Entah mengapa perkataan Jennie tadi masih berputar dikepala Taehyung. Memiliki anak? Siap menjadi ibu? Apa Jennie benar-benar seserius itu dalam menjalin hubungan bersamanya? Taehyung saja, tak pernah memikirkan sampai kesana.
Selama ini, Taehyung berpikir bahwa bahtera rumah tangga yang mereka arungi hanya akan bertahan untuk sebentar. Bahkan mereka sudah sepakat untuk tidak tidur bersama, namun kemudian mereka jugalah yang melanggar kesepakatannya. Dan sekarang, haruskah mereka memiliki anak disaat perasaan mereka sendiri terlalu abu-abu untuk dikatakan saling mencinta?
Taehyung tampak memperhatikan Jennie yang masih sibuk menimang Alesya. Kini diruangan bayi itu hanya ada mereka. Bibi Anne sedang keluar untuk mengangkat panggilan penting dari atasannya.
"Jane, are you kidding about having a child?"
"Does my face look like I'm joking?"
"Uhm..., tidak. Aku hanya tidak menyangka mendengar kesiapanmu. Kadang aku masih suka bingung." ujar Taehyung.
Perkataannya itu tentu memancing Jennie untuk bertanya. "Bingung perihal apa?"
Dan Taehyung menjawab, "Hubungan kau dan aku. Kemana hubungan kita harus diarahkan?"
Jennie tersenyum kecut. "Kau dan aku sudah berjalan sejauh ini, tetapi kau masih bertanya harus diarahkan kemana hubungan kita? Kim Taehyung, jika kau merasa ragu dengan keputusanmu yang telah memilih hidup bersamaku, katakan saja dengan lantang. Aku tidak masalah jika kau ingin kita bercerai. Bukankah dari awal aku memberimu dua pilihan?"
"Jennie, bukan itu maksud dari pertanyaanku. Aku-"
"Kau cuman tak ingin menjadi ayah dari anakku. Itu saja."
Jennie pun keluar membawa Alesya untuk mencari baby sitter. Sementara Taehyung jadi merasa bersalah karena ia sudah memicu terjadinya perselisihan.
Dari yang Jennie lihat, sejak Bibi Anne menyinggung tentang keinginan memiliki anak, raut wajah Taehyung tampak tidak bersemangat. Hal itu mengingatkan Jennie pada malam pertama kali mereka bercinta. Dimalam itu Jennie melarang Taehyung untuk tidak memakai pengaman. Namun Taehyung menolak dengan alibi ingin berjaga-jaga. Bukankah itu agak aneh? Padahal yang akan ia tiduri itu adalah istrinya. Ia ingin berjaga-jaga dari apa?
"Jane! Jennie Kim! Listen to me!" ucap Taehyung terus memanggil.
Sementara Jennie makin mempercepat langkahnya setelah menitipkan Alesya pada salah satu baby sitter. Tampaknya, Ia sudah terlampau malas mendengar penjelasan yang ingin disampaikan Taehyung.
Sekarang jika kita membahas soal anak, sudah dari dulu Jennie ingin memilikinya. Tidakkah kalian ingat bahwa ia sempat berkeinginan membeli sperma lelaki tampan diluar sana? Dulu ia tidak perduli siapa yang akan menjadi ayah dari anaknya. Namun semua itu berubah ketika ia menikahi pria bernama Kim Taehyung. Mungkin Jennie memang belum merasa cinta, tapi ia sangat ingin memiliki satu duplikat seperti suaminya.
"Sayang! Berhenti dulu! Dengarkan aku!"
"Don't talk to me! I'm mad at you!"
Mengabaikan ucapan Taehyung, Jennie terus berjalan menerobos beberapa pekerja yang sedang mengangkut barang bantuan untuk dibawa masuk ke dalam panti. Ia terus saja menggerutu. Langkahnya yang mungil baru berhenti ketika ia tak sengaja menabrak body truk.
"Akh! Fuck! Fuck! Fuck! What the fuck!"
Baru mundur kebelakang, pinggang Jennie sudah tersenggol oleh kasur yang ingin dipindahkan. Jennie sudah bersiap-siap mengeluarkan kata-kata mutiara lagi, namun belum apa-apa kakinya tiba-tiba terpeleset dan ia reflek menarik baju seorang pekerja yang berdiri paling dekat dengan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐀𝐊𝐄 𝐒𝐓𝐀𝐓𝐔𝐒 || 𝐀𝐛𝐨𝐮𝐭 𝐔𝐬 ✓ [SUDAH TERBIT]
Fanfiction[18+] "Nona, sebenarnya apa yang kau inginkan dariku?" "Aku tak suka berbasa-basi. Jadilah kekasihku, akan aku fasilitasi hidup dan kebutuhanmu. Apa 850 juta won cukup untuk jajanmu selama satu bulan, tuan Kim?"