Tidak ada yang bisa diharapkan dari malam pertama mereka, itulah yang Jennie pikirkan saat ini. Terhitung, umur pernikahan mereka sudah memasuki hari kedua. Dan segalanya berjalan tanpa ada sesuatu yang istimewa.
Berhubung Jennie ini adalah orang penting, jadi dirinya tidak bisa berlama-lama menghabiskan waktu di hotel dengan alasan berbulan madu bersama suami. Lagipun, mereka juga tidak melakukan apa-apa, kan? Mereka hanya sibuk bermain ular tangga dan berbagi cerita tentang hal-hal konyol yang pernah mereka lakukan di masa lampau.
"Kau tahu? aku pernah memasukkan jari telunjukku ke raket nyamuk." kata Jennie.
Taehyung menyahut, "Lalu apa yang terjadi?"
"Ya, aku tersentrum biadab!"
Taehyung sontak tertawa, "Tak usah marah, semua manusia itu berhak menjadi bodoh."
"Aku kira tersentrum itu seru,"
"Ternyata?"
"Sakit, bajingan! Kau kira, enak apa?"
"Aish... mulutmu inginku masukkan ke mesin cuci. Kalau mau berbicara, gunakan filter sedikit!"
"Malas, lupakan saja ceritaku. Sekarang giliranmu, hal konyol apa yang pernah kau lakukan?"
Taehyung memandang kearah langit-langit kamar mencoba untuk mengingat kembali kepingan memori yang hampir terlupakan. Mereka berdua memang sedang berada diatas tempat tidur dengan kondisi sama-sama berbaring.
"Aku pernah semalaman berdiri dibawah derasnya air hujan." ucap Taehyung pada akhirnya.
Jennie pun memiringkan tubuhnya menghadap lelaki itu. "Kenapa kau melakukannya? Kau menunggu tersambar petir atau bagaimana?"
"Kau kira, aku tak takut mati apa?! Aku melakukan hal itu demi seseorang."
"Seseorang siapa?" tanya Jennie penasaran.
"Seseorang yang pernah aku cintai."
Seperti televisi berisik yang tiba-tiba mati karena listrik padam, mendadak suasana dikamar itu menjadi hening. Taehyung jadi teringat dengan kejadian dimana dirinya berusaha untuk menyelesaikan perselisihan yang terjadi diantara dirinya dengan sang mantan kekasih. Taehyung memang setulus itu mencintainya. Tetapi sayang sekali, hubungan mereka justru tak terselamatkan karena pihak wanita memutuskannya secara sepihak.
"Lima tahun silam, aku kehilangan dirinya. Dia adalah seseorang yang selalu menemani hari-hariku, menjadi penguat saat aku rapuh, dan menjadi sandaran terbaik saat aku sedih. Dia... segalanya bagiku."
"Sampai sekarang?"
Taehyung pun ikut memiringkan tubuhnya menghadap Jennie, kemudian ia mengangguk.
"Berarti kau masih mencintainya," kata Jennie.
"Tapi aku ingin melupakannya." tegas Taehyung.
"Dengan cara apa?"
Taehyung mengigit bibirnya sesaat sebelum mengatakan, "Dengan cara mencintaimu?"
Kedua alis Jennie langsung bertautan, "Kau bercanda?"
Taehyung hanya tersenyum menanggapi pertanyaan wanita itu. Ia pun memejamkan mata sambil berucap, "Mari tidur, aku mengantuk."
"Tunggu sebentar! Apa yang membuatmu mencintainya?"
"Apa harus ada alasan untuk mencintai seseorang?"
"Tentu saja harus. Barusan kau mengatakan ingin mencintaiku dengan alasan ingin melupakannya. Jika seperti itu, kau juga pasti punya alasan mengapa kau bisa mencintai perempuan itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐀𝐊𝐄 𝐒𝐓𝐀𝐓𝐔𝐒 || 𝐀𝐛𝐨𝐮𝐭 𝐔𝐬 ✓ [SUDAH TERBIT]
Fanfiction[18+] "Nona, sebenarnya apa yang kau inginkan dariku?" "Aku tak suka berbasa-basi. Jadilah kekasihku, akan aku fasilitasi hidup dan kebutuhanmu. Apa 850 juta won cukup untuk jajanmu selama satu bulan, tuan Kim?"