MwC 6

75 8 0
                                    

Happy reading❤

Tok... Tok... Tok...

"Ben."

Tok... Tok... Tok...

Shakilla mengetuk pintu rumah Ben. Wanita gemuk yang memakai dress berwarna merah itu tersenyum bahagia, sembari menenteng dua paper bag ditangannya.

Ceklek

"Sayang." Ben menyambut Shakilla dengan pelukan hangat.

"Kamu lama banget, buka pintunya." Shakilla mengerutkan bibirnya.

Cup

"Tadi, aku di kamar jadi nggak dengar kamu. Sayang, udah lama ada disini?" Shakilla mengangguk.

"Ya ampun sayang, maafin aku. Sekarang ayo kita masuk kedalam. " Ben menggiring Shakilla masuk ke dalam rumahnya.

"Mama kamu, dimana? " Tanya Shakilla.

"Mama, lagi kerumah eyang. Mau nentuin tanggal nikah kita. " Shakilla tersipu malu saat mendengar kata tanggal nikah.

"Ih senyum-senyum gitu, udah nggak sabar mau jadi nyonya Ben. Ya. " Shakilla melengos.

"Apaansih kamu. " Ben tergelak, lantas ia mencubit pipi chubby Shakilla.

"Sayangnya aku lucu banget kalo lagi salting gini. "

Cup

"Kamu, mah kebiasaan main cium-cium. "

"Tapi kamu suka kan? " Ben berbisik pada telinga Shakilla dengan sensual. Namun, Shakilla yang diperlakukan seperti itu merasa risih, ini terlalu intim.

"Oh iya, aku bawa baju untuk kamu nanti di pakai kalo kita tunangan ya. " Shakilla menyerahkan paper bag itu kepada Ben.

"Dua? "

"Itu, untuk akad nikah kita nanti. " Ben menatap Shakilla dengan tatapan yang sulit di jelaskan.

"Makasih ya sayang, kamu selalu buat yang terbaik untuk aku. " Ben membawa Shakilla ke dalam pelukannya.

"Aku kan cinta sama kamu, makanya aku mau ngelakuin ini. Kamu juga selalu berikan aku yang terbaik, selalu ada untuk aku dan selalu kuatkan aku. "

"I love you. " Ben mengecup dahi Shakilla.

"Love you too. " Balas Shakilla seraya memeluk erat Ben.

Tok tok tok

Kemesraan mereka terganggu saat seseorang mengetuk pintu rumah Ben.

"Siapa sih itu, ganggu aja. " Ben mendumel kesal.

"Sana gih, buka, siapa tau mama kamu."

"Mama kita berdua sayang. " Ben meralat ucapan Shakilla, kemudian ia melangkah membuka pintu.

Beberapa saat kemudian senyum Shakilla luntur, ia sangat malas melihat sosok pengganggu di depannya itu. Tidak lain adalah Devo.

"Oh, ada Shakilla. " Ucap Devo dia lantas duduk berhadapan dengan Ben.

"Sayang, aku tinggal di sini dulu ya. Aku mau naik ke atas, mau ngambilin Devo dokumen. "

"Iya sayang. " Balas Shakilla dengan senyuman yang sangat terpaksa.

"Tenang, saya nggak akan ganggu kalian, saya kesini karena mau ngambil dokumen Pak Ben, setelah itu saya akan pergi. " Ujar Devo.

"Kamu, kalo ada perlu sama Ben, nggak usah terburu-buru. Santai aja, saya juga nggak papa. " Devo tertawa kecil.

Married with Crush (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang