Kim Taehyung adalah lelaki normal. Jika diberi godaan secara terus-terusan, bagaimana ia akan tahan? Jennie bukanlah sesuatu yang mudah untuk Taehyung tolak. Meskipun dirinya kerap lolos dari godaan Jennie, namun sebenarnya ia mati-matian menahan diri.
Jennie hanya bisa membatu ketika merasakan kecupan Taehyung yang basah menyentuh permukaan kulitnya. Kemudian dipandanginya Taehyung yang sedang tersenyum dan bertelanjang dada.
"Apa yang baru saja kau katakan?" lirih Jennie dengan wajah yang masih terlihat terkejut.
"Kau bilang, kau tak ingin menjalankan pernikahan dibawah kesepakatan. Jika begitu, mari jalani pernikahan kita selayaknya pernikahan orang-orang. Kita tak perlu lagi menjaga jarak atau merasa sungkan. Yang perlu kita lakukan adalah saling menerima segala kelebihan dan kekurangan."
"Hm, apakah itu berarti kau menerimaku sebagai pasangan hidupmu?"
Taehyung tersenyum sekilas. "Bukankah jawaban dari pertanyaanmu itu sudah ku jawab sejak dihari pertama kau menyandang status sebagai istriku? Aku mengatakannya dengan lantang didepan semua orang. Atas izin Tuhan, I'll be your other half, Jennie Kim."
Mendengar penjelasan Taehyung, bagaimana mungkin Jennie tidak merasa senang? Jennie pun memejamkan matanya sejenak untuk membalas kecupan yang sempat Taehyung berikan.
Cup
"I want you..." lirih Jennie ketika menjauhkan wajahnya dari leher Taehyung.
"I want you more than you want me, my Jane."
Dan tanpa memperpanjang kata-kata mukadimah, Taehyung pun mulai mengelus bibir Jennie dan kemudian ia menciumnya dengan hati-hati. Sementara Jennie tak terlalu menunjukkan keahliannya karena Ia ingin memberikan Taehyung hak untuk sepenuhnya memimpin.
Dengan bibir yang masih bertautan, sentuhan tangan Taehyung pun mulai turun dari rahang ke leher. Leher ke payudara, payudara ke punggung dan punggung ke paha dalam Jennie. Setiap kali Taehyung melakukan pergerakan yang erotis, setelahnya pasti bibirnya akan mendapatkan hisapan dan gigitan kecil dari sang istri.
"ketika pertama kali kau melihatku tak memakai apapun, apa hal pertama yang terlintas dipikiranmu?" gumam Jennie disela-sela ciuman mereka.
"Big."
"Big? Apanya yang big? "
"Pintu kamar mandinya yang big. Kau lihat kan, ukurannya besar sekali?" ucap Taehyung sembari melirik sekilas ke arah kamar mandi.
Jennie pun menjauhkan wajahnya lalu ia memukul selangkangan Taehyung begitu saja. Taehyung sampai meringis dibuatnya.
"Kenapa kau selalu menyebalkan seperti ini?!"
Mengabaikan pertanyaan Jennie, Taehyung pun menekankan, "Jika ingin menjalankan pernikahan dengan benar, maka istri tak boleh memukul suami!"
"Jika suaminya sepertimu, maka sah-sah saja jika ku pukul!"
"Tapi-"
"Aku tanya, apa hal pertama yang terlintas dipikiranmu?!" ulang Jennie lagi.
"Big, Jennie. Big....."
Jennie merotasikan matanya. "Jangan bilang, shower nya yang besar?"
"Ya, memang besar juga kan shower nya?"
Ya Tuhan, Jennie ingin menangis saja. "Dasar kau, Taehyung pig! "
Sontak Taehyung tertawa puas sampai perutnya terasa sakit. Jika tak melihat Jennie kesal sehari saja, ia tak akan merasa senang. Dilihatnya lagi istrinya itu dengan lekat yang dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐀𝐊𝐄 𝐒𝐓𝐀𝐓𝐔𝐒 || 𝐀𝐛𝐨𝐮𝐭 𝐔𝐬 ✓ [SUDAH TERBIT]
Fanfiction[18+] "Nona, sebenarnya apa yang kau inginkan dariku?" "Aku tak suka berbasa-basi. Jadilah kekasihku, akan aku fasilitasi hidup dan kebutuhanmu. Apa 850 juta won cukup untuk jajanmu selama satu bulan, tuan Kim?"