekas luka operasinya yang telah lama kering. Anggia juga merasa heran, kenapa dibagian itu sering sakit bahkan saat tak sengaja tersentuh benda-benda yang agak keras.

Dengan perlahan, Anggia mengesot dilantai dan berhasil meraih selimut dan langsung melilitkan selimut itu keseluruh tubuhnya.

Tak lama kemudian, terdengar suara ketukan pintu kamar yang memang sedikit terbuka.

"Masuklah," jawab Anggia, dan muncullah sekretaris Adit mendekati Anggia dan memberikan sebuah paper bag yang mungkin berisikan pakaian.

Setelah dirasa nyerinya sudah sedikit beekurang, anggia segera memakai dress selutut berwarna merah muda, yang sangat cocok dan pas ditubuhnya.

Setelah rampung memakai pakain, Anggia segera keluar dari kamar menuju ruang tamu. Begitu sampai sekretaris Adit langsung mempersilahkan anggia untuk duduk.

"Silahkan duduk, nona." Titah sekretaris Adit, Anggia segera menghenyakkan bokongnya di sofa panjang yang berhadapan dengan presdir Aska dan juga sekretaris Adit.

"ini nona, silahkan dibaca terlebih dahulu." Ucap sekretaris Adit dengan memberikan sebuah maap tebal yang berisikan secarik kertas.

"Apa ini, tuan Adit? Tanya Anggia bingung.

"Itu adalah surat kontrak menikah, Nona. Surat itu berisi peraturan-peraturan yang harus Nona taati, selama menjadi istri kontrak presdir Aska." Jelas sekretatis Adit.

"Surat kontrak. Istri. Apa saya akan dijadikan simpanan?" Tanya Anggia"?Tanya Anggia.

"Tentu saja, bahkan kau lebih rendah daripada seorang simpanan," jawab presdir Aska menatap tajam Anggia.

"Tentu saja, bahkan kau lebih rendah daripada seorang simpanan," jawab presdir Aska menatap tajam Anggia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Benar begitu tuan Adit?" Tanya Anggia dengan wajah ibanya memandang malaikat penolongnya.

"Benar sekali, Nona. Tuan Aska membeli Nona, untuk dijadikan istri kontraknya," jawab sekretaris Adit. Anggia merasa kecewa mendengar kalimat sekretaris Adit, sekarang sekretaris Adit benar-benar telah berubah menjadi malaikat yang membawanya ke lubang neraka.

"Silahkan Nona, baca terlebih dahulu," Tambah sekretaris Adit lagi.

Tentu saja surat itu berisi peraturan -peraturan yang menguntungkan presdir Aska dan pastinya merugikan untuk Anggia.

Tapi Anggia tidak mempermasalahkannya. Anggia tampak berpikir keras, tak lama Anggia pun menemukan sebuah aturan tambahan, yang ia pikir bisa sedikit menguntungkannya.

"Tuan, saya tidak ada masalah dengan semua peraturan-peraturan ini. Tapi, apa saya boleh menambahkan satu poin lagi peraturan dari saya. Satu Saja, tuan." Pinta Anggia memohon.

"Tentu saja, Nona. Asalkan tidak merugikan tuan saya, maka tuan saya akan menyetujuinya." Jawab sekretaris Adit mewakili tuanya.

"Jadi, apa yang ingin Nona tambahkan?" Tanya sekretaris Adit lagi.

"Saya menginginkan tuan Aska  memberikan saya uang sebesar 10 juta setiap bulannya. Bagaimana, apa tuan bisa menyetujui permintaan saya?" Tanya Anggia mengeluarkan wajah sinisnya, Anggia mengira seorang presdir Aska  akan kesusahan memberikannya uang sebesar itu. 10 juta adalah jumlah yang besar menurutnya,  tidak tau saja, jumlah sebesar itu tidak ada apa-apanya bagi seorang presdir Aska.

"Oh iya, satu lagi tuan, sebelum saya ikut tuan berangkat ke china. Izinkan saya untuk berpamitan dengan keluarga saya terlebih dahulu." Pinta Anggia lagi, kini dengan ekspresi sedihnya saat wajah polos Aurel melintas dipikirannya.

"Sepertinya kau sangat menyukai uang." Ucap presdir Aska yang akhirnya mengeluarkan suara.

"Tapi aku menyetujui permintaanmu. Adit, kau urus semua yang diinginkan wanita ini," ucap presdir Aska, kemudian berjalan menuju ruang kerjanya.

Setelah kepergian presdir Aska. Anggia memberikan nomor rekeningnya kepada sekretaris Adit. Dan saat itu pula sekretatis Adit mentransferkan uang sebesar 10 juta ke rekening Anggia. Setelah itu, Anggia pun menandatangaini surat kontrak nikah tadi.

Setelah itu, sekretaris Adit langsung mengantarkan Anggia pulang ke kontraknya. Anggia diberikan waktu selama 2 hari untuk berpamitan dengan keluarganya.

Begitu sampai dikontrakkan, Anggia langsung disambut oleh pelukan Aurel.

"Kakak, Aurel kangen kakak. Kakak baik-baik saja kan? Orang-orang jahat itu nggak ngapain-ngapain kakak kan?" Tanya Aurel memutarmutar tubuh kakaknya, yang lebih pendek darinya.

"Wah...Bajunya bagus banget kak. Kakak juga jadi tambah cantik," tambah Aurel lagi.

"Kita masuk dulu ya, nanti kakak cerita'in." jawab Anggia mengajak adiknya masuk kedalam kontrakan.

Saat melewati dapur, Anggia kaget melihat kondisi dapur yang sangat berantakan.

"Aurel apa yang terjadi, Apa baru saja terjadi perang?" Tanya anggia panik.

"hehehe... iya kak, Aurel baru saja selesai perang. Maksud Aurel perang dengan peralatan dapur. Habisnya Aurel lapar kak, Aurel mau bikin nasi goreng. Tapi, nasi yang Aurel masak malah jadi bubur. Tapi kakak tenang saja, kita masih tetap bisa makan kok. Tadi Aurel beli sate, bakso, siomay dan juga martabak. Itu sudah Aurel siapin di meja makan. Sengaja belum Aurel makan. Karena Aurel mau makan barengg kakak. Jadi, Aurel nungguin kakak pulang dulu. Ayo kak, kita makan!" Ajak Aurel menyeret Anggia menuju meja makan.



MY BOSS IS MY HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang