Setelah Taehyung pertimbangkan, menjadi kekasih pura-pura bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan. Mengingat imbalannya begitu besar, mana mungkin Taehyung berani untuk menolaknya? Dilihat dari gaya, wajah, dan tutur kata Jennie saat berbicara, Jennie memang seperti tidak keberatan mengeluarkan banyak biaya.
Taehyung pun jadi bertanya-tanya, Jennie Kim itu sebenarnya sekaya apa? Sekaya apa dia sampai dia berani memberi uang jajan sebanyak 850 juta? Belum lagi Jennie baru saja memesan satu mobil mewah untuk Taehyung gunakan kelak. Taehyung tidak sedang bermimpi kan?
Kini Jennie tampak memperhatikan penampilan Taehyung dari atas sampai bawah. Dekil, pikirnya. Tapi untung saja muka lelaki itu sedikit menolong. Jadi Jennie hanya perlu meng-upgrade gayanya saja.
"Ayo ikut aku ke pusat perbelanjaan."
"Ba-baik, nona."
Jika nanti Taehyung terlihat semakin tampan, itu semua berkat campur tangan dari seorang Jennie Kim. Jennie memang memiliki selera fashion yang classy dan fancy. Beberapa kali dirinya juga turut diundang ke berbagai acara fashion week di negara-negara benua Eropa. Jadi tak heran mengapa selera nya sedikit tinggi. Melihat Taehyung yang seperti tukang kebun ini, membuat Jennie tak tahan untuk segera mengubahnya menjadi prince charming.
"Aku ingin beberapa kemeja dengan bahan yang sejuk. Apa kalian memiliki setelan jas keluaran terbaru?" tanya Jennie sembari melihat-lihat pakaian branded yang sedang terpajang.
"Punya nona. Mau berapa banyak?"
"10 saja. Dengan warna yang berbeda-beda."
"Baiklah, tunggu sebentar. Akan kami ambilkan."
Pramuniaga itu pun pergi meninggalkan Taehyung dan Jennie. "Nona Kim, bukankah kita hanya akan pergi ke acara pertunangan mantan mu saja? Lalu kenapa kau harus membeli banyak pakaian seperti ini?"
Jennie hanya menoleh sebentar sebelum ia melanjutkan kegiatannya memilih-milih pakaian. "Aku tidak terbiasa membeli satu barang."
"Tapi tidak perlu-"
"Jika ingin menjadi kekasihku, kau harus enak dipandang. Aku tak suka caramu berpenampilan. Entah itu masalah rambut, atau pakaian, kau.... terlihat berantakan. Memangnya apa kau pikir, kau hanya akan menjadi kekasihku selama satu malam?"
Taehyung menautkan alisnya, "Kau belum membahas berapa lama aku harus menjadi kekasihmu."
Jennie tersenyum sekilas. "Kau akan terus menjadi kekasihku, sampai aku bosan."
"Hm??? Tapi bagaimana jika kau tidak bosan-bosan?"
"Kau pikir aku akan merasa nyaman denganmu? Jika kau ingin tahu mengapa sampai saat ini aku masih melajang, itu karena aku wanita yang gampang bosan. Tak ada yang bisa menjamin berapa lama kau akan menjadi kekasih pura-pura ku. Bisa jadi, dua hari kedepan aku tidak menginginkan kehadiranmu."
"Cih, orang berpunya memang suka berbuat seenaknya!"
Jennie tertawa renyah, "Orang tak mampu, tak usah protes!"
"Setelah ini, aku akan menjadi orang kaya!" tekan Taehyung.
"Kalaupun itu terjadi, itu pasti berkat diriku!" timpal Jennie.
Ah, Ingin sekali tangan Taehyung memukul tenggorokan Jennie dengan tangkai sapu. "Kau sangat menyebalkan, nona. Sungguh."
"Terima kasih, aku anggap itu sanjungan darimu."
Tak lama setelah itu, dua orang pramuniaga pun datang membawa beberapa setelan jas yang Jennie minta tadi. Semua nya tampak bagus dan cocok ketika dikenakkan oleh Taehyung. Namun dibalik itu, ada satu hal yang membuat Taehyung geleng-geleng kepala. Wanita cantik itu hanya main tunjuk-tunjuk saja tanpa melihat harga ketika berbelanja. Sungguh jiwa miskin Taehyung can't relate.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐀𝐊𝐄 𝐒𝐓𝐀𝐓𝐔𝐒 || 𝐀𝐛𝐨𝐮𝐭 𝐔𝐬 ✓ [SUDAH TERBIT]
Fanfiction[18+] "Nona, sebenarnya apa yang kau inginkan dariku?" "Aku tak suka berbasa-basi. Jadilah kekasihku, akan aku fasilitasi hidup dan kebutuhanmu. Apa 850 juta won cukup untuk jajanmu selama satu bulan, tuan Kim?"