Pura - Pura Senang

51 4 0
                                    

"Itu tidak mungkin dok. Aurel tidak mungkin hamil. Aurel diperkosa hanya satu kali, tidak mungkin Aurel hamil. Dan Aurel tidak mungkin hamil," ucap Anggia tak percaya.

"Apanya yang tidak mungkin Gia. Setiap pasangan yang melakukan hubungan suami istri pada saat masa-masa subur dan kualitas sp*rma dari pasanganya bagus, besar kemungkinan akan hamil. Walaupun melakukanya hanya satu kali. Mungkin saat itu Aurel sedang dalam masa suburnya. Apalagi melihat kondisi Aurel yang sangat parah saat itu, sepertinya tidak mungkin mereka melakukanya hanya satu kali."

Mendengar penjelasan dari dokter Diana, Anggia langsung menjatuhkan tubuhnya diatas kursi. dan menutup wajahnya dengan kedua telapak tanganya.

"Tapi usia Aurel baru 18 tahun, dok. Bagaimana bisa dia menerima hal itu. Ini tidak adil untuknya, bagaimana Anggia menjelaskan padanya," lirih Anggia.

"Temui dia sekarang, beritahu dia pelan-pelan. Aurel anak yang baik dan polos, ibu yakin dia bisa menerimanya," saran dokter Diana.

"Tapi ini sangat tidak adil, dok," ucap Anggia terus menangis.

"Anggia kau adalah satu-satunya keluarga bagi Aurel, kau adalah sosok kakak yang baik untuknya, kau harus mempu menenangkanya dan memberinya pengertian. Ibu yakin kamu pasti bisa, Anggia. Aurel adalah remaja yang sangat polos, dia masih labil, kamu harus bisa menjaganya. Maafkan ibu tidak bisa banyak membantu. Ibu akan doakan kalian berdua bahagia selalu," ucap dokter Diana menepuk pelan pundak Anggia setelah itu berlalu pergi.

Anggia menatap dokter Diana yang semakin hilang dari pandanganya, kemudian Anggia menghapus air matanya dan masuk keruangan dimana Aurel terbaring lemah disebuah ranjang.

Aurel yang melihat kakaknya langsung mencoba untuk duduk.

"Kak Gia, dokter Diana bilang apa? ginjal Aurel bermasalah lagi ya, kak?" Tanya Aurel penasaran.

"Kamu tidak apa-apa sayang, kamu baik-baik saja," jawab Anggia dengan menyingkirkan anak rambut Aurel yang berantakan.

"Tapi, kenapa Aurel pingsan. Kakak pasti bohongkan. Aurel nggak papa kok, kak. Kasih tau Aurel, Aurel sakit apa? Aurel janji akan kuat." ucap Aurel tegar.

"Apa Aurel bisa pegang janji, kalau Aurel akan kuat apapun kenyataannya?" Tanya Anggia.

"Seburuk apa pun itu, Aurel janji akan kuat. Apa kekuatan Aurel masih kurang selama ini. Aurel sudah merasakan sakit yang lebih parah dari ini, kak. Aurel pasti bisa, kakak harus percaya pada aurel," jawab Aurel yakin.

"Baiklah, kamu memang adik kakak yang paling kuat dan hebat," ucap Anggia bangga.

"Makanya kak, cepat beri tau Aurel. Lagi pula Aurel hanya merasa mual dan pusing saja. Jadi Aurel yakin tidak seburuk penyakit Aurel sebelumnya...hehehe..."

"Di dalam sini, sekarang ada penghuninya." ?ujar Anggia tersenyum tipis dengan tanganya mengelus perut Aurel.

"Maksud kakak apa. Apa didalam perut Aurel ada jin nya," tanya Aurel dengan polosnya.

"Kamu ini ada-ada saja, maksud kakak kamu sekarang hamil," ucap Anggia memaksakan senyumnya.

"Apa kak, Aurel hamil. Berarti didalam perut Aurel ada dedek bayi yang lucu," Jawab Aurel dengan matanya yang berbinar dan senyumnya mengembang membayangkan seorang bayi yang sangat lucu.

"Iya sayang, Apa kamu senang, "tanya Anggia mengerutkan dahinya, heran dengan ekspresi Aurel yang malah terlihat bahagia, sangat berbeda dengan pikiranya. Anggia mengira Aurel akan menangis dan melakukan hal yang tidak-tidak, tapi Anggia senang melihat Aurel bahagia mendengar kalau ia hamil. Ia tidak perlu khawatir sekarang.

"Apa kamu senang, sayang?" Tanya Anggia.

Tidak kak, Aurel sangat sedih. wanita mana yang senang bila hamil karena diperkosa. maafin Aurel yang harus berpura-pura senang suapaya kakak tidak bersedih. batin Aurel serta menangis.

"Tentu saja Aurel senang kak, tapi apa kita perlu mencari ayahnya? Aurel ingat wajahnya, kak. Kita harus mencarinya kak, Aurel yakin dia pasti mau bertanggung jawab," dengan seribu kepolosanya, Aurel berkata seperti itu, membuat Anggia mengerutkan alisnya tak setuju.

"Aurel sayang, kenapa kamu bisa sepolos ini. Kita tidak perlu minta pertanggung jawaban siapa pun, kamu punya kakak yang akan selalu menjagamu," jawab Anggia langsung memeluk Aurel.

"Kak, ayo kita pulang. Aurel mau ke perpustakaan, mau cari buku tentang kehamilan, "ujar Aurel dengan gembira. dan tentu saja hanya berpura-pura.

"Iya sayang, kakak temenin ya?" tawar Anggia.

"Nggak usah, kakak dirumah aja masakin Aurel nasi goreng yang banyak. Nanti Aurel pulang tinggal makan sepuasnya. Lagi pula Aurel mau ke perpustakaan samping mini market depan kontrakan kita, masak iya pake acara ditemanin segala," bantah Aurel lembut.

"Oke deh, tapi kita ke ruangan dokter Diana dulu untuk ambil resep obat, terus ambil obatnya. Setelah itu baru kita pulang,"

Setelah mendapatkan beberapa vitamin. Anggia dan Aurel pun segera pulang dengan menggunakan angkutan umum.

Anggia mengantar Aurel sampai di depan pintu perpustakaan, setelah itu ia pun kembali ke kontrakan. Begitu sampai Anggia langsung berkutat dengan peralatan dapur guna membuatkan Aurel nasi goreng putih sederhana seperti biasa.

Pertama-tama Anggia menumis bawang dan irisan cabai, lalu memasukkan nasi yang sudah dibumbui garam dan juga penyedap rasa. Diaduk-aduk sampai gurih dan selesai.

Kali ini anggia membuat lebih banyak dari biasanya, mengingat nafsu makan Aurel yang sangat besar tidak seperti biasanya.

Setelah membereskan semuanya, Anggia pun segera mandi.

"Kak, Aurel pulang," seraya masuk ke dalam kamar.

"Iya, kamu langsung makan gih. Katanya mau makan yang banyak," ucap Anggia dengan tanganya yang sibuk mengeringkan rambutnya karena baru selesai mandi.

"Siap kakak," jawab Aurel dengan penuh semangat saat mendengar kata makanan.

"Eh... kak, habis makan temenin Aurel baca buku ya. Tadi Aurel ada pinjam beberapa buku," ajak Aurel.

"Oke sayang," jawab Anggia.

Malam harinya, Anggia dan Aurel yang tengah membaca buku dikejutkan dengan suara ketukan pintu yang begitu kerasnya.

"Kak, kayaknya itu pria-pria serem tadi pagi deh," ujar Aurel.

"Asataga, aku lupa," batin Anggia menjerit karena panik. karena sibuk dengan urusan Aurel, Anggia sampai melupakan urusannya dengan para renternir seram itu. Setelah cukup lama termenung, akhirnya Anggua pun pasrah.

"Aurel sayang, kamu dengerin kakak ya? Kakak akan pergi ikut mereka sebentar. Dan kakak janji besok kakak akan segera pulang," bujuk Anggia menggenggam kedua bahu Aurel.

"Mereka mau bawa kakak kemana?" Tanya Aurel mengerucutkan bibirnya dengan mata berkaca-kaca

"Begini sayang, kakak kemungkinan besar akan diberi pekerjaan oleh mereka untuk melunasi hutang kita. Kamu harus janji sama kakak, bahwa kamu harus jaga diri kamu dan kandungan kamu. kakak janji akan segera pulang besok," jelas Anggia.

"Ini, didalam kartu ini. Ada beberapa uang tabungan kakak. Kamu bisa gunakan untuk kebutuhanmu selama kakak kerja," sambung Anggia lagi dengan memberikan sebuah kartu kepada Aurel.

"Kamu harus jaga diri, sayang. Kakak tidak akan lama," ucap Anggia memeluk erat Aurel.

"Kakak pergi dulu ya! Ingat pesan kakak jaga diri. Kamu disini saja dan jangan keluar," ucap Anggia dengan kedua ibu jarinya menghapus air mata Aurel.

"Aurel sayang kakak," ucap Aurel langsung memeluk tubuh sang kakak.



MY BOSS IS MY HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang