Una sekarang berada di kamarnya sambil rebahan dan memainkan ponselnya.
"Jevan kemana yah?di hubungin ga bisa,kok gue jadi khawatir"Jujur Una sangat menghawatirkan Jevan,karna laki laki itu tidak ada kabar hari ini.
Una menutup wajah nya dengan selimut,dia ingin tidur dan berusaha untuk tidak memikirkan Jevan,tapi nihil sekarang Una tidak bisa tidur dia benar benar khawatir padahal baru 1 hari ini Jevan tidak berangkat.
"Jevan Lo kemana sih gue khawatir sama Lo tau ga!"-Una.
_______________
"Jevan,tolong ambilkan papah minum"titah papahnya.
Papah Jevan sekarang sudah siuman,pagi tadi dan sekarang Jevan sedang menyuapi papahnya untuk makan malam.
Jevan segera mengambil segelas air yang di berikan oleh suster tadi.
"Ini pah,sekarang papah makan lagi yah biar cepet sembuh"kata Jevan sambil menyuapi papahnya.
Sungguh papah nya terharu dengan perlakuan Jevan yang amat sangat hangat ini,papah nya merasa bersalah karna hampir setiap hari dia selalu memperlakukan Jevan tidak baik,dan selalu mengekang Jevan akan nilai dan peringkatnya tanpa memperdulikan kesehatan mental dan tidak memperdulikan apa yang Jevan mau.
"Jevan"panggil papahnya.
"Iya pah"jawab Jevan sambil tersenyum kepada papahnya.
"Maafin papah yah,papah selalu ngekang kamu,papah selalu mukul dan nampar kamu,dan papah selalu ngelarang kamu tentang impian kamu untuk jadi pemain basket,maafin papah,ga seharusnya papah memperlakukan kamu seperti ini Jevan,seharusnya papah mendukung kamu,papah minta maaf"lirih papah Jevan.
"Papah ga salah,Jevan yang selalu ngelawan papah,Jevan juga minta maaf atas segala apapun yang ngebuat papah sakit hati gara gara Jevan"air mata Jevan mulai keluar.
Jevan memeluk papahnya dan dibalas pelukan oleh papahnya juga,Jevan menangis tanpa henti,ini yang Jevan mau dari dulu sebuah pelukan hangat dari papahnya dan ucapan lembut yang membuat hati Jevan terasa nyaman.
"Papah maafin kamu,tapi kamu juga harus maafin papah yah,papah janji akan selalu menjaga kamu Jevan,dan akan mendukung impian kamu ini"kata papah Jevan sambil di beri anggukan oleh Jevan.
"Iya pah terimakasih karna sudah mau mendukung impian Jevan dan memaafkan Jevan,Jevan akan berusaha untuk mendapatkan impian itu demi papah dan bunda"jawab Jevan.
"Jevan besok kamu sekolah saja,papah akan di jaga oleh Bu Ida nanti"papah.
"Engga pah,Jevan mau ngejaga papah."jawab Jevan.
"Tapi hari ini kamu sudah tidak sekolah,papah hanya takut kamu bisa di keluarkan"kata papah Jevan,karna khawatir dengan anaknya.
"Ini kan baru 1 kali pah,sama besok berarti 2 kali jadi Jevan ga akan dikeluarin"jawab Jevan santai.
"Kamu ini yah,memang anak nakal"jawab papah Jevan sambil menggelengkan kepalanya dan tertawa,begitu juga Jevan,mereka tertawa bersama tapi tidak terlalu kencang karna mereka tahu tempat ini di rumah sakit sudah malam lagi.
"Sudah malam sebaiknya papah istirahat saja agar badan papah cepat pulih"kata Jevan,papah Jevan pun berbaring di ranjang nya,dan Jevan menarik selimut agar papah nya tidak kedinginan.
Setelah papah nya tertidur Jevan keluar dari ruangan papah nya karna dia ingin menghirup udara segar,dan melihat bulan.
"Bulan nya cantik,seperti Una"kata Jevan sambil tersenyum,tapi seketika senyum nya itu langsung pudar dia baru ingat jika sekarang Una membencinya,Jevan pikir Una akan lebih membencinya dan akan terluka jika dia mendekati Una,jadi Jevan bertekad untuk menjauhi Una karna dia tidak mau Una lebih terluka karna nya,walaupun sangat sulit tapi Jevan harus melakukan ini demi menjaga perasaan Una.
"Gue kangen Lo Una,tapi gue ga mau Lo terluka karna gue"_jevan.

KAMU SEDANG MEMBACA
JEVAN MAHENDRA ✓
Cerita Pendek"Jatuh cinta sama Luna tuh, konsekuensinya nahan sakit mulu" -Jevan. •100% fiction Start: 27 September 2022 End: 18 Desember 2022