20

27 3 0
                                    

Kemarin Una dan Aka sudah mengikuti olimpiade geografi tingkat nasional dan mereka memenangkan nya dengan poin yang sempurna.

"Ciah selamat yah Una, Lo mah kalo soal olimpiade geografi selalu pinter" Caca memberikan selamat kepada Una.

"Una selamat yah, gue akuin kalo pelajaran geografi Lo selalu pinter, walaupun di pelajaran MTK goblok nya to the bone" Kata Dani sambil menghampiri meja Una dan Caca.

"Jadi Lo mau ngasih selamat ke gue atau mau ngerendahin gue nih?"

"Maap ye Madam Una, selamat atas kemenangan nya"

"Una makasih yah udah berusaha keras sampai kita bisa menang kemarin" Kata Aka yang menghampiri meja Una.

"Iya makasih juga" jawab Una dan di balas senyuman oleh Aka.

Jujur Una sangat senang karna teman temannya bangga akan kemenangan Dirinya dan Aka saat olimpiade, tapi Una menantikan ucapan selamat dari seseorang yang berarti baginya tapi hari ini dia tidak ada di kelas, Una tidak tau dia kemana.

"Ca, Jevan kemana?" tanya Una berbisik ke Caca.

"Dia di panggil Pak Bian guru olahraga, karna Jevan kan 1 Minggu lagi ada turnamen basket" Jawab Caca.

"Oh gitu, turnamen nya dimana?" tanya Una.

"Di tengah kota kalo ga salah, Lo mau liat ga ayo liat bareng gue, kita ajak Dani juga pake mobil gue" Jawab Caca.

"Gass ayoo" Kata Una sambil bersemangat, Una sudah lama tidak melihat Jevan bermain basket.

"Ayo kemana nih" tanya Dani yang dari tadi berada di depan meja mereka berdua.

"Nonton turnamen basket nya Jevan, Lo mau ikut ga?" ajak Caca.

"Gass lah ayo gue ikut, masa sahabat gue tanding gue ga dateng" jawab Dani bersemangat.

"Mau pada kemana nih gue ikut boleh?" Sambar Aka.

"Engga boleh!" Jawab Caca.

"Gue nanya ke Dani sama Una yah bukan sama Lo" sewot Aka.

"Boleh aja, biar ga ganjil, Lo tau kan kalo ganjil tuh nanti ada 1 orang yang mati" kata Dani.

"Doa ga bener aja Lo, gapapa kali kalo 3 orang doang kan nanti ke sana pake mobil gue" jawab Caca.

"Kenapa ga pake motor aja" tanya Aka.

"Lo gila, tempatnya itu lumayan jauh, di tengah kota" Kata Caca.

"Iya juga sih" jawab Aka

"Yaudah lah kita ber 4 aja ca biar ga ganjil" ujar Dani.

"Oke deh" Caca pasrah, Una hanya diam dia tidak peduli jika Aka ikut atau tidak yang dia pikirkan hanya ingin menyemangati dan melihat Jevan bertanding basket nanti.

Pelajaran terakhir kali ini di kelas sangat ribut karena suasana jam kosong, guru guru sedang rapat untuk turnamen basket yang akan diselenggarakan 1 Minggu lagi.

Jevan menghampiri meja Una dan Caca.

"Ca ini surat dispen gue yah hari ini, gue ada latihan buat turnamen, yah walaupun sekarang jam kosong tapi gue takut ada guru nanti di sangka bolos, niatnya mau gue kasih ke Dani tapi dia ga ada di kelas jadi gue kasih ke Lo" Jevan memberikan surat Dispen nya itu pada Caca.

"Oke sip" jawab Caca.

"Makasih Ca" Kata Jevan.

"Yoi sama sama" jawab Caca.

Setelah memberikan surat izin nya Jevan tidak sengaja berkontak mata dengan Una beberapa detik tapi Jevan langsung memutuskan kontak mata mereka dan langsung berlari pergi meninggalkan kelasnya, Una merasa hatinya sakit kali melihat perlakuan Jevan yang amat sangat dingin kepadanya sungguh. Una tidak menyukai sikap Jevan yang seperti ini, menurutnya sikapnya terlalu menyakiti hati nya sangat menyakitkan rasanya.

JEVAN MAHENDRA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang