21

27 6 0
                                    

Hari dimana turnamen basket itu tiba tepat di hari Sabtu. Mereka berempat langsung menuju ke tempat turnamen yang akan di selenggarakan. Mereka berangkat pukul 3 sore, karena turnamen nya akan di mulai pukul 4 sore karna perjalanannya lumayan jauh.

Yang menyetir mobil itu Dani dan di samping ada Caca lalu di belakang ada Una dan Aka, mereka sedang menuju tempat dimana turnamen basket akan diadakan.

"Ini yang dari sekolah kita cuman kita berempat doang?" tanya Caca.

"Engga, ada beberapa supporter dari sekolah juga, mereka udah sampai di sana kok" Kata Dani.

"Mereka kesana pake apa?" tanya Una.

"Mereka kesana pake motor" jawab Dani.

"Yang bener aja, pake motor cuy mereka ga takut" kata Una.

"Yah enggak lah, mereka udah biasa kali selalu ikut ngedukung kemana mana tim basket dari sekolah kita tanding" Kata Dani.

Una dan Caca hanya mengangguk dan ber OH ria, sementara Aka hanya diam saja karna dia sedang tidur sekarang.

"Anak Pak Mahardika kok diem aja tumben" Kata Dani.

"Dia mau muntah tadi gara gara Lo pake pengharum jeruk di mobil Lo ca, mana ada 4 lagi anjir yang bener aja Lo" ujar Una.

"Itu kerjaan papah gue anjir, kata papah gue gini, ga pake Rasa jeruk ga komplit" Kata Caca.

"Ga komplit gimana, ini anak orang hampir mati, untung dia bisa tidur loh sambil hidung nya sedikit di sumpel tisu" kata Una.

"Iya loh ca, mana banyak banget untung gue ga alergi soal pengharum jeruk" kata Dani.

"Tadi gue mau ganti pake yang coffe kan enak tuh" kata Caca.

"Iya enak yang coffe ga sih lebih tenang auranya ga kaya jeruk kek ngajak mati orang di dalam mobil" kata Una, dan di balas anggukan oleh Dani dan Caca.

Sampai di tempat turnamen basket

Mereka sudah sampai di tempat Jevan akan tanding basket mereka langsung duduk di area tribun bersama anak anak SMA Bhintara Jaya yang lain.

Beberapa menit menunggu akhirnya pertandingan nya di mulai, Jevan sebagai ketua masuk kelapangan dengan tim nya dan tim lawan juga.

Una yang melihat Jevan itu pun langsung kagum, jujur Jevan sangat tampan, Una tak berbohong, dengan Jersey basket yang di kenakan nya dan headband yang Jevan kenakan menambah ketampanan Jevan 1000 kali lipat dari biasanya.

Pertandingan pun dimulai, tim Jevan maju terlebih dahulu untuk menyerang dan merobohkan pertahan lawannya, Jevan sangat lincah dan sangat ahli dalam bermain basket dan yah Jevan memasukkan bola basket ke ring lawan dengan sempurna dan cepat, mereka ber 4 dan suporter dari SMA Bhintara jaya bersorak dan memberikan tepuk tangan untuk Jevan, Jevan yang sudah memasukan bola basket ke ring tersenyum bahagia dan seketika tidak sengaja melihat Una juga menonton pertandingan nya Jevan tersenyum kepada Una, jujur Una tidak menyangka apa Jevan benar bener tersenyum kepadanya ayolah senyum itu senyum yang selalu Una suka dari Jevan, senyum yang bisa membuat pertahanan dan hati Una runtuh seketika, Una pun membalas senyuman Jevan dan tim Jevan kembali menyerang.

Tim Jevan sudah mendapatkan banyak poin dan meninggalkan tim lawan, dan babak pertama selesai tim Jevan beristirahat dengan tim nya dan meminum minuman dingin itu.

Jujur Una ingin sekali menemui Jevan, tapi tidak mudah karna sebentar lagi babak ke 2 akan di mulai mungkin Una akan menemuinya setelah pertandingan berakhir.

Babak ke 2 dimulai, mereka sudah kembali ke lapangan dan sekarang giliran tim lawan yang mulai menyerang terlebih dahulu, lawan memulai serangan nya dan hampir saja memasukkan bola ke dalam ring tapi di tahan oleh tim Jevan, dan sekarang bola ada di tangan Jevan, Jevan langsung menyerang dan memasukkan bola basket itu dengan mudah ke ring dan di balas sorakan tepuk tangan dari supporter SMA BHINTARA JAYA.

Menit menit akhir, tim Jevan sekarang sedang menyerang untuk mendapatkan tambahan poin agar tim lawan bisa kalah kelak dan satu lemparan yang di layangkan Jevan itu masuk ke dalam ring, bola itu masuk dengan sempurna kedalam ring lawan, dan pertandingan selesai,tim Jevan memenangkan pertandingan nya dengan sangat keren dan sangat baik supporter SMA Bhintara jaya langsung bertepuk tangan dan bahagia begitu juga dengan Una, Caca, Dani dan Aka.

"Kita menang Una kita menang!" Kata Caca bersemangat.

"Iya ca kita menang" jawab Una tersenyum bahagia.

"Ayo samperin Jevan" kata Dani.

Mereka menghampiri Jevan yang sedang duduk dengan tim nya.

"Wih keren bro, bangga gue punya sahabat kaya Lo" Kata Dani sambil melakukan Tos tangan dengan Jevan.

"Selamat bro" Kata Aka juga ber Tos dengan Jevan.

"Jevan selamat yah, Lo keren banget gilaaaa"Kata Caca.

"Yoi makasih semua" Kata Jevan sambil tersenyum.

Seketika perhatian Jevan teralihkan oleh Una yang sedang terdiam di belakang Caca, sambil menunduk, Jevan langsung saja menghampiri Una.

"Lo ga mau kasih ucapan selamat ke gue?" tanya Jevan sambil tersenyum kepada Una.

Jantung Una berdetak kencang sekarang, ia segera menegakkan wajahnya untuk menatap Jevan, jujur Jevan sangat tampan dan wajah nya begitu dekat dengan nya.

"Eh i-iya selamat yah" jawab Una terbata bata karna tersipu malu.

Jevan yang melihatnya pun langsung tersenyum dan terkekeh lalu mengelus pucuk kepala una.

"Makasih yah Una" Kata Jevan sambil tersenyum.

"Kalian kesini naik motor?" tanya Jevan

"Enggak kita kesini pake mobil Caca" kata Dani.

"Oh gitu, Una balik bareng gue aja gimana?"

Una melotot apa dia salah dengar, Jevan memintanya untuk pulang bersamanya.

"Terserah Una aja, kalo dia mau" Kata Caca.

"Gimana? Lo mau ga?" tanya Jevan kepada Una sambil menaikkan satu alisnya dan senyum smriknya.

Una mengangguk malu, tapi dia senang Jevan sudah tidak bersikap dingin padanya.

"Oke nanti gue bilang Abang Lo yah, Una" kata Dani dan di beri anggukan oleh Una.

Mereka ber 3 pulang tanpa Una karna Una memutuskan untuk pulang bersama Jevan dengan motornya, Jevan memang kesini menaiki motor karna tadi ia tidak berangkat bersama yang lain, karena dia harus mengurusi papahnya dulu walaupun papahnya sudah pulang dari rumah sakit sekitar 1 Minggu yang lalu tapi Jevan masih sangat khawatir, bahkan ia ingin tidak mengikuti pertandingan basket dulu, tapi papahnya tidak mengizinkannya ia harus ikut karna Jevan adalah ketua, jadi Jevan harus bertanggung jawab untuk tim nya, maka dari itu Jevan menaiki motor dan sedikit terlambat tadi tapi syukurlah semuanya berjalan lancar.

JEVAN MAHENDRA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang