Tak perlu diajari siapapun, Jennie juga tahu, bahwa janji dibuat bukan untuk diingkari. Tetapi tidak seperti ini juga. Kemunculan Elenna yang jelas-jelas pernah menjadi bagian terindah dalam kisah hidup Taehyung tentu membuat Jennie merasa tidak nyaman. Terlebih lagi, Elenna adalah satu-satunya perempuan yang sempat Taehyung cintai begitu dalamnya.
Kini hari sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Jennie tampak berjalan dengan gontai menuju kamar sang Ibunda.
Tok! Tok! Tok!
"Eomma," panggilnya dengan raut wajah lesu.
"Masuk saja, Sayang!" sahut Tiffany yang sedang duduk diatas ranjang sembari membaca sebuah majalah.
Jennie pun masuk, lalu ia membaringkan kepalanya di atas pangkuan Tiffany. Tiffany tampak tersenyum sekilas. "What's wrong, Princess? Apa ada sesuatu yang mengganggumu?" tanya nya sembari mengelus kepala putrinya.
Jennie terdiam cukup lama. Ia hanya sibuk menatap langit-langit kamar.
"Jika Eomma terlanjur berjanji pada seseorang, apa Eomma akan terus berusaha menepati janji Eomma itu?"
"Hmm... ya. Mau bagaimana pun, janji adalah sebuah tanggung jawab. Berani berjanji, maka harus berani menepati."
"Menepati ya, menepati. Tetapi bagaimana jika orang itu berasal dari masa lalu? Sebenarnya aku tidak ingin ambil pusing, Eomma. Janji mereka, urusan mereka. Tetapi entah mengapa, aku merasa sangat terganggu. Mantan kekasihnya sangat cantik. Dan aku-"
"Mantan kekasih siapa? Suamimu?" potong Tiffany.
Jennie pun mengangguk sebagai jawaban. "Aku dan Taehyung tak sengaja bertemu dengannya dirumah sakit."
"Lalu?"
"Lalu Taehyung memberinya kartu nama."
Tiffany langsung tertawa. "Jennie Kim, kau uring-uringan seperti ini hanya karena sebuah kartu? Mantannya itu mungkin memiliki kartu nama Taehyung. Tetapi yang memiliki kartu keluarga dengan lelaki itu hanya dirimu. Tak perduli seberapa cantik pun mantannya atau seberapa besar dulu Taehyung mencintainya, yang menjadi pemenangnya tetap dirimu. Kau wanita masa depannya. Tidakkah kau menyadari hal itu?"
"Aku tahu... tetapi bagaimana jika kebodohan Taehyung kambuh lagi? Bagaimana jika hatinya masih tertinggal di masa lalu? Menjadi wanita masa depannya saja belum bisa menjamin dia akan setia. Dulu dia pernah mengatakan bahwa dia sangat mencintai wanita itu, Eomma. Aku takut dia berpaling."
Tiffany tampak menyeruput teh hangatnya sejenak.
"Apa mantannya sehebat itu sampai putriku yang pemberani ini merasa takut? Between you and her, which one is better?"
"Tentu saja aku! I am rich, beautiful, high value, money machine, smart, independent woman, former pilot, airline CEO, and I can take whatever I want! Jika Eomma terlalu sulit memahaminya, ibaratkan saja dia becak dan aku Porsche. Levelku jauh diatas dirinya!"
"Yeokshi.... Tiffany's daughter! Eomma suka gayamu! Jika pemikiranmu seperti itu, apalagi yang membuatmu merasa insecure? Jika sampai Taehyung berpaling darimu, lakukanlah hal yang sama. Kau cantik, kaya dan berpendidikan. Mendapatkan yang lebih baik darinya tidak akan sulit bagimu. Eomma membesarkanmu bukan untuk disakiti olehnya. If he hurts you, just hurt him back. That's how to play in the world of love."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐀𝐊𝐄 𝐒𝐓𝐀𝐓𝐔𝐒 || 𝐀𝐛𝐨𝐮𝐭 𝐔𝐬 ✓ [SUDAH TERBIT]
Fanfiction[18+] "Nona, sebenarnya apa yang kau inginkan dariku?" "Aku tak suka berbasa-basi. Jadilah kekasihku, akan aku fasilitasi hidup dan kebutuhanmu. Apa 850 juta won cukup untuk jajanmu selama satu bulan, tuan Kim?"