Ternyata memperistri Jennie sama dengan menambah beban Taehyung. Sekarang lelaki tampan itu baru mengerti mengapa dulu Jennie mengatakan bahwa Taehyung akan sibuk mengurusi dirinya suatu hari nanti. Dan ternyata inilah maksud dari perkataannya itu. Ketimbang merasa memiliki istri, Taehyung lebih merasa memiliki anak bayi. You know who that is, right? Bayi besarnya itu adalah Jennie Kim.
"Jane..." Taehyung mencoba menggoyangkan pundak Jennie yang masih tertidur.
"Kakekmu meminta kita datang ke pembukaan sekolah penerbangan miliknya hari ini. Apa kau tak ingat? Ayolah, bangun... Mulai dari bathrobe, outfit, alat make up bahkan sarapan pagimu sudah aku siapkan. Kau tidur sudah terlalu lama. Apa kau tak takut bangun-bangun ada di neraka?"
Jennie menggeliat lalu ia menempelkan jari telunjuknya dibibir Taehyung, "Berisik!" ucapnya sambil melanjutkan kegiatan tidurnya kembali.
"Astaga, ini sudah pukul sembilan pagi!"
"Lalu kenapa? Aku tidak perduli,"
"Jennie Kim, apa kau-"
"Apa bibirmu harus ku cumbu dulu agar kau bisa diam?" potong Jennie sembari membuka matanya. Kini rasa kantuk Jennie sudah menghilang karena ulah Taehyung yang tak bisa diam.
Spontan Taehyung menutup mulutnya menggunakan kedua tangan. "Jangan," cegahnya.
Mendengar hal tersebut Jennie langsung merotasikan matanya, lalu ia berdecih. "Cihhh... tak usah berlagak jual mahal. Aku bisa membuatmu menginginkan ciuman dariku setiap saat dan setiap waktu!"
Taehyung berkacak pinggang lalu kemudian ia menarik tangan Jennie agar bangun dari tempat tidur. "Nyonya tua ini terlalu banyak bicara. Sekarang, bangun dan pergilah ke kamar mandi!"
Dan Jennie pun langsung menggeleng. "Tidak. Aku sedang tidak mood menyentuh air."
Taehyung langsung menghela nafas. "Jika kau terus seperti ini, kita akan terlambat memenuhi undangannya, Jennie." ucapnya dengan nada selembut mungkin.
"Kenapa kau patuh sekali kepada kakekku? Jika dia meminta kita datang, kita tidak harus datang. Katakan saja padanya bahwa kau dan aku sibuk. Mudah kan? Tapi tampaknya kau suka sekali mempersulit kehidupan."
"Itu, kau tahu. Aku tidak seperti dirimu yang bisa menolak sesuatu tanpa berpikir. Aku menghargai undangan kakekmu, hanya itu. Sekarang, ayo mandi!"
"Ayo mandi? Maksudmu mandi bersama?"
Taehyung menggeleng, "No, aku sudah selesai mandi."
Jennie melipatkan tangan di dada lalu ia memalingkan mukanya. "Kalau begitu, mandikan aku."
"Kau bukan anak kecil, Jennie Kim." ucap Taehyung dengan ekspresi wajah yang datar.
"Jika kau tak mau, aku juga tak mau. Pergi saja ke universitas Aerospace nya sendirian! Aku takkan ikut bersamamu! Nanti jangan hah hoh hah hoh saja sampai disana,"
Jennie pun kembali membaringkan kepalanya diatas bantal empuk dengan niatan ingin melanjutkan kembali kegiatan tidur.
Memangnya tanpa kehadiran Jennie, apa yang bisa Taehyung lakukan? Anak introvert seperti Taehyung sedikit susah untuk berbaur dan berkomunikasi dengan orang-orang. Apalagi yang di undang kesana rata-rata para pejabat dan petinggi Korea Selatan. Akan memalukan jika Taehyung yang masih anak bawang berkeliaran tanpa seseorang yang berwawasan luas dan bagus dalam public speaking seperti Jennie Kim.
Taehyung pun naik ke atas ranjang, lalu ia mengangkat tubuh Jennie sampai wanita itu tersentak dan berteriak.
"Apa yang kau lakukan?! Turunkan aku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐀𝐊𝐄 𝐒𝐓𝐀𝐓𝐔𝐒 || 𝐀𝐛𝐨𝐮𝐭 𝐔𝐬 ✓ [SUDAH TERBIT]
Fanfic[18+] "Nona, sebenarnya apa yang kau inginkan dariku?" "Aku tak suka berbasa-basi. Jadilah kekasihku, akan aku fasilitasi hidup dan kebutuhanmu. Apa 850 juta won cukup untuk jajanmu selama satu bulan, tuan Kim?"