Setiap orang memang memiliki cara tersendiri untuk menggapai kebahagiaannya. Demikian pula dengan Jennie, dengan makan siang di Jepang dan membeli apapun yang ia inginkan adalah hal yang bisa membuatnya tersenyum sepanjang hari. Ia sudah terbiasa berpergian jauh hanya untuk urusan yang sepele. Terlahir dengan gaya hidup glamor membuatnya bisa melakukan hal yang tak mudah dilakukan oleh wanita lain.
Sebenarnya disitulah letak keistimewaannya, dia terlalu susah untuk di sama-sama kan dan dia tak bisa dibanding-bandingkan.
Meskipun usia pernikahan mereka hampir menginjak satu tahun, tapi Kim Taehyung masih sering mengalami culture shock setiap kali berurusan dengan anak Tiffany itu. Contohnya saja malam ini, Jennie menyuruhnya untuk makan malam dengan mengatakan sudah selesai memasak. Namun ketika Taehyung datang ke dapur, yang ia temukan bukanlah makanan, melainkan tiga gepok uang Dollar Amerika.
"What the fuck! Apa dia ingin aku memakan kertas-kertas ini?"
Taehyung berbalik, lalu ia masuk ke kamar dengan wajah cemberut. Kemudian ia mengadu kepada Jennie yang sedang tengkurap diatas tempat tidur.
"Sayang, tidak ada apapun dimeja makan. Bukankah tadi kau mengatakan bahwa kau sudah selesai memasak?"
"Hm,"
"Lalu dimana masakannya?"
"Sudahku buang ke dalam tong sampah,"
Jennie pun terlentang untuk menatap Taehyung yang masih berdiri memandanginya. Suaminya itu baru saja pulang dari kantor. Ia bahkan belum sempat mandi karena sudah tak tahan menahan rasa lapar.
"Kau pesan saja makanannya, bukankah uangnya sudahku taruh diatas piring?"
Taehyung menghela napas panjang lalu ia menarik rambutnya ke belakang. Rasanya ia ingin marah, Jennie memang suka memasak namun masakannya juga suka tak jadi. Mau seperti apapun ia berusaha membuat sesuatu, ujung-ujungnya masakan buatannya akan berakhir di tong sampah satu persatu.
"Lain kali tak usah memasak lagi," lirih Taehyung sembari membuka kancing bajunya.
"Kenapa?"
"Tanganmu hanya cocok memegang benda berlogo Chanel bukan memegang panci."
Seketika Jennie tertawa, "Aku ingin membuatkanmu sesuatu tetapi aku tidak bisa fokus memasak karena sejak pagi kepala ku pusing, badanku tak enak. Bukankah aku sudah mengabarimu bahwa aku pulang lebih awal dari jadwalku sebenarnya?"
"Hm," angguk Taehyung.
Taehyung pun menghampiri Jennie sembari melipatkan lengan kemejanya sampai siku. Tiga kancing nya ia biarkan terbuka hingga Jennie bisa melihat keindahan dada bidangnya yang mempesona.
"Are you sick, Lovely?" tanya nya dengan nada lembut.
Jennie yang merasakan usapan lembut dikepalanya langsung tersenyum, "I'm okay, Love."
"Apa tadi sudah makan?" tanya Taehyung lagi.
"Sudah, tapi... aku telah memuntahkan semuanya,"
"Kenapa? Ada apa denganmu? Lebih baik kita ke dokter sekarang. Sepertinya kau sedang sakit parah," ucap Taehyung dengan raut wajah khawatir.
Jennie yang melihat hal itu bukannya menenangkan, malah semakin membuat suasana yang mendukung agar Taehyung percaya bahwa ia benar-benar sakit parah.
"Sepertinya... tidak akan lama lagi," gumamnya dengan raut wajah yang sendu.
"Kau ini berbicara apa?!"
Mengabaikan pertanyaan Taehyung, Jennie lebih memilih memasang tampang sedih, "Benar-benar tidak akan lama lagi,"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐀𝐊𝐄 𝐒𝐓𝐀𝐓𝐔𝐒 || 𝐀𝐛𝐨𝐮𝐭 𝐔𝐬 ✓ [SUDAH TERBIT]
Fanfic[18+] "Nona, sebenarnya apa yang kau inginkan dariku?" "Aku tak suka berbasa-basi. Jadilah kekasihku, akan aku fasilitasi hidup dan kebutuhanmu. Apa 850 juta won cukup untuk jajanmu selama satu bulan, tuan Kim?"