Setelah dari pemakaman, Anggia dan sekretaris Adit kembali melanjutkan perjalanan. "Heh...Tunggu dulu, bukannya jalan ini," Anggia membatin karena merasa tidak asing dengan arah jalan yang mereka tempuh saat ini.
"Silahkan turun, nona." Ucap sekretaris Adit yang sudah membuka pintu mobil untuk Anggia.
Namun Anggia masih saja melamun menatap gedung ditempatnya berhenti saat ini. dan tidak mendengarkan ucapan sekretatis Adit, yang kini mengerutkan kedua alisnya.
"Nona, apa nona baik-baik saja?" Tanya sekretaris Adit , Namun, Anggia masih saja betah dengan lamunannya.
"Nona," panggil sekretaris Adit meninggikan suaranya.
"Hah! eh iya. Maaf tuan, tadi saya melamun," jawab Anggia segera turun dari mobil dan mengekori sekretaris Adit memasuki gedung pencakar langit itu.
Anggia hanya menundukkan wajahnya dalam-dalam. Saat para karyawan yang mengenalnya dan rata-rata sering membulinya, kini menatap Anggia penuh tanya hingga Anggia memasuki lift khusus presdir, bersama dengan sekretaris adit.
Mungkin sebagian dari mereka berpikiran buruk terhadap Anggia. Dan mengira Anggia adalah simpanan presdir mereka yang terkenal arogan itu.
Kini Anggia telah berada didalam ruangan presdir Aska. Sedangkan sekretaris Adit pergi menyusul tuannya yang saat ini tengah meeting.
"Jadi tuan arogant itu, adalah bosku dikantor ini. Pantas saja setiap hari ruangan ini harus selalu dibersihkan meskipun tidak ada penghuninya" ucap Anggia pelan, karena memang selama bekerja di kantor ini sebagai OG, Anggia lah yang selalu membersihkan ruangan itu. Karena merasa lelah Anggia pun tertidur di sofa empuk ruangan presdir Aska.
Tok, tok, tok...
Seorang sekretaris masuk ke ruangan presdirnya, sekretaris itu sudah mengetuk pintu berkali-kali tapi tidak ada respon dari dalam.
Karena tidak ada respon sekretaris itu pun langsung masuk ke ruangan presdirnya. Sekretaris seksi yang tengah membawa makan siang untuk Anggia. Tampak tidak tega untuk membangunkan Anggia yang ia kenal sebagai OG diperusahaan tempatnya bekerja.
Dan sekretaria seksi itu, langsung meletakkan makanan yang ia bawa ke atas meja. Kemudian pergi dan menutup pintu dengan gerakan pelan agar tak membangunkan Anggia.
***
Sore harinya:
Setelah menyelesaikan dan mengatasi masalah. Dan telah menemukan pemimpin yang terpercaya untuk menggantikannya yang akan mengatur cabang perusahaan di indonesia.
Kini, presdir Aska kembali keruangannya, sedangkan sekretaris Adit berdiskusi dan memberi arahan kepada pemimpin baru di perusahaan itu.
Membuka pintu, berjalan menuju meja kerja dengan jarinya yang sibuk melepaskan kancing lengan jasnya. Dengan mata sipitnya menatap Anggia yang tengah terlelap di sofa.
Perlahan presdir Aska mendekati Anggia, saat sudah berada di depan Anggia. Presdir Aska menarik sedikit sudut bibirnya sehingga terciptalah senyuman langkahnya. Senyuman yang tidak ia sadari itu terjadi, hanya karena melihat Anggia yang tertidur dengan mulutnya yang terbuka.
Namun senyuman itu seketika sirna, saat mengingat wanita seperti apa Anggia. Andai saja Anggia bukan perempuan murahan yang dibencinya, mungkin predir Aska akan sangat menyayangi dan mencintai Anggia, perempaun satu-satunya yang direspon oleh senjata pusakannya. Kecewa! tentu saja presdir Aska Kecewa. Dirinya yang belum pernah menyentuh wanita manapun, harus menerima bahwa perempuan yang akan menjadi istrinya adalah seorang wanita murahan yang sering menjual tubuhnya kepada banyak lelaki.
"Hey wanita! bangun. Hey bangun!" ucap presdir Aska mengibaskan jasnya ke wajah Anggia serta menendang pelan kaki Anggia yang menjuntai.
"Tidak... tidak... kakak... Tolong aeri kak."Teriak Annin langsung bangun dan kakinya yang menjuntai tak sengaja menendang kuat kaki presdir Aska, presdir Aska yang kehilangan keseimbanganya seketika jatuh keatas tubuh Anggia.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BOSS IS MY HUSBAND
RomanceANGGIA NARA adalah seorang gadis yang rela melakukan apa pun demi adiknya yang begitu dia sayangi. Suatu hari, demi menyelamatkan nyawa sang adik.Anggia pun terpaksa meminjam uang kepada renternir. karna tidak sanggup membayar cicilan dan bunganya y...