Dibanding merasa terkejut, Taehyung lebih merasa lega ketika melihat Jennie berdiri dihadapannya. Setidaknya dengan begitu ia akan lebih mudah terlepas dari pertanyaan-pertanyaan Jessica yang seolah menuntutnya untuk menerima perasaan yang sudah jelas akan Taehyung tolak.
Setelah saling melempar tatap lumayan lama, Taehyung pun keluar dari dalam lift, lalu ia memeluk pinggang Jennie dengan posesif. "Sorry, my sexy girl. Aku tidak bermaksud membuatmu menunggu lama, tadi ada panggilan penting yang harus aku angkat."
"Tidak masalah, tapi apa yang kau lakukan pada Jessica sampai raut wajahnya terlihat kesal begitu?"
"..."
Jennie tersenyum sekilas, lalu ia berjalan mendekati Jessica sembari menyibakkan rambutnya kebelakang. "Apa Taehyung sudah melakukan sesuatu yang tidak kau suka, Jes? Mewakili dirinya, aku minta ma'af jika dia sudah melakukan kesalahan. Karena selain diciptakan MENJADI JODOHKU, dia memang diciptakan untuk menjadi orang yang menyebalkan."
Taehyung menutup wajahnya sembari mencoba menahan tawa. Jennie memang patut diacungi jempol karena memiliki bakat menyentil perasaan orang lain dengan begitu elegan.
Jessica langsung tertawa remeh ketika menyadari sepupunya baru saja pamer. Jika seandainya mereka harus bermusuhan karena mencintai orang yang sama, Jessica sama sekali tidak keberatan. Jennie baginya hanyalah butiran debu yang mudah untuk ia singkirkan. Meskipun mereka bersaudara tapi hubungan darah diantara mereka tidak akan berlaku dalam urusan percintaan.
"Jane, can I be honest? Aku sedang tidak punya tenaga untuk berpura-pura menyukaimu hari ini,"
"Hahahaha it's okay! Whether you like me or not, a queen will still sit on her throne, Miss Lecturer."
"Bukankah kau tahu bahwa aku ahli dalam menilai seseorang? Even though you have a fiancé, but I know you love my husband. Berhubung aku tidak memiliki keistimewaan untuk mengendalikan perasaanmu, jadi aku harap kau bisa sadar diri dan tahu posisi. Aku akui kau dulu berjasa dalam hidupnya, tapi jasamu saja tidak akan bisa merebutnya dari sisiku. Apa kau mengerti?" tanya Jennie dengan tatapan yang menohok.
"Jennie Ruby Jane, just like the alphabet, I come before U. I was the first to know him, I was the first to know how his life. Meanwhile, you? You haven't even been with him for a year! But you want me to stay away from him with the alibi 'Sadar diri dan tahu batasan?' Cihhh... Don't expect me to do what you've asked!"
"Kau-"
Jennie geram lalu ia hendak menjambak rambut Jessica. Namun belum sempat hal itu terjadi, Taehyung sudah lebih dulu menariknya untuk menjauh.
"Jangan lakukan," pinta Taehyung dengan nada yang lembut.
"Tapi dia harus diberi pelajaran!" ucap Jennie sembari menunjuk Jessica. Jessica yang mendengar itu langsung memutar matanya, lalu ia bergegas pergi dari sana.
"Dia wanita yang keras kepala. Jika kau melakukan kekerasan kepadanya, dia bisa melakukan hal yang lebih keras kepadamu. Aku tidak ingin kau kenapa-napa,"
Penjelasan Taehyung itu tidak mendapatkan respon apa-apa dari Jennie. Jennie hanya diam saja dengan raut wajah yang terlihat cemberut. Jika ia memang ingin melindungi Taehyung dari Jessica, bukankah ia harus bermain 'cantik'? Tapi mau sekeras apapun ia berusaha, kalau Taehyung nya tidak berpendirian semuanya akan menjadi percuma.
"Listen, my husband. Aku bisa melawan siapapun yang ingin merebutmu dariku. Tetapi aku tidak bisa mengendalikanmu yang mungkin saja bisa tergoda dengan bujuk rayunya,"
Taehyung menatap Jennie dengan lekat, "Aku bukan lelaki yang kesetiaannya mudah goyah. Kenapa kau seperti meragukan diriku? I'll always be by your side, Jennie. Dalam kondisi apapun itu, aku akan terus berada disamping cintaku. That's my promise,"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐀𝐊𝐄 𝐒𝐓𝐀𝐓𝐔𝐒 || 𝐀𝐛𝐨𝐮𝐭 𝐔𝐬 ✓ [SUDAH TERBIT]
Fanfiction[18+] "Nona, sebenarnya apa yang kau inginkan dariku?" "Aku tak suka berbasa-basi. Jadilah kekasihku, akan aku fasilitasi hidup dan kebutuhanmu. Apa 850 juta won cukup untuk jajanmu selama satu bulan, tuan Kim?"