2 Days Ago
At Doyoung's Private HouseSebenarnya Elenna tak enak hati ketika harus melibatkan Doyoung lagi ke dalam hidupnya. Tetapi mengabaikan tawaran Doyoung untuk tinggal ditempatnya, juga tak bisa Elenna tolak. Karena seperti yang kita ketahui bersama, Elenna hidup sebatang kara. Ia tak memiliki satupun kerabat atau keluarga.
"Mau sampai berapa lama kau bungkam?" tanya Doyoung. Ia tampak duduk dihadapan Elenna yang sedang menatap kosong ke arah jendela. "Sungguh, aku sudah lelah menanyakan hal yang sama. Apa aku tak pantas mendapatkan penjelasan dari dirimu? Aku ingin tahu kenapa kau pergi meninggalkanku. Aku ingin tahu siapa yang sudah menghamilimu,"
Elenna pun menoleh, lalu ia menatap Doyoung dengan wajah datar. "Mau aku beritahu atau tidak, keadaannya tidak akan berubah."
"Keadaan memang tak akan berubah tapi dengan memberitahuku, aku bisa meringankan beban yang kau pikul."
"Dengan cara apa?"
Tanpa ragu Doyoung menjawab, "Aku akan bertanggung jawab atas bayi sedang kau kandung."
Elenna membelalakkan matanya, "But this isn't your baby! Jangan bertindak gila, Doyoung! Kau dan aku tidak berada di level yang sama. Kau seorang Dokter, kau berasal dari keluarga terhormat. Sedangkan aku? Aku tak punya apapun yang bisa aku banggakan kepada dunia. Aku sudah kehilangan kehormatanku, aku sudah kehilangan pekerjaan dan tempat tinggalku. Satu-satunya yang aku punya sekarang hanyalah bayi ini. Pikirkanlah baik-baik sebelum kau memutuskan sesuatu. Tak ada keuntungan apapun yang bisa kau dapat, jika kau memilihku."
"Kenapa kau berkata seperti itu? Mimpi terbesarku adalah menikah bersamamu! Aku tak keberatan dengan keadaanmu sekarang! Bagiku, kau masih Elenna yang sama. Kau masih menjadi seseorang yang sangat aku cintai. Aku bisa memperjuangkanmu lebih dari siapapun, Elenna!"
Mata Elenna tampak memerah. "Lihatlah jari manismu," ucap Elenna sembari meraih tangan Doyoung. "Bukankah cincin ini menjadi pertanda bahwa kau akan menikah dengan wanita lain?"
"Cincin ini?" gumam Doyoung. Ia pun tersenyum lalu membuang cincin tersebut ke sudut kamar. "I'm single right now."
Elenna sungguh tak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat. Apa Doyoung sebegitu ingin bersamanya?
"Doyoung," lirih Elenna dengan raut wajah yang sendu. "Dari kemarin kau ingin tahu alasan kenapa aku pergi darimu, bukan?"
Doyoung mengangguk.
"Itu karena ibumu tahu siapa aku dan dia tahu bagaimana perasaanmu kepadaku."
"Hm? Apa maksudmu? Jangan bilang ibuku yang memintamu untuk pergi?"
Elenna tertawa kecil. "Kau adalah anak tunggal. Sangat wajar apabila ibumu ingin kau bersanding dengan wanita yang lebih baik dari diriku. Tetapi aku tidak akan berbohong, rasanya sangat berat memenuhi keinginannya yang memintaku pergi dari sisimu. Kau memang tak pernah mengatakan bahwa kau mencintaiku. Tetapi kau selalu ada ketika aku membutuhkan sesuatu. Mungkin saat itu kau mengira bahwa hatiku masih terisi oleh Kim Taehyung. Namun sebenarnya... aku sudah menyukaimu sejak hari dimana kau menjadi penyemangat dalam setiap langkah-langkah ku."
Baru membuka mulut ingin menyela, Elenna langsung berkata, "Tapi ini bukan tentang perasaanku, Doyoung! Aku tak meragukan kesanggupanmu yang ingin menikah bersamaku. Justru yang menjadi letak dari seluruh masalah disini adalah, kau tak akan mendapatkan restu ibumu untuk melakukan hal itu!"
Doyoung pun menggenggam jemari Elenna dengan lekat yang sangat dalam. "Dua hari lagi ayahku mengadakan pesta ulang tahun. Datanglah kesana, dan aku akan memperkenalkanmu sebagai calon istriku."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐀𝐊𝐄 𝐒𝐓𝐀𝐓𝐔𝐒 || 𝐀𝐛𝐨𝐮𝐭 𝐔𝐬 ✓ [SUDAH TERBIT]
Fanfiction[18+] "Nona, sebenarnya apa yang kau inginkan dariku?" "Aku tak suka berbasa-basi. Jadilah kekasihku, akan aku fasilitasi hidup dan kebutuhanmu. Apa 850 juta won cukup untuk jajanmu selama satu bulan, tuan Kim?"