Berangkat

37 4 0
                                    

Keesokkan paginya:

Setelah drama perpisahan yang dipenuhi dengan tangisan Aurel dan kesedihan dokter Diana. Kini, Anggia sudah berada di dalam mobil bersama sekretaris Adit.

Tadi pagi, Anggia hanya di antar sampai lobby oleh Aurel dan juga dokter Diana. Bisa gawat kalau dokter Diana dan Aurel tahu kalau Anggia pergi dijemput oleh seorang pria tampan dengan menggunakan mobil mewah. Bisa-bisa ketahuan kalau dia sedang berbohong.

Didalam mobil:

"Ehm... Tuan, kita mau kemana dulu? Apa kita akan langsung ke China?" Tanya Anggia mencoba menghidupkan suasana yang begitu sepi mencengkam.

"Pria satu ini, jangan-jangan bukan manusia. Tapi adalah robot yang diciptakan hanya untuk mengikuti perintah tuan arogannya" Batin Anggia heran dengan sekretaris Adit yang begitu hemat bicara.

"Tuan, apa bisa tuan mengabulkan permintaan terakhir saya sebelum berangkat ke China?" Tanya Anggia dengan memohon menatap sekretaris Adit, berharap permohonannya dikabulkan. Tapi sia-sia karena sekretaris Adit tetap fokus pada kemudinya dan tak menghiraukan Anggia.

Anggia kecewa, tapi ia tidak putus asa. Anga terus memohon hingga akhirnya ia berhasil.

Kini, mobil mewah itu telah berhenti di didepan gerbang pemakaman.

"15 menit," syarat yang sekretaris Adit berikan sambil melihat jam dipergelangan tangannya. Tanpa membantah Anggia langsung berlari secepat kilat menuju makam orang tua angkatnya.

"Ayah Ibu, apa kabar? semoga kabar Ayah dan Ibu baik ya didalam sana. Maaf Anggia baru sempat berkunjung. Tapi Anggia dan Aurel selalu kirimin doa buat ayah dan juga Ibu. Sebenarnya tujuan Anggia kesini adalah untuk meminta maaf kepada Ayah dan juga Ibu," tutur Anggia berhenti sejenak lalu menghirup napas dalam dan menghembuskannya kasar. setelah itu barulah Anggia melanjutkan bicaranya. "Ayah Ibu, maafin Anggia, Anggia telah gagal menjaga jantung hati Ibu, Anggia gagal menjaga anak kesayangan Ayah. Anggia tidak bisa dan gagal menjaga Aurel, Anggia sudah mengingkari janji Anggia pada Ibu," tutur Annin dengan berlinang air mata.

"Anggia kesini menbawa kabar baik sekaligus kabar buruk untuk Ayah dan juga Ibu. Kabar baiknya, sekarang Aurel telah sembuh dari penyakitnya. Dan sebentar lagi Ayah dan Ibu akan segera mempunyai cucu. Ya! cucu. Aurel hamil sekarang. Sedangkan kabar buruknya adalah, Aurel hamil di luar nikah dan tidak ada yang bertanggung jawab. Maafin Anggia Ayah, Ibu. Semua ini terjadi karena kesalahan Anggia, bukan salah Aurel. Anggia yang gagal menjaga Aurel seperti janji Anggia dulu. Dan sekali lagi maafin Anggia, karena Anggia akan pergi meninggalkan Aurel saat ia sedang dalam masalah. Anggia harus pergi agar Anggia bisa menembus kesalahan Anggia. Aurel sekarang sudah tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik, secantik Ibu. la juga menjadi baik dan cerdas, seperti Ayah. Aurel juga sudah semakin dewasa sekarang. Dia bahkan tidak menyalahkan keadaannya saat ini. Saat ia tahu dirinya hamil dia terlihat sangat bahagia. Anggia yakin, Aurel akan jadi Ibu yang baik serta Ayah yang hebat. Seperti Ayah dan juga Ibu. Dia benar-benar menjadi putri yang dewasa dan hebat seperti yang Ayah dan juga Ibu harapkan dulu," tak lama terdengar suara clakkson mobil yang begitu kencang, menyadarkan Anggia. Anggia langsung menghapus air matanya dan segera berdiri dari duduknya.

"Selamat tinggal Ayah dan Ibu, semoga suatu saat Anggia bisa kesini lagi. Selamat tinggal," ucap Anggia lalu bergegas lari menuju mobil yang kini masih menjerit-jerit.

MY BOSS IS MY HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang