07.01 am
Rasanya menyenangkan sekali bisa mendekap tubuh Jennie tanpa terhalang satu pakaian pun. Kini mereka berdua tengah berada didalam bathub sembari menikmati indahnya pemandangan pagi ditemani oleh alunan lagu Bruno Mars yang berjudul Versace On The Floor.
Samar-samar Jennie ikut bernyanyi mengikuti lirik dari lagu tersebut. Kemudian setelah itu, ia dapat merasakan usapan lembut yang diberikan Taehyung dibagian perutnya. Jennie pun sontak menoleh, namun yang ia dapatkan hanya senyuman hangat yang ditunjukkan oleh suaminya itu.
"Why are you smiling like that?" lirih Jennie.
"Uhm... aku hanya sedang berpikir, baru sampai mana 'mereka' berenang?" jawab Taehyung sembari bergerak untuk meneguk segelas anggur merah.
Seketika Jennie berdecih, lalu ia mencubit pelan paha Taehyung yang masih tertutupi oleh air dan busa. "Jangan sering-sering berkata seperti itu,"
"Memangnya kenapa?"
"Kau terdengar seperti pria mesum."
Taehyung langsung terkekeh, "Jika tak mesum, nanti kau tak sayang."
"Tak mesum pun, aku akan selalu sayang."
Taehyung pun reflek menempelkan pipinya dengan pipi Jennie. "Jika ku ingat-ingat, kau bahkan tidak pernah berkata bahwa kau mencintaiku."
"Apa setiap perasaan yang aku rasakan harusku utarakan dengan kata-kata seperti itu? Sama seperti bintang di langit, cinta yang ku punya untukmu tidak bisa dihitung oleh apapun."
"Dan sama seperti luasnya samudera, cinta yang ku punya untukmu sama sekali tidak bisa terukur. I'm so grateful to know you, Jennie Kim."
Taehyung pun mencium pipi Jennie, "Aku tidak pernah berpikir bahwa aku akan memiliki seseorang sepertimu. Pertemuan kita yang tidak keren membuatku tak pernah berharap bahwa aku akan menjadi lelaki yang kau cintai. Melihat dirimu yang punya segalanya, membuatku merasa sangat kecil dan tidak berarti. Kadang aku bertanya-tanya, pantaskah orang sepertiku ini menjadi pendamping hidup seorang cucu konglomerat? Karena ketika kau mengambil semua fasilitas yang sempat kau beri, disitulah aku menyadari sesuatu. Whatever I do, I'm nothing without you. Ma'afkan aku karena sudah menjadi lelaki yang tidak tahu diri."
Jennie tersenyum sekilas, "Sepertinya tiga bulan berpisah denganku membuatmu menyadari sesuatu yang seharusnya sudah kau sadari sejak awal. Aku menghukum mu bukan semata-mata karena kau berbuat kesalahan, melainkan aku ingin kau tahu bahwa akulah seseorang yang kau butuhkan. Aku memang membebaskanmu untuk memilih. Aku juga memberimu pilihan untuk melanjutkan hubungan ini atau tidak. Tapi dibalik itu, aku tidak pernah bersedia kehilangan dirimu, Kim Taehyung. If you are nothing without me, I'll lose my soul without you."
"Kata orang, cinta itu adalah kesalahan. Jika memang begitu, kau harus mendapatkan hukuman karena sudah membuatku sangat-sangat mencintaimu." sambung Jennie kemudian.
"Jika benar begitu, apa hukuman yang pantas untuk diriku?"
"Jadikan aku satu-satunya dan hiduplah bersamaku selama-lamanya."
Taehyung tertawa pelan, "Itu hukuman yang indah. Dengan sangat lapang dada, aku bersedia menerimanya."
Jennie ikutan tertawa, "Sudahlah, jari-jari tanganku sudah mulai keriput berendam bersamamu. Aku ingin keluar,"
"Keluar di dalam apa di luar?"
"Kau ini berbicara apa? Memangnya apa ada keluar tapi masuk kedalam?"
Taehyung mengulum senyumnya lalu ia mengusak rambut Jennie, "Jarang-jarang antena mu tak mendapatkan sinyal. Apa karena kau belum sarapan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐀𝐊𝐄 𝐒𝐓𝐀𝐓𝐔𝐒 || 𝐀𝐛𝐨𝐮𝐭 𝐔𝐬 ✓ [SUDAH TERBIT]
Фанфик[18+] "Nona, sebenarnya apa yang kau inginkan dariku?" "Aku tak suka berbasa-basi. Jadilah kekasihku, akan aku fasilitasi hidup dan kebutuhanmu. Apa 850 juta won cukup untuk jajanmu selama satu bulan, tuan Kim?"